KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
A. Judul
Kebutuhan cairan dan elektrolit
B. Definisi
Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Terdiri atas air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut) cairan tubuh terdapat dalam dua komponen yaitu cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Elektrolit merupakan sebuah unsure atau senyawa yang jika melebur atau larut dalam air atau pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik. Elektrolit yang mempunyai muatan positif disebut kation diantaranya adalah natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca+), magnesium (Mg2+) dan yang mempunyai muatan negatif disebut anion diantaranya adalah klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), dan fosfat (PO3-).
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intraverna dan didistribusikan keseluruh bagian tubuh.
Kebutuhan Cairan Anak
Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat seperti protein, lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran harus seimbang, bila terganmggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan cairan parentral, secara matematis keseimbangan cairan pada anak dapat di gambarkan sebagai berikut :
Umur | Berat Badan | Total/24 jam | Kebutuhan Cairan/Kg BB/24 jam |
3 hari 10 hari 3 bulan 6bulan 9 bulan 1 tahun 2 tahun 4 tahun 6 tahun 10 tahun 14 tahun 18 tahun | 3.0 3.2 5.4 7.3 8.6 9.5 11.8 16.2 20.0 28.7 45.0 54.0 | 250-300 400-500 750-850 950-1100 1100-1250 1150-1300 1350-1500 1600-1800 1800-2000 2000-2500 2000-2700 2200-2700 | 80-100 125-150 140-160 130-155 125-165 120-135 115-125 100-1100 90-100 70-85 50-60 40-50 |
Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil 1998), Suharyono, Aswitha, Halimun (1998) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak FK UI (1988), menyatakan bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah 2 tahun adalah sebagai berikut :
Derajat Dehidrasi | PWL | NWL | CWL | Jumlah |
Ringan Sedang Berat | 50 75 125 | 100 100 100 | 25 25 25 | 175 200 250 |
Keterangan :
PWL : Previous Water loss (ml/kg BB)
NWL : Normal Water losses (ml/kg BB)
CWL : Concomitant Water losses (ml/kg BB)
C. Tujuan
1. Untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
2. Untuk mencegah terjadinya hipovolemia dan hipervolemia
D. Indikasi dan kontraindikasi
a. Indikasi
1. Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).
2. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah terbatas.
3. Pemberian kantong darah dan produk darah.
4. Pemberian obat yang terus-menerus (kontinyu).
5. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
6. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
b. Kontraindikasi
1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
E. Komplikasi
1. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau “tusukan” berulang pada pembuluh darah.
2. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.
3. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah.
F. Prosedur Tindakan dan Rasional
1. Pantau
a. Input dan output setiap 8 jam
b. IV setiap 4 jam
c. Hasil elektrolit serum
Rasional : untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
2. Lakukan terapi yang ditentukan untuk mengatasi retensi cairan :
a. Diet natrium dibatasi
b. Input cairan dibatasi
c. Terapi deuretik
d. Evalusi keefektifan terapi : resolusi manifestasi kelebihan air tubuh
Rasional : natrium menahan air. Diuretic membantu membuang kelebihan air tubuh,
3. Beri tahu dokter bila retensi cairan menetap atau memburuk ( edema, roles, vena leher distensi, penambahan berat badan setiap hari, natrium serum rendah)
Rasional : temuan-temuan ini menandakan kebutuhan terhadap tes lanjut untuk mengesampingkan penyebab retensi cairan lainnya.
4. Berikan perawatan kulit dan mulut. Mandikan setiap dua hari sekali dengan menggunakan sabun ringan. Berikan lotion sesuai indikasi
Rasional : kulit dan mulut adalah kering dengan penurunan elastisitas, karena vasokontriksi dan penurunan air intraseluler. Mandi setiap hari dapat meningkatkan kekeringan.
5. Bantu dengan latiha rentang gerak pasif/aktif
Rasional : memperbaiki tonus otot dan menurunkan kram dan nyeri otot.
6. Berikan cairan IV (garam foal hypertonic) sesuai kebutuhan
Rasional : menggantikan kehilangan cairan dan natrium untuk mencegah dan memperbaiki hipovolemia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar