Pokok Bahasan : Efusi Pleura
Sasaran : Keluarga Pasien
Hari / tanggal : Rabu, 21 Desember 2011
Waktu : 30 menit
Tempat :
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Efusi pleura.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1. Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, serta cara penanganan penyakit Efusi pleura.
2. Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita Efusi pleura.
III. MATERI
Terlampir
IV. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
V. MEDIA
Leaflet dan lembar balik.
VI. KEGIATAN PENYULUHAN
NO
|
KEGIATAN
|
WAKTU
|
EVALUASI
|
1.
|
Memberi salam, menyakan keadaan klien
|
5’
|
Klien menjawab salam, mempersilahkan masuk dan menyetujui kontrak waktu
|
2.
|
Menjelaskan maksud kedatangan dan membuat kontrak waktu
|
5’
|
Klien mendengarkan dengan seksama dan menyetujui kontrak waktu yang ditetapkan bersama
|
3.
|
Melakukan pendidikan kesehatan tentang Efusi pleura
|
10’
|
Klien memperhatikan dengan seksama.
|
4.
|
Menanyakan kepada klien tentang kejelasan materi yang disampaikan.
Mempersilahkan pasien/ keluarga pasien mengajukan pertanyaan
|
5’
|
Menanggapi dengan melakukan pertanyaan
Menjawab pertanyaan dari pasien atau keluarga.
|
5.
|
Mengakhiri kontrak waktu dan berpamitan kepada pasien dan keluarganya
|
5’
|
Klien dan keluarga mempersilahkan dengan baik
|
VII. SUSUNAN KEPANITIAAN
Moderator :
Penyaji :
Observer :
Fasilitator :
VIII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan melihat proses selama penyuluhan dan evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Efusi Pleural
Efusi
pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses
penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat
penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan
transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane,
2000). Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang
terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit
primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder
terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah
kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang
memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C
Suzanne, 2002).Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi
penimbunan cairan dalam rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995)
Efusi
pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam
pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan karena terjadinya
ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura
viseralis. Efusi pleura bukanlah suatu disease entity tapi merupakan
suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita.
B. Penyebab Efusi Pleural
a. Hambatan
resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti
pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma
meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior.
b. Pembentukan
cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus),
bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura,
karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di
Indonesia 80% karena tuberculosis.
Kelebihan
cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit neoplastik,
tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh
sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :
· Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik
· Penurunan tekanan osmotic koloid darah
· Peningkatan tekanan negative intrapleural
· Adanya inflamasi atau neoplastik pleura
C. Tanda dan Gejala
Adanya
timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah
cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita
akan sesak napas.
· Adanya
gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri
dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril
(tuberkulosisi), banyak keringat, batuk, banyak riak.
· Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan.
· Pemeriksaan
fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan
akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam
pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati
daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis
melengkung (garis Ellis Damoiseu).
· Didapati
segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian
atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak
karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah
ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.
· Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.
D. Klasifikasi
Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, effusi dibagi menjadi unilateral dan bilateral.
Efusi yang unilateral tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan
penyakit penyebabnya. Akan tetapi efusi yang bilateral ditemukan pada
penyakit-penyakit berikut: Kegagalan jantung kongestif, sindroma
nefrotik, asites, infark paru, lupus eritematosus systemic, tumor dan
tuberkolosis.
Berdasarkan jenis cairannya dibedakan menjadi:
1. Hemotoraks (darah di dalam rongga pleura) biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah :
· Pecahnya sebuah pembuluh darah yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura
· kebocoran aneurisma aorta (daerah yang menonjol di dalam aorta) yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura
· Gangguan
pembekuan darah. Darah di dalam rongga pleura tidak membeku secara
sempurna, sehingga biasanya mudah dikeluarkan melelui sebuah jarum atau
selang.
2. Empiema
(nanah di dalam rongga pleura) bisa terjadi jika pneumonia atau abses
paru menyebar ke dalam rongga pleura. Empiema bisa merupakan komplikasi
dari:
· Pneumonia
· Infeksi pada cedera di dada
· Pembedahan dada
· Pecahnya kerongkongan
· Abses di perut.
3. Kilotoraks
(cairan seperti susu di dalam rongga dada) disebabkan oleh suatu cedera
pada saluran getah bening utama di dada (duktus torakikus) atau oleh
penyumbatan saluran karena adanya tumor.
E. Komplikasi
1. Fibrotoraks
Efusi
pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang
baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura
viseralis. Keadaan ini disebut dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks
meluas dapat menimbulkan hambatan mekanis yang berat pada
jaringan-jaringan yang berada dibawahnya. Pembedahan
pengupasan(dekortikasi) perlu dilakukan untuk memisahkan
membrane-membran pleura tersebut.
2. Atalektasis
Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan oleh penekanan akibat efusi pleura.
3. Fibrosis paru
Fibrosis
paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru
dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan
jaringan sebagai kelanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan
peradangan. Pada efusi pleura, atalektasis yang berkepanjangan dapat
menyebabkan penggantian jaringan paru yang terserang dengan jaringan
fibrosis.
4. Kolaps Paru
Pada
efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan
ektrinsik pada sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar
dan mengakibatkan kolaps paru.
F. PENGOBATAN
1. Pengobatan Kausal
Pleuritis
TB diberi pengobatan anti TB. Dengan pengobatan ini cairan efusi dapat
diserap kembali untuk menghilangkan dengan cepat dilakukan
thoraxosentesis.
Pleuritis
karena bakteri piogenik diberi kemoterapi sebelum kultur dan
sensitivitas bakteri didapat, ampisilin 4 x 1 gram dan metronidazol 3 x
500 mg. Terapi lain yang lebih penting adalah mengeluarkan cairan efusi
yang terinfeksi keluar dari rongga pleura dengan efektif.
2. Thoraxosentesis, indikasinya :
· Menghilangkan sesak yang ditimbulkan cairan
· Bila terapi spesifik pada penyakit primer tidak efektif atau gagal
· Bila terjadi reakumulasi cairan
· Kerugiannya: hilangnya protein, infeksi, pneumothoraxs.
3. Water Sealed Drainage
Penatalaksanaan dengan menggunakan WSD sering pada empyema dan efusi maligna. Indikasi WSD pada empyema :
· Nanah sangat kental dan sukar diaspirasi
· Nanah terus terbentuk setelah 2 minggu
· Terjadinva piopneumothoraxs
4. Pleurodesis
Tindakan
melengketkan pleura visceralis dengan pleura parietalis dengan
menggunakan zat kimia (tetrasiklin, bleomisin, thiotepa,
corynebacterium, parfum, talk) atau tindakan pembedahan. Tindakan
dilakukan bila cairan amat banyak dan selalu terakumulasi kembali.
G. PENCEGAHAN
Lakukan
pengobatan yang adekuat pada penyakit-penyakit dasarnya yang dapat
menimbulkan efusi pleura. Merujuk penderita ke rumah sakit yang lebih
lengkap bila diagnosa kausal belum dapat ditegakkan.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi Vol 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
SM, Leane. 2010. Efusi pleura. http://www.koni.or.id/files/documents/journal/2.%20 EFUSI PLEURA %20Oleh%20Leane%20S%20M.pdf
WahyuNC.2012.EfusiPleura. http://nswahyunc.blogspot.com/2012/05/pokok-bahasan-efusi-pleura-sasaran.html
DAFTAR HADIR PENYULUHAN EFUSI PLEURA
Di IRNA WIJAYA KUSUMA B RSU DR SOEDONO MADIUN
Rabu, 21 Desember 2011
No
|
Nama
|
Alamat
|
Tanda Tangan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar