MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL
MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)
Pra Interaksi :
Mencari Informasi ttg nama,umur,alamat& riw.Medis
Mempelajari catatan status Kesehatan klien
Menjelaskan pd PA ttg klien baru yg akn mjd t.jawab tim
Menginformasikan Dr/Tim Kes lainnya yg b’T.Jawab trhadap Kes Klien
Menyiapkan diri untuk interaksi
1. ORIENTASI PASIEN BARU :
Orientasi
pasien baru merupakan kontrak antara perawat dan klien / keluarga
dimana terdapat kesepakatan antara perawat dengan klien/keluarganya
dalam memberikan Asuhan keperawatan.Kontrak ini diperlukan agar hubungan
saling percaya antara perawat dan klien / keluarga dapat terbina (
Trust )
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Orientasi dilakukan saat pertama kali oleh klien datang ( 24 jam pertama ) dan kondisi klien sudah tenang.
b.
Orientasi dilakukan oleh PP.Bila PP tidak ada PA dapat memberikan
orientasi untuk klien dan keluarga, selanjutnya orientasi harus
dilengkapi kembali oleh PP sesegera mungkin.Hal ini penting karena PP
yang bertanggung jawab terhadap semua kontrak atau orientasi yang
dilakukan
c. Orientasi diberikan pada klien dan didampingi anggota
keluarga yang dilakukan dikamar klien dengan menggunakan format
orientasi.Selanjutnya klien diinformasikan untuk membaca lebigh lengkap
format orientasi yang ditempelkan dikamar klien
d. Setelah orientasi ,
berikan daftar nama tim atau badge kepada klien dan keluarga kemudian
gantungkan daftar nama tersebut pada laci klien
e. Orientasi ini
diulang kembali minimal setiap dua hari oleh PP atau yang mewakili,
terutama tentang daftar nama tim yang sudah diberikan , sekaligus
menginformasi kan perkembangan kondisi keperawatan klien dengan
mengidentifikasi kebutuhan klien.
f. Pada saat penggantian dinas (
dikamar klien ),ingatkan klien nama perawat yang bertugas saat itu,bila
perlu anjurkan klien atau keluarga melihat pada daftar nama tim.
2. OPERAN / TIMBANG TERIMA
Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan kedaan klien, bertujuan :
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
b. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya
c. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
3. PROSEDUR TIMBANG TERIMA
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
a. Persiapan
1) Kedua kelompok dalam keadaan siap
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
b. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung jawab:
1) Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan
2)
Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima
dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan
serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
3) Hal-hal yang
sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat
secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang
berikutnya
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medik
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi dan dependensi
5)
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin.
Perawat yang melakukan timbang
terima daat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang kurang jelas. Penyampaan pada saat timbang terima
secara singkat dan jelas. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak
lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan
yang lengkap dan rinci. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara
langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat. Penyampaian operan di
atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru.
Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama
secara langsung melihat keadaan kien.
4. KONFRENSI :
Konfrensi
merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.Konfrensi dilakukan
setelah melakukan operan dinas ,sore atau malam sesuai dengan jadwal
dinas PP.Konfrensi sebaiknya dilakukan ditempat tersendiri sehingga
dapat mengurangi gangguan dari luar, Konfrensi bertujuan untuk :
a. Membahas masalah setiap klien berdasarkan renpra yang telah dibuat oleh PP
b. Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab masing – masing PA
c.
Membahas rencana tindakan keperawatan untuk setiap klien pada hari
itu.Rencana tindakan didasarkan pada renpra yang ditetapkan oleh PP
d. Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien yang menjadi tanggung jawabnya.
Kegiatan dalam Konfrensi :
a. Keadaan Umum Klien
b. Keluhan Utama
c. TTV dan Kesadaran
d. Hasil pemeriksaan Laboratorium/diagnostik terbaru
e. Masalah Keperawatan
f. Renpra hari ini
g. Perubahan terapi medis
h. Rencana Medis
PP mendiskusikan dan mengarahkan PA tentang masalah yang terkait dengan keperawata lien meliputi :
a.
Keluhanklienyangterkaitdengan elayanan,seperti:keterlambatan,kesalahan
pemberian makan,kebisingan pengunjung lain,ketidakhadiran dokter yang
dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infus
c. Ketepatan pemantauan asupan haluaran cairan (I/O )
d. Ketepatan pemberian oral atau injeksi
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
f. Ketepatan Dokumentasi.
5. RONDE KEPERAWATAN
Suatu
kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk mermbahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus terntentu
harus dilakukan oleh penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh
anggota tim.
Karakteristik :
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
e.
Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
Tujuan :
a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis
b. Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien
c. Meningkatkan vadilitas data klien
d. Menilai kemampuan justifikasi
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
f. Meningkatkan kemampuan untuk emodifikasi rencana perawatan.
Peran Perawat primer dan perawat asosiet
Dalam
menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
a. Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
d. Menjelaskan tindakan selanjtunya
e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
Peran perawat primer lain dan atau konsuler
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta,tindakan yang rasional,
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
Pesiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
b. Pemberian informed consent kepada klien/keluarga
Pelaksanaan Ronde
a.
Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan
difokuskan 2). pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan
c. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan
Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menerapkan tindakan yang perlu dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Nining,
2008, Sistematika Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP),
http://ns-nining.blogspot.com/2008/10/manajemen-keperawatan-model-praktek_6215.html
Sitorus Ratna, Yulia, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan Implementasi,. EGC, Jakarta
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit,. EGC, Jakarta