selamat datang

Kampus ku

Pesan Kami

DATA

Postingan
Komentar

Total Tayangan Halaman

Like Facebook


Senin, 26 September 2011

ANALISA DATA Pleumonia


ANALISA DATA

Nama : . Ruang :
Umur : No Reg :
No
Pengelompokan Data
Etiologi
Masalah
TTD
1
2
3
4
5
1.









DS : ibu klien mengatakan klien sesak nafas sejak tadi sore, sesak bertambah jika digunakan tidur, demam sejak 3 hari yang lalu dan suhu naik turun
DO :
  • Terdapat pergerakan cuping hidung.
  • Adanya tarikan intercostae
  • kejang berulang
  • Nafas cepat dan dangkal
  • Terdapat suara wheezing di sebelah kanan paru
  • Nadi : 100x / menit.
  • Suhu : 38 0C.
  • RR : 50 x/ menit.
  • Terpasang O2 2 lpm

Bronkospasme efektif















Pola nafas

















2.













DS : Ibu klien mengatakan anaknya bila di buat tidur malah sesak
DO :
  • kejang berulang
  • Nafas cepat dan dangkal
  • Terdapat suara wheezing di sebelah kanan paru
  • Nadi : 100x / menit.
  • Suhu : 38 0C.
  • RR : 50 x/ menit.
Terpasang O2 2 lpm

Sesak
Istirahat tidur

















DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : An. S Ruang : Anak
Umur : 3 thn No Reg : 10519172

No
Tgl
Pengelompokan Data
Yang Mengkaji
TTD
1
3
2
4
5
1.




















28-08-05


















Perubahan pola nafas b/d broncospasme efektif ditandai dengan :
DS : ibu klien mengatakan klien sesak nafas sejak tadi sore, sesak bertambah jika igunakan tidur, demam sejak 3 hari yang lalu dan suhu naik turun
DO :
Terdapat pergerakan cuping hidung.
Adanya tarikan intercostae
Nafas cepat dan dangkal
Terdapat suara wheezing di sebelah kanan paru
Nadi : 100x / menit.
Suhu : 38 0C.
RR : 50 x/ menit.
Terpasang O2 2 lpm





















1
2
3
4
5
























Gangguan istirahat tidur b/d sesak yang ditandai dengan :
DS : Ibu klien mengatakan sejak tadi malam klien tidak bisa tidur, sering terbangun pada malam hari.
DO :
kejang berulang
Nafas cepat dan dangkal
Terdapat suara wheezing di sebelah kanan paru
Nadi : 100x / menit.
Suhu : 38 0C.
RR : 50 x/ menit.
Terpasang O2 2 lpm

`













RENCANA KEPERAWATAN

Nama : . Ruang :
Umur : No Reg :
Tgl
Dx Kep
Tujuan
Intervensi
Rasional
TTD
1
2
3
4
5
6
1.
Perubahan pola nafas b/d bronkospasme efektif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 15 menit diharapkan pola nafas efektif dengan kriteria :
Ibu klien dapat menjelaskan penyebab dipasang O2
Keluarga klien bersedia untuk dipasang O2 2 lpm.
Klien terpasang O2 2 lpm.
Sesak berkurang, nafas spontan, tidak ada suara nafas tambahan
berikan penjelasan pada keluarga tentang penyebab sesak nafas.

anjurkan pada keluarga untuk memberi posisi kepala lebih tinggi dari dada dan ekstremitas.

auskultasi bunyi nafas 2 – 3 jam sekali.

dapat membuat kooperatif keluarga dalam tindakan keperawatan.
perluasan lapang dada kerena adanya ekspansi diafragma penting untuk merangsang batuk.
mengetahui adanya obstruksi pada saluran nafas dan


1
2
3
4
5
6


RR : 30 – 40 x / menit.


lakukan pemberian ventolin 1,2 cc dalam 0,2 cc PZ



menilai TTV / 4 jam.




kolaborasi atau lanjutkan program therapy
ampicillin 3 x 400 mg
ventolin 1,2 cc dalam 0,8 cc PZ


manifestasinya pada suara nafas.
ventolin sebagai bronkodilator mempermudah mengurangi bronkospasme.
peningkatan RR dan nadi merupakan manifestasi tingkat keparahan.
ampicillin sebagai pencegah terhadap komplikasi, ventolin sebagai bronkodilator.

1
2
3
4
5
6
2.







Gangguan istirahat tidur b/d sesak
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien dapat istirahat tanpa terganggu dengan kriteria :
keluarga klien dapat menjelaskan kembali tentang terganggunya tidur.
berikan penjelasan pada keluarga klien pentingnya tidur dan dampak kurang tidur.
berikan posisi kepala lebih tinggi dari dada, dan ekstremitas waktu tidur.

pengetahuan yang adekuat mempermudah intervensi.

sebagai perluasan ekspansi paru serta penurunan lendir.





montor jumlah tidur tiap hari



lakukan ventolin tiap 6 jam.

lanjutkan program therapy
ampicillin 3 x 400 mg.
HSD infus 840 cc / 6 jam,
O2 nasal kanule 2 lpm
Ventolun : PZ = 1 : 1






mengetahui seberapa jumlah tidur klien sesuai dengan perkembangannya.
mengurangi spasme bronkial.
ampicillin : mencegah komplikasi lebih lanjut,
HSD infus : mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
O2 2 lpm : mengurangi sesak dengan meningkatkan suplai O2.
Ventolin : mengurangi spasmebronkial.



IMPLEMENTASI

Nama : . Ruang :
Umur : No Reg :

No
Dx Kep
Tgl / Jam
Implementasi
TTD
1
2
3
4
5
1.
Perubahan pola nafas tidak efektif b/d bronko spasme
menjelaskan pada keluarga klien tentang penyebab sesak nafas.
Keluarga klien dapat menjelaskan kembali tentang penyebab asma.
Menganjurkan pada keluarga untuk memberikan posisi yang lebih tinggi dari dada dan ekstremitas.
Keluarga klien tampak memberikan posisi tersebut bila sesak timbul
Mendengarkan bunyi nafas tambahan wheezing
Terdapat wheezing pada sebelah paru bagian kanan.
Mengobservasi TTV
kejang berulang
Nafas cepat dan dangkal
Terdapat suara wheezing di sebelah kanan paru
Nadi : 100x / menit.
Suhu : 38 0C.
RR : 50 x/ menit.
Terpasang O2 2 lpm

Meberikan ventolin 1,2 cc kedalam PZ 0,8 cc
Pasien tampak lega dengan tindakan tersebut.

1
2
3
4
5
2.



Gangguan istirahat tidur b/d sesak
tentang pentingnya tidur dan dampak kurang tidur.
Keluarga klien dapat menjelaskn kembali tentang manfaat dan dampak kurang tidur.
Melakukan ventolin tiap 6 jam.
Klien tampak lega setelah dilakukan tindakan tersebut.















EVALUASI

Nama : . Ruang :
Umur : No Reg :
No
Dx Kep
Tgl / Jam
Catatan Perkembangan
TTD
1
2
3
4
5
1.
Perubahan pola nafas tidak efektif b/d bronko spasme

S : keluarga klien mengatakan klien kadang kala masih sesak nafas
O :
Keluarga klien kembali tentang penyebab asma.
Keluarga tampak memberikan posisi kepala lebih tinggi dari dada dan ekstremitas
Terdapat suara nafas tambahan di paru bagian kanan.
Pasien tampk lega setelah dilakukan pemberian ventolin
Nadi : 140 x / menit, Suhu : 37 80C, RR : 50 x / menit.
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Anjurkan pada keluarga untuk memberikan posisi lebih tinggi dari dada dan ekstremitas.
Auskultasi suara nafas tambahan ( wheezing ) tiap 2 – 4 jam.

1
2
3
4
5










I : intervensi sesuai dengan perencanaan.
E : masalah teratasi sebagian




1
2
3
4
5
2.



















Gangguan istirahat tidur b/d sesak







































S : keluarga klien mengatakan klien masih sering terbangun pada malam hari.
O :
Keluarga klien dapat menjelaskan kembali tentang manfaat dan dampak kurang tidur.
Pasien tampak lega setelah pemberian ventolin
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Monitor jumlah tidur tiap hari.
Lanjutkan pemberian ventolin tiap 6 jam.
Lanjutkan program therapy
infus HSD 840 cc / 6 jam
ampicillin 3 400gr
O2 nasal kanule 2 lpm.
Ventolin : PZ = 1 : 1
I : implementasi sesuai intervensi
E : masalah teratasi sebagian.













Moch. wahyu nc






Tidak ada komentar:

Posting Komentar