selamat datang

Kampus ku

Pesan Kami

DATA

Postingan
Komentar

Total Tayangan Halaman

Like Facebook


Jumat, 10 Agustus 2012

Pemeriksaan fisik Pada Penderita Stroke


a)Keadaan umum
(1)Kesadaran : umumnya mengelami penurunan kesadaran
(2)Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara
(3)Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi
b)Pemeriksaan integumen
(1)Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena klien stroke hemoragik harus bed rest 2-3 minggu
(2)Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis
(3)Rambut : umumnya tidak ada kelainan
c)Pemeriksaan kepala dan leher
(1)Kepala : bentuk normocephalik
(2)Muka : umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi
(3)Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998)
d)Pemeriksaan dada

Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi, wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat penurunan refleks batuk dan menelan.
e)Pemeriksaan abdomen
Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang terdapat kembung.
f)Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine
g)Pemeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
h)Pemeriksaan neurologi
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.

ASKEP SINDROM CUSHING

SINDROM CUSHING
I. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
v Syndrome cushing : Ganbaran klinis yang timbul akibat peningkatan glukokortikoid plasma jangka panjang dalam dosisi farmakologik (latrogen).(Wiliam F. Ganang , Fisiologi Kedokteran, Hal 364).
v Syndrome cushing : Di sebabkan oleh skres berlebihan steroid adrenokortial terutama kortisol.(IDI). Edisi III Jilid I, hal 826).
v Syndrome Cuhsing : Akibat rumatan dari kadar kortisol darah yang tinggi secara abnormal karena hiperfungsi korteks adrenal. (Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15 Hal 1979).
v Syndrome cuhsing : Suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolic gabungan dari peninggian kadar glikokortikoid dalam darah yang menetap. ( patofisiologi, hal 1089 )
2. Etiologi
Ada 4 tipe syndrome chusing
1) Penyakit chusing di temukan pada kira-kira 80% pasien. Kerusakan kemungkinan terletak dihipotalamus, tetapi ini belum terbukti.
2) Tumor adrenal, di jumpai pada kira-kira 15% pasien, biasanya adenoma kecil tunggal dan jinak.
3) ACTH ectopic salah satu sindrom cushing oleh karena produksi oktopik adalah ACTH oleh tumor maligna non endrokrin.
4) Alkoholisme.
3. Manifestasi Klinis
1) Obesitas
2) Wajah bulan
3) Perubahan-perubahan pada kulit
4) Hirsutisme
5) Hipertensi
6) Disfungsi gonad
7) Gangguan Psikologis
8) Kelemahan Otot
9) Osteoporosis
10) Batu ginjal
11) Haus dan poliuri
4. Komplikasi
· Krisis Addisonia
· Efek yang merugikan pada aktivitas koreksi adrenal
· Patah tulang akibat osteoporosis
5. Diagnostik Banding
· ACTH etikop
· Tumor primer di adrenal (Endokrinologi edisi 4 hal 437).
6. Test Diagnostik
1) CT scan
Untuk menunjukkan pembesaran adrenal pada kasus sindro cushing.
2) Photo scanning
3) Pemeriksaan adrenal mengharuskan pemberian kortisol radio aktif secara intravena
4) Pemeriksaan elektro kardiografi
Untuk menentukan adanya hipertensi (endokrinologi edisi hal 437)
7. Penatalaksanaan
Pengobatan sindrom cushing tergantung ACTH tidak seragam, bergantung apakah sumber ACTH adalah hipofisis / ektopik.
a. Jika dijumpai tumor hipofisis. Sebaiknya diusahakan reseksi tumor tranfenoida.
b. Jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat ditemukan maka sebagai gantinya dapat dilakukan radiasi kobait pada kelenjar hipofisis.
c. Kelebihan kortisol juga dapat ditanggulangi dengan adrenolektomi total dan diikuti pemberian kortisol dosis fisiologik.
d. Bila kelebihan kortisol disebabkan oleh neoplasma disusul kemoterapi pada penderita dengan karsinoma/ terapi pembedahan
e. Digunakan obat dengan jenis metyropone, amino gluthemide o, p-ooo yang bisa mensekresikan kortisol ( Patofisiologi Edisi 4 hal 1093 )
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
i. Identitas
Lebih lazim sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki dan mempunyai insiden puncak antara usia 20 dan 30 tahun.
ii. Keluhan Utama
Adanya memar pada kulit, pasien. Mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat badan.
iii. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan ada memar pada kulit.
iv. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid dalam jangka waktu yang lama.
v. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindrom
B. Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Pernapasan
Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, tidak terlihat retraksi intercouste hidung, pergerakan dada simetris
Palpasi : Vocal premilis teraba rate, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi nafas tambahan ronchi wheezing
b) Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 4-5 mid klavikula
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 S2 Terdengar tunggal
c) Sistem Pencernaan
Mulut : Mukosa bibir kering
Tenggorokan: Tidak dapat pembesaran kelenjar tiroid
Limfe : Tidak ada pembesaran vena jugularis
Abdoment :
I : Simetris tidak ada benjolan
P : Tidak terdapat nyeri tekan
P : Suara redup
A : Tidak terdapat bising usus
d) Sistem Eliminasi
Tidak ada gangguan eliminasi
e) Sistem Persyarafan
Composmentis (456)
f) Sistem Integument / ekstrimitas
Kulit:Adanya perubahan-perubahan warna kulit,berminyak,jerawat
g) Sistem Muskulus keletal
Ø Tulang:Terjadi osteoporosis
Ø Otot :Terjadi kelemahan
h) Masalah Keperawatan
a. Angiotensi 1 diubah menjadi angiotensi 2 yang menyebabkan faso kontriksi berlebih
b. Peningkatan glukotiroid yang mengakibatkan penurunan limfosid
c. Peningkatan sekresi aldosteron yang mengarah pada retensi garam dan air
d. Peningkatan kerusakan jaringan yang di sebabkan oleh desakan tumor
e. Peningkatan glukotiroid yang berlebih yang terdiri dari bagian-bagian mayor yang di berikan oleh glukotiroid
i) Masalah Keperawatan
Ø Pemeriksaan factor neuroekvesi krartikotropin releasing(RCF)
Ø Pemeriksaan metal
Ø Pemeriksaan sel-sel apparatus Jukstaglomerular (JGA)
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
v PRE OP
1) Gangguan integritas kulit b/d kulit tipis
2) Resiko cidera dan infeksi b/d kelemahan dan perubahan protein serta respon inflamasi
3) Gangguan integritas kulit b/d mudah luka dan rapuh
4) Gangguan citra tubuh b/d ekimosis
5) Gangguan pola tidur b/d diurnal kortisol
v POST OP
1) Resiko aspirasi b/d meningkatnya secret
2) Gangguan pemenuhan nutrisi b/d mual muntah
3) Gangguan rasa nyaman b/d kembung
4) Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d diskontinuitas jaringan
INTERVENSI
A. Pre ops
1. Gangguan integritas kulit b/d kulit tipis
Tujuan : Integritas kulit terjaga dan terhindar dari lesi
Kriteria : Mencapai dan mempertahankan integritas kulit agar memiliki kulit yang utuh tanpa bekas adanya luka
a. Beri penjelasan pada pasien penyebab terjadinya kulit tipis
R/ Pasien mengerti dan kooperatif tentang penyebab terjadinya kulit tipis
b. Kaji / catat ukuran,warna kulit dan jaringan kulit
R/ Memberi informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit
c. Pantau masukan cairan setiap hari
R/ Untuk mengetahui Intake dan output cairan
d. Kaji TTV ( TD, Nadi, suhu )
R/ Untuk mengetahui perkembangan sejak dini
e. Hindari pasien pada obat golongan kortikosteroid
R/ Peningkatan glukosa dalam tubuh
2. Resiko cidera dan infeksi b/d kelemahan dan perubahan protein serta respon inflamasi.
Tujuan : Mencapai perbaikan citra tubuh.
Kriteria : Mengungkapkan kesadaran bahwa perubahan fisik merupakan akibat dari pemberian kortikosteroid.
Intervensi :
a. Menjelaskan pada pasien penyebab terjadinya infeksi
R/ Pasien mengerti dan kooperatif tentang penyebab infeksi
b. Kaji apakah terdapat infeksi pada klien
R/ Memberi informasi tentang ada atau tidaknya infeksi pada klien
c. Kaji tingkat inflamasi yang dalam
R/ Pedoman pada tindakan selanjutnya
d. Obs TTV
R/ Pengetahuan untuk melihat peningkatan dan pengurangan inflamasi
e. Kolaborasi pemberian analgesic
R/ Pengurangan reaksi inflamasi dalam tubuh
3. Gangguan integritas kulit b/d mudah luka dan rapuh
Tujuan : Menurunkan resiko terjadinya lesi/ penurunan integritas pada kulit
Kriteria : Mencapai dan mempertahankan integritas kulit yang utuh
a. Beri penjelasan pada klien tentang penyebab gangguan integritas kulit
R/ Pasien mengerti dan kooperatif tentang penyebab integritas kulit
b. Periksa keadaan turgor kulit pada pasien
R/ Mengetahui / sebagai informasi tentang keadaan integritas kulit pada pasien
B. Post ops
1. Resiko aspirasi b/d meningkatnya secret
Tujuan : Membebaskan jalan nafas dari secret
Kriteria : RR : 20x/ mnt
Secret berkurang
Intervensi :
a. Ajarkan batuk efektif pada klien
R/ Merangsang keluarnya secret
b. Beri minum air hangat, tanpa gula/ sedikit gula
R/ Air hangat dapat mengencerkan secret, sehingga secret dapat keluar
c. Kaji nyeri/ ketidaknyamanan dan obati dengan dosis rutin dan lakukan latihan pernapasan
R/ Mendorong klien untuk bergerak, batuk lebih efektif dan nafas lebih dalam untuk mencegah kegagalan pernafasan
d. Dorong masukan cairan peroral ( sedikitnya 2500 ml/hari )
R/ Hidrasi adekuat untuk mempertahankan secret hilang/ peningkatan pengeluaran secret
Kolaborasi
1) Berikan O2 tambahan sesuai kebutuhan
R/ Memaksimalkan sedia O2
2) Bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi
R/ Memudahkan penganceran dan pembuangan secret
3) Berikan obat sesuai indikasi muskolitik, ekspetoran, Broncodilator, analgesic.
R/ Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi secret
2. Gangguan pemenuhan nutrisi b/d mual muntah
Tujuan :
· Nafsu makan klien meningkat
· Nutrisi meningkat
Kriteria : Berat badan kembali normal
Intervensi :
a. Berikan makan sedikit tapi sering
R/ Dilatasi gaster da[pat terjadi bila makanan terlalu cepat
Anjurkan untuk tidak memakan makanan yang merangsang asam lambung ( pedas,berlemak )
R/ Makanan yang pedas merangsang HCL
c. Kolaborasi dengan pemberian obat anti muntah
R/ Untuk mengurangi rasa mual
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d diskontinuitas jaringan
Tujuan :Luka dapat senbuh setelah dilakukan tindakan keperawatan selama kurang lebih 5 hari
Criteria :- luka kering
-klien mengatakan nyeri berkurang
Intervensi :
a. Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka
R/ Pengenalan akan adanya kegagalan proses penyembuhan luka atau berkambangnya komplikasi secara dini dapat mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius.
b. Bersihkan permukaan kulit dengan menggunakan hydrogen peroksida atau dengan air mengalir
R/ menurunkan kontaminasi kulit :membantu dalam membersihkan eksudat
c. Kolaborasi dengan dokter dan irigasi luka, bantu dengan debridement sesuai kebutuhan
R/Membuang jaringan nekrotik / luka,eksudat untuk meningkatkan luka