KASUS
Di
rumah sakit X terdapat 11 ruang, ruang A untuk poli RUANG BCD untuk
rawat inap dan 5 ruang lain untuk penunjang. di bangsal B ada 1 perawat
PA yang suka membolos, perawat PA 2 suka membangkang, KATIM 1 sering
terlambat datang, KARU sibuk dengan agenda rapat . tentukan konsep
leadership untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Identofikasi diagnosis kasus/topik
1. perawat 1 suka membolos
2. perawat 2 suka membangkang
3. katim 1 sering terlambat datang
4. karu sibuk dengan agenda rapat
Proses penyelesaian kasus berdasar literatur .......
Leadership adalah..... (literatur)
Macam-macam ledership.....
tugas dan tanggungjawab ledership...
F. penyelesaian masalah....
A. Pengertian Kepemimpinan / Leadership
Leadership
atau kepemimpinan adalah sebagai suatu kegiatan yang dilakukan melalui
individu dan kelompok untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan.Hersey dan Blanchand (1977).
Dalam konteks yang lebih luas, Flishmen (1973) mengartikan kepemimpinan
(Leadership)
Sebagai suatu kegiatan yang menggunakan proses komunikasi untuk
mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok kearah pencapaian tujuan
dalam situasi tertentu. Flishmen (1973).
B. KEGIATAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan
termasuk kegiatan berikut : mengarahkan, atau menunjukkan jalan,
mensupervisi, atau mengawasi tindakan, dan mengkoordinasikan, atau
mempersatukan usaha dari individu-individu yang berbeda.
Dari
semua aktivitas, mengarahkan adalah yang paling sulit. Untuk memimpin
bawahan sepanjang jalan tindakan yang telah ditetapkan, seorang pemimpin
harus memiliki gambaran akhir yang jelas, harus terbiasa dengan
kemampuan dan motivasi bawahan, dan harus menghargai pengeluaran waktu
dan usaha mengikuti jalan yang telah ditentukan.
Mengarahkan
orang lain merupakan transaksi yang rumit karena hal tersebut
menempatkan pemimpin di dalam peran otoriter atau parenteral, sehingga
bawahan cenderung untuk bereaksi melawan. Mengawasi merupakan kegiatan
termudah dari ketiga kegiatan tersebut karena tanggung jawab supervisor
sendiri mendatangkan keingintahuan dan perhatian mengenai kontribusi
bawahan.
Akhirnya
koordinasi merupakan kegiatan kepemimpinan yang sangat penting karena
kecuali usaha, semua pegawai disatukan dan difokuskan jelas pada tujuan
kelembagaan, tenaga ahli yang bermacam-macam bias bekerja pada maksud
yang sama satu sama lain.
C. PERAN KEPEMIMPINAN
Demi
kejelasan, manajer di setiap lapisan hirarki kelembagaan sebaiknya
dihubungkan dengan istikah yang berbeda. Manajer puncak, seperti
direktur keperawatan, dihubungkan dengan eksekutif. Manajer di lapis
selanjutnya adalah seorang administrator atau pengelola. Manajer dalam
urutan menengah disebut supervisor. Manajer lini pertama unit rawat
pasien disebut kepala perawat atau manajer rawat pasien. Manajer pada
setiap lapisan hirarki mengarahkan, mengawasi, dan mengkoorninasikan
usaha dari bawahan, namun manajer di lapisan atas dan lapisan rendah
berbesa di dalam kekhususan pengarahan, dekatnya supervisi, metode
koordinasi.
Kepala
perawat memberikan pengarahan rinci dan tegas kepada staf perawat,
terkadang bekerja di samping bawahannya untuk memeriksa ketrampilan
tehnis atau ketrampilan perorangan, dan mngkoordinasikan kegiatan staf
lewat patroli harian ke rumah sakit, laporan tim, dan tinjauan rencana
perawatan pasien.
D. GAYA KEPEMIMPINAN
Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan dibedakan menjadi empat (4), yaitu :
a. Otoriter
Merupakan
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Menggunakan
kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua
tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi
diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dengan reward dan
punishment.
b. Demokratis
Merupakan
kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemapuan setiap staf.
Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari
staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat
rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan
seluas-luasnya dan terbuka.
c. Partisipatif
Merupakan
kepemimpinan gabungan antara otokratik dan demokrasi, yaitu pemimpin
yang menyampaikan hasil analisa masalah dan kemudian mengusulkan
tindakan tersebut pada bawahannya. Staf diminta saran dan kritiknya
serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan
akhir ada pada kelompok.
d. Bebas Tindak
Merupakan
kepemimpinan offisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa
pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf / bawahan mengevaluasi
pekerjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber
informasi dan pengendalian secara minimal.
E. MODEL KEPEMIMPINAN
terdapat tiga model kepemimpinan yaitu model Ohio state, kepemipinan situasional, dan managerial grids. (La Monica 1986).
1. Model Ohio state
model
ini pertama kali dikembangkan oleh anggota staf dan Ohio state
leadershift studies (La monica 1986). model ini mengandung dua komponen
prilaku kepemimpinan yaitu struktur perkasa dan pertimbangan.
Struktur
perkasa menggambarkan upaya pemimpin untuk melakukan pengorganisasian
dan mendefisinikan kegiatan para anggota kelompok beserta peran yang di
embanya. struktur ini membutuhkan komunikasi satu arah karena pemimpin
mengarahkan anggotanya mengenai apa yang harus dikerjakan dan upaya
pencapaian tujuan.
Pertimbangan
sebagai komponen kedua dalam model ini melibatkan komunikasi dua arah
untuk menjawab kebutuhan klompok melalui menanyakan pendapat, keyakinan,
dan keinginan. setelah itu mendiskusikan dalam klompok untuk mencapai
suasana saling percaya,saling menghormati dan menimbulkan kehangata
diantara mereka yang pada akhirnya menciptakan hubungan interpersonal
yang efektif.
Berdasarkan
model ini akan menghasilkan 4 prilaku gaya kepemimpinan yaitu
Pertimbangan tinggi-struktur rendah,Struktur tinggi-pertimbangan tinggi,
Struktur rendah-pertimbangan rendah, dan struktur tinggi-pertimbangan
rendah.
2. Kepemimpinan Situasional
Teori
ini dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard (1977) yang merupakan
pengembangan dan model Ohio State. secara visual model ini sama persis
dengan model Ohio State, hanya terjadi perubaha nama-nama yang terdapat
pada masing-masing jendela. dalam model ini,struktur prakarsa di ganti
atau setara dengan tugas dan pertimbangan setara dengan hubungan atau
relasi.
berdasarkan
model ini akan muncul 4 karakteristik prilaku kepemimpina, yaitu
hubungan tinggi-tugas rendah, tugas rendah-hubungan rendah, tugas
tinggi-hubungan tinggi, dan tugas tinggi-hubungan rendah.
3.Managerial Grid
Model
kepemimpinan ini dikembangkan oleh Blake dan Mouton (1978) yang pada
tahun 1981 dengan Tapper mencoba model ini dalam keperawatan. secara
garis besar, model ini terbagi dalam beberapa kisi-kisi
yang terdiri atas lima gaya kepemimpinan yang didasarkan pada suatu
kombinasi kepedulian terhadap produksi atau tujuan institusi dan
kepedulian terhadap orang.
terdapat
sembilan skala yang setiap komponennya bergerak dan sekala terendah (1)
ke sekala tertinggi(9). berdasarkan model ini, perilaku kepemimpinan
terbagi atas lima macam, yaitu kepemimpinan Otoritas-Kepatuhan (9.1),
Kepemimpinan tim (9.9),Kepemimpinan “country club” (1.9), kepemimpinan
miskin (1.1), dan kepemimpinan orang organisasi (5.5).
4. Kepemimpinan Efektif
Berbagi
macam karakternistik perilaku kepemimpinan berdasarkan model
kepemimpina di atas dalam implementasinya dipengaruhi oleh faktor
situasi yang kerap disebut dengan tingkat kedewasaan.Faktor-faktor
tersebut kemudian dikelompokan kedalam empat kategori, yaitu Kedewasaan
tingkat rendah yang ditandai dengan tidak mampu dan tidak mau (unable
and unwilling or insecure), Tingkat rendah-sedang yang dicirikan dengan
tidak mampu tetapi mau (unable but willing or conviden), tingkat
sedang-tinggi dengan ciri-ciri mampu tetapi tidak mau (able but
unwilling or insecure),dan kedewasaan tingkat tinggi dengan ciri-ciri
mampu dan mau (able and willing or cinviden).
F. KOMPETENSI KEPEMIMPINAN
e. Berkomunikasi tentang organisasi dan dalam memfasilitasi kegiatan organisasi dan pelaksanaan perubahan.
f. Bendelegasikan dan mendapatkan orang lain untuk melaksanankan tugas dan menerima tanggung jawab
g. Menseleksi dan memilih pegawai yang tepat
h. Menciptakan budaya organisasi yang kondusif dan efektif
i. Mengkonsultasikan dengan staf dan orang lain di luar organisasi yang sesuai tentang keadaan organisasi
j. Mengenal kapan peraturan harus dilaksanakan ( fleksibilitas )
G. Tugas dan Tanggungjawab Leadership
Berdasarkan hierarki tugasnya pimpinan dikelompokkan sebagai berikut :
a. Pimpinan tingkat pertama ( Lower Manager )
Adalah
pimpinan yang langsung berhubungan dengan para pekerja yang menjalankan
mesin peralatan atau memberikan pelayanan langsung pada konsumen.
Pimpinan ini diutamakan memiliki proporsi peranan technical skill yang
terbesar dan konseptual skill yang terkecil.
b. Pimpinan tingkat menengah ( Middle Manager )
Adalah
pimpinan yang berada satu tingkat di atas Lower Manager. Pimpinan ini
menjadi saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara Lower
Manager dan Top Manager , yakni pimpinan puncak ( di atas
Middle Manager ) sehingga pimpinan ini diutamakan memiliki kemampuan
mengadakan hubungan antara keduanya. Konseptual skill adalah
ketramp[ilan dalam penyusunan konsep - konsep, identifikasi, dan
penggambaran hal - hal yang abstrak. Sedangkan techmnical skill adalah
ketrampilan dalam melakukan pekerjaan secara teknik. Hubungan antara
manusia merupakan ketrampilan dalam melakukan komunikasi dengan sesama manusia lain.
c. Pimpinan puncak ( Top Manager )
Pimpinan
puncak adalah manajer yang menduduki kewenangan organisasi tertinggi
dan sebagai penanggung jawab utama pelaksanaan administrasi. Pimpinan
ini memiliki proporsi peranan konseptual skill yang terbesar dan
technical skill yang terkecil.
Peranan pemimpin terhadap kelompok:
a. Sebagai
penghubung interpersonal, yaitu merupakan simbul suatu kelompok dalam
melakukan tugas secara hukum dan sosial, mempunyai tanggung jawab dan
memotivasi, mengatur tenaga dan mengadakan pengembangan serta merupakan
penghubung jaringan kerja di luar kelompok.
b. Sebagai inovator atau pembaharu
c. Sebagai
pemberi informasi, yaitu memonitor informasi yang ada di lingkungan
organisasi, menyebarluaskan informasi dari luar kepada bawahan dan
mewakilikelompok sebagai pembicara.
d. Menghimpun kekuatan
e. Merangsang perdebatan masyarakat
f. Membuat kedudukan perawat di media massa
g. Memilih suatu strategi utama yang paling efektif, bertindak di saat yang tepat
h. Mempertahankan kegiatan
i. Memelihara formaf desentralisasi organisasi
j. Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik
k. Mempelajari pengalaman
l. Jangan menyerah tanpa mencoba.
H. Penyelesaian masalah
1. Perawat Pa yang suka membolos
untuk
menyelesaikan masalah ini yang harus dilakukan adalah dengan cara
mengidentifikasi penyebab suka membolos, apakah memang perawat Pa males
untuk berangakt dinas atau memang sudah bosan menjadi perawat. faktor
ini lah yang perlu di perhatikan sebelim memberikan sanksi atau teguran
kepada perawat yang suka membolos. jika alasan membolos sudah
teridentifikasi dengan jelas maka pengambilan keputusan sanksi yang akan
di berikan hendaknya sesuai dengan tingkat pelanggaran yang di
laukukan, berat-ringanya pelanggaran yang di lakukan, semakin sering
membolos berarti semakin tegas sanksi yang di berikan. Sehingga perawat
yang suka membolos itu dapat menginstrokpeksi diri dan kembali disiplin
dalam melaksanakan tugasnya.
2. Perawat yang suka membangkang
Untuk
menyelesaikan masalah ini yang harus dilakukan adalah dengan cara
mencari tau apa yang sebenarnya diinginkan perawat tersebut, kemudian
mencari alasan mengapa perawat tersebut membangkang(apakah karena
kondisi tubuh yang kurang fit atau kecapekan dan adanya masalah pribadi)
sehingga masalah terseret pada lahan bekerja, mengetahui tugas utama
seorang perawat. Jika perawat tersebut membangkang karena alasan yang
baik,rasional dan masih dalam prosedur keperawatan maka kita harus
memberi kesempatan perawat tersebut untuk menjelaskan apa keinginan
sesungguhnya. Jika perawat tersebut membangkang karena alasan yang tidak
rasional dan hanya keinginan pribadi, atau memang perawat tersebut
sudah bosan menjadi seorang perawat maka kita harus memberikan
penjelasan yang rasional dan menjelaskan tugas utamanya. Bila perlu
memberi sanksi untuk perawat yang membangkang tersebut karena alasan
yang tidak rasional sehingga perawat tersebut mempunyai kemauan untuk
merubah sikapnya.
3. Katim1 sering terlambat datang
Pada
masalah ini kita harus mengetahui apa yang menjadi penyebab katim
tersebut sering terlambat datang(apakah karena jarak antara rumah dan
rumah sakit yang jauh, karena kesibukan dalam rumah tangganya atau
karena memang katim tersebut tidak bisa membagi waktu secara efisien)
sehingga katim tersebut sering terlambat datang. untuk masalah ini maka
kita harus memberikan teguran pada katim tersebut, bila masih terlambat
katim tersebut harus diberi penjelasan dan sanksi yang sesuai dengan
kesalahanya. Hal tersebut adalah untuk membangun katim menjadi lebih
bertanggung jawab, disiplin dan lebih bisa mengatur waktu dengan baik.
I. Tugas dan tanggung jawab Kepala ruang
A. Perencanaan
1. Menunjuk perawat primer dan mendeskripsikan tugasnya masing – masing.
2. Mengikuti serah terima pasien di-shift sebelumnya.
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien yang dibantu perawat primer.
4. Mengidentifikasi
jumlah perawat yang dibituhkan berdasarkan aktivitas dan tingkat
ketergantungan pasien dibantu oleh perawat primer.
5. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
6. Mengikuti
visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis
yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap klien.
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan:
a) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
b) Membimbing penerapan proses keperawatan
c) Menilai asuhan keperawatan
d) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
e) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk.
8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
9. Membantu membimbing terhadap peserta keperawatan
10. Menjada visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
B. Pengorganisasian
1. Merumuskan metode penugasan yang dilakukan
2. Merumuskan tujuan metode penugasan
3. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat associate secara jelas
4. Membuat rencana kendali kepala ruangan yang membawahkan 2 perawat primer dan perawat primer membawahkan 2 perawat associate.
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, mengatur proses dinas, mengatur tenaga yang ada tiap hari, dan lain-lain
6. Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
7. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
8. Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada perawat primer
9. Mengetahui kondisi klien dan menilai tingkat kebutuhan pasien
10. Mengembangkan kemampuan anggota
11. Menyelenggarakan konferensi.
C. Pengarahan
1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
2. Memberikan pujian terhadap perawat yang mengerjakan tugas dengan baik
3. Memberikan motivasi dalam peningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan yang berhubungan dengan askep pasien
5. Membimbing bawahan jika mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
6. Meningkatkan kolaborasi
D. Pengawasan
1. Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi secara langsung dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
2. Melalui Supervisi
a. Pengawasan
langsung melalui inspeksi, mengamati sindidi atau melalui laporan
langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawasi kelemahan-kelemahan
yang ada saat ini
b. Pengawasan
tindak langsung; yaitu dengan mengecek daftar hadir, membaca dan
memeriksa asuhan keperawatan, serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilakukan (didokumentasikan), mendengarkan
loporan dari perawat primer
3. Evaluasi
a. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama.
b. Audit keperawatan
J. Tugas perawat primer
1. Menerima pasien dan mengkaji pasien secara komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3. Melaksanakan rencana keperawatan yang telah dibuat selama dinas
4. Mengominikasikan dan mengoordanisasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplen lain maupun perawat lain.
5. Mengevaluasi rencana yang telah dicapai
6. Menerima dan menyesuaikan rencana
7. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
8. Melakukan rujukan kepada pekarya social, kontak dengan lembaga social di masyarakat.
9. Membuat jadwal perjanjian Klinis
10. Mengadakan kunjungan rumah.
K. Peran Ketua Tim
1 Pengkajian : mengumpukan data kesehatan klien
2. Perencanaan :
Fungsi perencanaan dan ketenagaan:
a. Bersama Karu melaksanakan serah terima tugas
b. Bersama karu melaksanakan pembagian tugas
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan
d. Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
e. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
f. Mengorientasikan klien baru pada lingkungan
g. Melakukan pelaporan dan pendokumantasian
3. Implementasi
Fungsi pengorganisasian:
a. Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
b. Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien
c. Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan
d. Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama tim kesehatan lain
e. Mengatur waktu istirahat anggota tim
f. Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota tim
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
Fungsi pengarahan:
a. Memberikan pengarahan kepada anggota tim
b. Memberikan bimbingan pada anggota tim
c. Memberikan infromasi yang berhubungan dengan askep
d. Mengawasi proses pemberian askep
e. Melibat anggota tim sampai awal dan akhir kegiatan
f. Memberikan pujian/motivasi kepada anggota tim
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
4. Evaluasi:
Fungsi pengendalian:
a. Mengevaluasi asuhan keperawatan
b. Memberikan umpan balik pada pelaksana
c. Memperhatikan aspek legal dan etik
d. Melakukan pelaporan dan pendokumantasian
L. Peran perawat pelaksana
1. Pengkajian : mengkaji kesiapan klien dan diri sendiri untuk melaksanakan suhan keperawatan.
2. Perencanaan:
Fungsi perebncanaan dan ketenagaan:
a. Bersama Karu mengadakan serah terima tugas
b. Menerima pembagian tugas dari katim
c. Bersama katim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
d. Mengikuti ronde keperawatan
e. Menerima klien baru
3. Implementasi
Fungsi pengorganisasian:
a. Menerima penjelasan tujuan pengorganisasian tim
b. Menerima pembagian tugas
c. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh katim
d. Melaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan lain
e. Menyesuiakn waktu istirahat dengan anggota tim lainnya
f. Melaksanakan asuhan keperawatan
g. Menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang dilaksanakan
Fungsi pengarahan:
a. Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim
b. Menerima informasi yang berkaitan dengan askep dan melaksanakan askep dengan etik dan legal
c. Memehami pemahaman yang telah dicapai
d. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
4. Evaluasi
a. Fungsi pengendalian:
b. Menyiapkan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses evaluasi serta ikut mengevaluasi kondisi pasien.
P e n u t u p
Keperawatan
adalah profesi yang terus mengalami perubahan, fungsinya lebih luas,
baik sebagai pelaksana asuhan, pengelola, ahli, pendidik, maupun
peneliti keperawatan. Melihat fungsinya yang luas sebagaimana tersebut
di atas, maka perawat profesional harus dipersiapkan dengan mendapatkan
pengetahuan dan ketrampilan tentang kepemimpinan. Pemimpin keperawatan
dibutuhkan baik sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, manajer,
ahli, dan bidang riset keperawatan.
Dengan
model kepemimpinan yang efektif ini, diharapkan di masa yang akan
datang profesi keperawatan bisa diterima dengan citra yang baik di
masyarakat luas sebagai suatu profesi yang dikembangkan berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang.