KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan petunjuk rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Asuhan Keperawatan Kebutuhan Personal Hygiene”. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu mata ajar
kebutuhan dasar manusia (KDM).
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dan berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dalam mengembangkan profesionalisme keperawatan di Indonesia .
Lamongan , 27 November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR
ISI..................................................................................................
ii
BAB
IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................
1
B. Tujuan
Penulisan....................................................................
2
C. Metode
Penulisan..................................................................
2
D. Sistematika Penulisan.............................................................
2
BAB
II LANDASAN TEORI
A. Konsep
Dasar........................................................................
3
B. Anatomi
Fisiologi..................................................................
5
BAB IIITINJAUAN
KASUS
A. Pengkajian..............................................................................
11
C. Analisa
Data...........................................................................
18
D. Daftar Diagnosa
Keperawatan...............................................
21
E. Rencana
Keperawatan............................................................
22
F. Catatan
Keperawatan.............................................................
25
G. Catatan Perkembangan..........................................................
27
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................
29
B. Saran.......................................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring perkembangan
zaman seseorang dituntut untuk memusatkan perhatiannya
kepada pekerjaan atau kesibukan. Sering kali orang tidak memperdulikan mengenai
personal hygiene.
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani
yang berarti Personal yang artinya Perorangan dan higene berarti sehat jadi
Personal Higiene adalah suatu tindakan untukmemelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Personal hygiene
meliputi kebersihan tubuh seseorang secara menyeluruh yaitu personal
hygiene rambut, mulut, kulit, mata, hidung, telinga, dan
genitalia. Personal hygiene, sangat
berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Jika sesesorang sakit, biasanya
masalah kebersihan kurang diperhatikan. Akibatnya yang dapat timbul
jika personal hygiene tidak
teratasi diantaranya adalah gangguan membrane mukosa mulut, gatal‑gatal, dan
infeksi di beberapa bagian tubuh, serta gangguan integritas kulit dan gangguan
fisik pada kuku. Selain dapat menimbulkan dampak fisik yang sudah disebut di
atas, gangguan personal hygiene dapat pula menimbulkan dampak psikososial.
Diantaranya adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman kebutuhan hargadiri.
Peran perawat dalam
mengatasi kurangnya pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada klien diantaranya
adalah mempertahankan kebersihan klien dalam hal
membersihkan bagian‑bagian tubuhnya mencegah komplikasi atau timbulnya masalah
lain akibat gangguan personal hygiene klien,
member dukungan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka kelompok tertarik untuk mengangkat
kasus personal hygiene pada
klien Ny.E yang dirawat di Lantai IV ruang III RSUP Fatmawati dengan diagnosis DM dengan ganngrene pada dorsal pedis.
B.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu
menerapkan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.
2.
TujuanKhusus
a.
Mahasiswa
mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.
b. Mahasiswa mampu merumuskan
diagnose keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.
c.
Mahasiswa mampu menentukan rencana
tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.
d. Mahasiswa mampu
melaksanakan implementasi keperawatan pada klien pada gangguan
pemenuhan kebutuhan personal higiene.
e.
Mahasiswa
mampu melakukan evaluasi atau catatan perkembangan klien pada gangguan
pemenuhan kebutuhan personal hygiene.
C.
Metode Penulisan
Metode penulisan laporan yang
digunakan oleh kelompok kami adalah metode studi kasus dan kepustakaan serta
dengan cara pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.
D.
Sistematika Penulisan makalah meliputi:
Penulisan makalah ini dibagi atas empat bab. Bab I
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, sistematika penulisan. Bab II landasan teori yang terdiri dari konsep dasar
dan asuhan keperawatan. Bab III tinjauan kasus yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
catatan keperawatan dan catatan perkembangan. Bab IV penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran
yang menunjang dari kasus yang angkat.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Konsep Dasar
Hygiene berasal
dari bahasa Yunani "sehat". Personal hygiene adalah
tindakan perneliharaan kebersihan tubuh perseorangan yang
dapat meningkatkan keselamatan fisik,
kenyamanan maupun psikilogis.
1. Macam‑macam personal hygiene
a.
Kebersihan kulit,
b. Kebersihan mata,
c.
Kebersihan telinga kebersihan hidung,
d. Kebersihan gigi dan mulut,
e.
Kebersihan genitalia, dan
f.
Kebersihan kuku.
2. Tujuan perawatan personal hygiene
a.
Meningkatkan
derajat kesehatan seseorang,
b. Memelihara kebersihan diri seseorang,
c.
Pencegahan
penyakit,
d. Meningkatkan kepercayaan diri
seseorang, dan
e.
Menciptakan
keindahan.
3. Faktor‑faktor yang mempengaruhi
personal hygiene
a.
Praktik
Sosial
Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam hal kebersihan
diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
b. Budaya
Di sebagian masyarakat, jika individu memiliki penyakit
tertentu tidak boleh dimandikan.
c.
Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri.
d. Status ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya.
e.
Pengetahuan
Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting
karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
f.
KondisiFisik
Pada keadaan sakit tentu kemapuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
g.
KebiasaanSeseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri, seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain – lain.
4. Dampak yang sering timbul pada
masalah personal hygiene
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karna
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi gangguan integritaskulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada
mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b.
Dampak
Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan
interaksi sosial
B.
Anatomi dan Fisiologi
1. Kulit
Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh
dari pengaruh lingkungan, baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan sinar
matahari. Kulit terbagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu epidermis yang tersusun
dari stratum
korneurn, stratum lusidurn, stratum
granulosus, stratum germinativum, dan stratumbasle. Dermis yang terdiri dari kelenjar keringat, Kelenjar
minyak, rambut, Jaringan
lemak, ujung saraf dan kapiler darah. Pada kulit
terdapat ujung‑ujung syaraf yang
berfungsi sebagai reseptor yaitu:
a.
RasaDingin
: Organ dari krause
b. Rasa Panas : Organ
dari ruffini
c.
Rasa
Raba : Benda‑benda dari meissners
d. Rasa Tekan : Benda‑benda
dari pacini
e.
Rasa
Nyeri : Ujung saraf bebas
Fungsi Kulit yaitu:
a.
Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c.
Indera
peraba
d. Sebagai alat ekresi
e.
Pengatur
keseimbangan
Masalah‑masalah
pada kulit
a.
Kulit Kering
b. Acne
c.
Hirsutism
(Pertumbuhan rambut yang abnormal)
d. Luka lecet
e.
Skin rushes
2. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang
dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah
lingkungan sekitarnya terang atau gelap. Mata yang lebih komplek dipergunakan
untuk memberikan pengertian visual. Mata memiliki berbagai organ seperti
a
Superior
rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakan mata kita
keatas.
b
Sclera adalah
bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata.
c
Iris adalah
pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam atau warna biru jika
orang Eropa.
d
Lens adalah
media refraksi untuk bisa kita melihat.
e
Kornea adalah
bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak ada pembuluh darah
dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan sinar yang masuk ke mata.
f
Arterior
Chambers adalah bilik mata depan.
g
Posterior
Chambers adalah bilik mata belakang.
h
Conjunctiva
adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea dan kornea.
i
Inferior
rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.
j
Vitreous
Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel yang mengisi bola mata
kita.
k
Retina adalah
lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita.
l
Foveacentralis
adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk mendapatkan sinar
yang masuk ke mata.
m
Opticnerve adalah
saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak untuk di terjemahkan sebagai
penglihatan yang kita lihat saat ini.
3. Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi aau
mengenal suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh.
Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu
a
TelingaLuar
1)
Daun telinga
(pinna), dan
2)
Liang telinga
(meatusauditoriuseksternus).
b.
Telinga
Tengah
1)
Tulang landasan
(incus),
2)
Gendang telinga
(membran timpani),
3)
Malleus (tulang
martil),
4)
Tulang
sanggurdi (stapes), dan
5)
Saluran
eustachius.
c.
Telinga Dalam
1)
Skala
timpani,
2)
Tingkap oval,
3)
Tingkap bulat,
4)
Rumah siput
(koklea), dan
5)
Labirin osea.
3. Hidung
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang
berfungsi sebagai indra pembau. Indra pembau berupa komoreseptor yang terdapat
di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
1. Fungsi Hidung:
a.
Menghangatkan
udara
b. Sebagai penyaring udara yang masuk
c.
Sebagai
saluran udara pernapasan
d. Membunuh kuman‑kuman oleh leukosit
yang terdapat pada selaput lendir
4. Mulut dan gigi
Mulut merupakan
organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses perncernaan makanan. Fungsi
utama mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil
untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena di
dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Tanpa adanya gigi, manusia akan sulit
memakan makanan yang dimakannya. Gigi tumbuh di dalam lesung pada rahang
memiliki jari ngan seperti pada tulang, tapi gigi bukanlah bagian dari
kerangka. Bagian‑bagian
gigi yaitu:
a.
Mahkota gigi
adalah bagian gigi yang tampak dari luar rahang,
b. Akar gigi adalah bagian gigi yang
tertanam di dalam procesusal veolaris,
c.
Leher gigi
adalah bagian gigi antara puncak gigi dan akar gigi yang ditutupi oleh gusi,
d. Email : merupakan zat terkeras di dalam tubuh untuk melapisi
mahkota,
e.
Dentin :
lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang,
f.
Sementum :
lapisan yang keras di sekelilingi akar, dan
g.
Pulp : jaringan
lembut berisi saraf dan pembuluh darah.
Fungsi gigi yaitu:
a.
Mengunyah
: Biasany agigi molar dan geraham
b. Memotong : Gigi
Insisivus(seri)
c.
Merobek
: Gigi taring ( Caninus 1 premolar)
5. Genetalia
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari
organisme sebelumnya. Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu dengan
reproduksi aseksual atau vegetatif yang individunya terbentuk tanpa melakukan
peleburan sel kelamin dan dengan reproduksi seksual atau generatif yang individunya
terbentuk karena melibatkan persatuan sel kelamin atau gamet dari 2 individu
yang berbeda jenis kelaminnya.
1.Pria
Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis,
saluran kelamin, kelenjar tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin yang
berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon testosteron.
a.
Saluran kelamin
1)
Vasaeferentia
merupakan bagian yang berfungsi menampung sperma untuk disalurkan ke epidermis
berjumlah antara 10 – 20 buah.
2)
Epididimis merupakan
saluran berkelok kelok dengan panjang antara 5-6 meter. Saluran ini berfungsi
menyimpan sperma untuk sementara (minimal selama 3 minggu).
3)
Vas diferens
merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar 40 cm. Saluran ini berfungsi
menghubungan epididimis dengan uretra pada penis dan bagian ujungnya terdapat
saluran ejakulasi.
b.
Kelenjar
tambahan
1)
Vesika
seminaris merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya menyekresi
cairan lendir yang banyak mengandung fruktosa, sedikit asam askorbat dan asam
amino.
2)
Kelenjar
prostat merupakan bagian berbentuk bulat yang mengelilingi bagian pangkal
saluran uretra.
3)
Kelenjar
cowperi (bulboeretralis) merupakan kelenjar berukuran sebesar butir kacang yang
terletak di bagian proksimal atau pangkal uretra.
2.
Wanita
Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium
(indung telur) yang terletak pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba
falopi), uterus atau rahim, vagina dan organ kelamin bagian luar.
a.
Organ kelamin
luar
1)
Kelentit (
klitoris ) struktur yang homolog dengan penis,
2)
Moonpubis
merupakan bagian yang ditumbuhi rambut,
3)
Vulva yang
terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia minor (bibir kecil),
4)
Uretra
merupakan saluran kemih,
5)
Lubang vagina
merupakan ujung keluar vagina, dan
6)
Fundus
merupakan bagian lipatan paha.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Ny.E, 35 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 2 minggu yang lalu
dengan diagnosa medit DM dengan gangrene pada dorsal pedis. Dari hasil
pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD=120/90mmHg, suhu 36,5
c˚, RR=20x/ menit. Klien mengeluh lemas, pusing, dan merasa sakit pada daerah
kaki yang ada lukaserta tidak dapat menggerakannya. Klien juga mengatakan belum
mencuci rambut dan menggosok gigi serta memotong kuku selama berada diruangan.
Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa menggunakan
sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa
selama sakit tidak boleh mandi dan mencuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, saat berbicara
tercium bau, gigi terlihat kuning dan kotor, kulit terlihat kotor dan tidak
bercahaya, kuku panjang dan kotor. Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu
seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Klien juga terpasang dowe kateter
dan infuse RL tetes/ menit. Balutan luka diganti setiap satu kali sehari dengan
menggunakan prinsip steril. Nafsu makan klien baik dimana klien mampu
menghabiskan makanan yang telah disediakan dirumah sakit.
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
(Personal Hygiene)
Tanggal Masuk
: 02 Desember 2011
Jam Masuk
: 09.00
Ruang/Kelas
: Lt. IV/3
No.Kamar
: 137
No.Register
: 0809
A. Data
Biografi
1.
Nama
Pasien
: Ny.E
2.
Tempat/tanggal lahir : Jakarta,10 desember 1977
3.
Umur
: 35
4.
Jenis
Kelamin
: Perempuan
5.
BB/TB
: 55 Kg/158 cm
6.
Status Perkawinan : Kawin
7.
Agama
: Islam
8.
Suku
Bangsa
: Indonesia
9.
Pendidikan
: S1- Sekretaris
10.
Pekerjaan
: Sekretaris
11.
Alamat
Rumah :
Jl.Bunga Raya No.21 Kebayoran
12.
Alamat Kantor
: Jl.Melati No.34 Pasar Rebo
13.
Sumber
Biaya :
Suami
14.
Nama
Suami
: Munajar
15.
Pendidikan Suami : S1-
Hukum
16.
Pekerjaan
: Pengacara
B. Riwayat Kesehatan
a.
Tanggal mulai
sakit
: 18 November 2011
b.
Riwayat penyakit
sekarang : Klien datang ke rumah
sakit dengan kondisi
terdapat luka pada daerah tungkai kaki kiri. Suami klien
mengatakan luka disebabkan karena terkena rantai sepeda motor ketika perjalanan
berobat ke dokter 1 bulan yang lalu. Klien mengatakan saat kejadian tersebut
klien sama sekali tidak merasakan sakit pada kakinya. karena luka dirasa
tidaksembuh-sembuh dan semakin melebar, kemudian klien dibawa ke RSUP Fatmawati
Jakarta
c.
Diagnosa
medis
: DM dengan ganngrene pada dorsal pedis
dengan balutan luka harus diganti
setiap 1x sehari dengan prinsip steril
d.
Keluhan
: Klien mengeluh lemas,pusing dan merasa sakit
pada daerah dorsal pedis yang ada
luka serta tidak dapat menggerakannya dan klien terlihat meringis
e.
Cara masuk RS
1.
Brankar : Klien masuk Rs dengan
bantuan brankar
2.
Kursi : -
3.
Lain-lain : -
f.
Alat bantu yang digunakan
1.
Tongkat : -
2.
Kacamata : -
3.
Gigi palsu : -
4.
Lain-lain : Oksigen 2 liter/manit,
dower chateter dan infuse terpasang
sejak 3 desember sampai 13 desember
2011.
C. Pola Kebiasaan sehari-hari (sebelum
sakit dan saat ini)
1.
Pola Aktivitas
a)
Di rumah : Melakukan aktivitas seperti biasa
b)
Di RS : Dibantu
seluruhnya oleh keluarga dan
Perawat
2. Pengkajian fisik yang berhubungan
dengan
aktivitas :
a) Kekuatan
otot
: -
b) Paralis
: -
c) Terapi
bedrest : bedres
dengan
posisi semi fowler
d) Lain‑lain
: DM
dengan gangrene pada dorsal pedis, balutan luka
diganti sekali sehari menggunakan prinsip steril
B. Pola Nutrisi
Rumah
RS
1.
Frekuensi
: 3x l
hari
3x lhari
2.
Jenis
: nasi,
lauk, dan sayur
nasi, ‑1auk,
sayur, ‑buah, dan susu
3.
Pemeriksaan
fisik yang berhubungan dengan nutrisi:
a) Turgor
kulit
: elastis
b) Kelembaban mukosa
mulut : lembab
c) Konjungtiva
: anemis
d) Lain‑lain
: -
C.
Pola Eliminasi
1. BAB
Rumah
Rs
a) Frekuensi
: I x sehari I
x sehari
b) Cara
: Mandiri
dibantu
Di
WC Di tempat tidur
Menggunakan: ( )
Tissue
(√) Air
( ) Lain-lain
2.
BAK
Rumah
Rs
a)
Frekuensi
: 6‑7x/hari
1600 cc/hari
b)
Cara
: Mandiri
dibantu
Di WC
Di tempat tidur
Menggunakan: ( )
Tissue
(√) Air
( ) Lain-lain
D. Pola
kebersihan
Rumah
RS
1. Kebiasaan mandi
: 2x
sehari
I x sehari
2. Mencuci rambut
: lx
3hari
l x 3hari
3. Membersihkan
gigi dan
mulut : I x
sehari
1 x sehari
4. Mengganti pakaian
: I x sehari
1 x sehari
5. Membersihkan kaki dan kuku
: 1 x 2 minggu
1 x seminggu
6. Kebersihan
kulit
: Tidak
teratur
tidak teratur
7. Cara
membersihkan
: Sabun
dilap dengan air
E. Keadaan Psikososial
1.
Konsep diri
a)
Gambaran diri
: klien mengatakan
malu karena pada kakinya ada luka
dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
b)
Peran
: klien
mengatakan perannya sebagai wanita karier.
2.
Suasana
hati
: terlihat
cemas, gelisah
dan sering melamun
3.
Karakter
: supel,
ramah, dan lemah lembut
4.
Perkembangan
mental : sesuai dengan
manusia
5.
Daya
konsentrasi : klien dapat
menjawab pertanyaan dengan baik
6.
Sosialisasi
:
bersosialisasi dengan keluarga dan pasien lain.
F. Riwayat Kesehatan Linkungan
1.
Kebersihan
a)
Rumah
: klien mengatakan rumahnya setiap hari jarang disapu
b)
lingkungan
: klien mengatakan lingkungan sekitar kotor dan berisik
2. Polusi
: klien
mengatakan rumahnya dekat pabrik
3. Kemungkinan bahaya : dekat dengan
jalan raya
G. Pemeriksaan Fisik
1. Rambut
a) Tekstur
: kasar, kusam, dan berketombe
b) Warna
: hitam
c) Kebersihan
: rambut terlihat kotor
d) Distribusi
: merata
e) Kulit
kepala : kulit
kepala kotor
f)
Gatal
: klien
mengatakan kepala terasa gatal,
g) Kebersihan
: klien mengatakan sudah 5 hari belum cuci rambut,
2. Gigi dan mulut
a)
Kelengkapan
gigi : sudah
tidak lengkap dengan jurnlah 30 buah
b)
Masalah gigi
: gigi berlubang, kuning, dan kotor
c)
Kebersihan
: gigi terlihat kuning, klien mengatakan sudah 2 hari
belum gosok gigi.
d)
Bau
mulut :
ada, klien merasa malu bicara dengan orang lain karena
mulutnya bau.
3.
Kuku tangan
dan kaki
a) Bentuk kuku
: normal
b) Sudut antar kuku
: 180 derajat
c) Warna kuku
: putih pucat
d) Kebersihan
: kuku terlihat panjang dan kotor, klien mengatakan
belum memotong kuku selama 3 minggu
4.
Genitalia
a)
Kelainan
: tidak ada
b)
Gatal
: tidak ada
c)
Kemerahan
: tidak
ada
d)
Lesi
: tidak ada
e)
Kebersihan
: bersih
5. Kulit
a) Erithema
: -
b) Tekstur
: kasar dan
kering
c) Turgor
: elastis
d) Jaundice
: -
e) Petechie
: -
f)
Sianosis
: ada
g) Gatal
: ada
h) Kebersihan
: Kulit terlihat kotor
dan lengket, klien mengatakan
sudah 2 hari belum mandi dan merasa tidak nyaman karena
merasa badannya lengket dan bau. terdapat luka pada daerah dorsal pedis dengan
diameter 9 cm kedalam 3 cm tidak ada pus, terdapat nekrosis jaringan, bau
gangren, balutan luka bersih, kondisi luka setengah kering, tidak kotor,
sekitar daerah luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman, dan balutan luka
harus diganti setiap 1x sehari dengan prinsip steril
H.
Kepercayaan
Budaya
1. Kebiasaan
: klien
mengatakan jarang shalat 5 waktu
2. Pantangan
: klien
mengatakan tidak boleh mandi saat sakit
3. Pengetahuan
: klien
mengatakan tidak memehami tentang kebersihan diri
4. lain‑lain
: -
I.
Lain-lain
Suami mengatakan klien
1. sering
menggaruk pada bagian kaki
2. tidak
dapat berjalan seperti biasa
Jakarta, 31 Desember 2011
Yang mengkaji
(Nyoman Suardana)
DATA
FOKUS
Nama/Umur
: Ny.E
/ 35 thn
Ruang /
Kamar : Lt
IV/ 3
Data Subjektif
|
Data Objektif
|
Klien
mengatakan :
1. Kulit kepalanya terasa gatal.
2. Belum keramas selama 5 hari.
3. Belum gosok gigi selam 2 hari.
4. Merasa tidak nyaman karena
badannya lengket dan bau.
5. belum memotong kuku selama
3 minggu.
6. Klien mengatakan tidak boleh mandi dan keramas selama
sakit.
7. Merasa nyeri pada bagian dorsal pedis.
8. Tidak dapat menggerakan kaki telapak kaki
Suami
mengatakan:
|
1. Tercium bau mulut
2. Rambut klien terlihat kasar,
kusam, berketombe, dan acak-acakan
3. Gigi klien terlihat kuning
4. Kuku terlihat kotor dan panjang
5. Badan klien tercium bau yang tidak
sedap
6. kulit klien lengket dan kusam
7. klien terlihat meringis
11. TTV
TD
: 120/90 mmHg
N
: 80 x/menit
Rr
: 28x/menit
S
: 36,5 C
|
ANALISA
DATA
Nama/Umur
: Ny.E
/ 35 thn
Ruang /
Kamar : Lt
IV/ 3
No
|
Data
|
Masalah
|
Etiologi
|
Paraf
|
1
2
|
DS:
Klien
mengatakan :
1. Kulit kepalanya terasa gatal
2. Sudah 3 hari belum keramas
3. selama sakit tidak boleh keramas
4. belum menggosok gigi selama 3 hari
5. malu bicara dengan orang lain karena bau mulut
6. malas gosok gigi karena terpasang infus
7. belum mandi selama 3 hari
8. merasa malu bertemu dengan orang lain karena bau
badan
9. belum memotong kuku selama masuk RS
10. sudah
terbiasa dengan kuku panjang
DO
:
1. Rambut klien terlihat acak-acakan
2. Rambut klien Lengket dan berminyak
3. Rambut klien kasar, kusam dan berketombe
4. gigi terlihat kuning dan kotor
5. tercium bau mulut
6. kulit lengket dan kusam
7. terlihat daki pada kulit
8. kuku klien panjang
9. terdapat kotoran pada ujung kuku
10. terpasang
dowe chateter
11. terpasang
infus dan terdapat balutan luka pada dorsal pedis
DS:
Klien mengatakan
1.
Merasa nyeri pada bagian dorsal pedis.
2.
Tidak dapat menggerakan kaki telapak
kaki
Suami mengatakan:
1.
Luka terjadi karena terkena rantai
sepeda motor ketika pergi berobat dan klien tidak merasakan sakit pada
kakinya,
2.
luka tidak sembuh-sembuh selama 1
bulan, semakin hari semakin parah dan melebar
DO:
1.
Terdapat luka didaerah dorsal pedis dengan
diameter 9 cm kedalaman 3 cm, bau gangren, kondisi luka setengah kering,
disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
2.
klien terlihat meringis
3.
Konjungtiva anemis
1. TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 80 x/menit
Rr : 28x/menit
S : 36,5 C
|
Gangguan
personal hygiene: rambut, mulut, kulit, dan kuku
Gangguan integritas kulit
|
Kelemahan
fisik
Terputusnya kontinuitas
jaringan
|
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/Umur
: Ny.E
/ 35 thn
Ruang /
Kamar : Lt
IV/ 3
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
Tanggal
|
Nama jelas
|
|
ditemukan
|
teratasi
|
|||
1
2
|
Gangguan personal hygiene : rambut ,mulut,kulit
,kuku b.d
keterbatasan fisik
Gangguan integritas
kulit bd terputusnya
kontuinitas jaringan kulit
|
10 des 11
10 des 11
|
12 des 11
Teratasi
sebagian
|
K
E
L
O
M
P
O
K
5
|
RENCANA KEPERAWATAN
Nama: Ny. E / 35 thn
Ruang Kamar: Lt. IV/ 3
TGL
|
DX
NO
|
Tujuan dan
Kriteria Hasil
|
Rencana
Tindakan
|
Rasional
|
Paraf
|
10 des 11
10 des 11
|
1
2
|
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24
jam. Personal hygiene rambut, mulut, kulit, dan kuku klien kembali terpenuhi.
KH:
1. Rambut klien bersih
2. Rambut klien wangi dan tidak lengket
3. Gigi klien bersih
4. Mulut klien wangi dan segar
5. Kulit klien bersih.
6. Klien mersakan segar pada tubuhnya.
7. Kulit tidak lengket
8. Kulit klien lembab
9. Kuku klien pendek
10. Kuku klien bersih
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam integritas
kulit kembali utuh.
KH:
1. Kondisi luka
menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan adanya granulasi.
2. Tidak adanya
pus pada luka
3. Klen dapat
menggerakkan kembali kakinya
|
1.
kaji pola kebutuhan personal hygiene
klien.
2.
Cuci rambut klien menggunakan shampo
selama 1x 2 hari
3.
Sisir rambut klien
4.
Bantu klien menggosok gigi
5.
Ajarkan klien cara menggosok gigi
yang benar
6.
Bantu klien mengganti pakaian.
7.
Bantu klien dalam menjaga kebersihan
badannya dengan cara memandikan klien 2x sehari.
8.
Berikan pendidikan kesehatan tentang
kebersihan diri pada klien.
9.
Beri lotion pada kulit klien.
10. Potong kuku klien 1x/minggu
11. Sikat kuku klien bila perlu
1. Kaji luas dan keadaan luka serta
proses penyembuhan.
2. Ganti balutan luka secara asepti 1x sehari
3. Kaji tanda vital.
4. Lakukan perawatan luka secara
5. Kolaborasi pemberian antibiotik: metronidazole
6. Dorongan gerak ROM pasif pada daerah yg sakit dan ROM
aktif pada daerah yang tidak sakit
7. Berikan klien makanan TKTP sesuai diit 2000 kal/hari
|
1.
Mengetahui data dasar dalam melakukan
intervensi.
2.
Rambut klien bersih
3.
Rambut klien rapi
4.
Gigi klien bersih
5.
Mengurangi resiko luka pada gusi
6.
Memberi rasa nyaman pada klien
7.
Menghindari resiko infeksi dan
memberikan kenyamanan bagi klien
8.
Meningkatkan pengetahuan dan membuat
klien lebih kooperative.
9.
Melembabkan kulit klien.
10. Kuku klien pendek
11. Membersihkan kotoran pada ujung kuku
1. Pengkajian yang tepat terhadap
luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan
selanjutnya.
2.
Menurunkan resiko infeksi sehingga
membantu penyenbuhan dan mencegah terjadinya kontaminasi
3.
Untuk mengetahui perubahan pada
fungsi lain
4.
Merawat luka dapat menjaga
kontaminasi luka
5.
Antibiotik dapat menbunuh kuman dan
bakteri
6.
Meningkatkan aliran darah ke otot dan
tulang, mencegah kontaktur, atropi otot dan mempertahankan mobilitas sendi
tulang.
7.
Mempercepat perbaikan jaringan
|
CATATAN KEPERAWATAN
Nama/Umur
: Ny.E / 35 thn
Ruang /
Kamar : Lt
IV/ 3
Tanggal
Pukul
|
No
DX
|
Catatan
|
Paraf
|
10 des 11
06.00
09.30
11.00
09.45
07.30
08.30
17.00
15.00
11.00
14.00
12.00
17.00
18.00
11 des 11
14.10
14.30
14.15
14.25
16.45
12 des 11
08.00
07.30
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
|
1.
Mengkaji pola kebutuhan personal
hygiene klien
R: mengetahui
data dasar dalam melakukan intervensi
2.
Membantu membersihkan rambut dengan
cara mencuci rambut klien
R: rambut
klien lebih bersih, tidak lengket,kulit rambut bersih dan klien merasa lebih nyaman
3.
Membantu klien mengganti pakaian
R: klien
merasa lebih nyaman
4.
Membantu menyisir rambut
R: rambut
klien lebih rapi
5.
Memandikan
R: klien
merasa lebih nyaman dan bersih,kulit bersih
6.
Membantu membersihkan mulut dengan
menggosok gigi klien
R: gigi klien
terlihat lebih bersih dan klien merasa lebih
nyaman
7.
Membantu klien dalam kebersihan
mulut dengan cara dan menggosok gigi klien
R: klien
merasa lebih bersih dan nyaman
8.
Menjelaskan pentingnya melakukan kebersihan diri
R: klien
terlihat menyisir rambut sendiri
9.
Membantu klien memotong kuku
R: kuku klien
pendek dan bersih
10. Menganjurkan klien dalam ikut serta dalam perawatan
diri sesuai kemampuan
R: klien
terlihat dapat menggosok gigi sendiri
11. Memberi lotion pada kulit klien
R:agar kulit
klien tidak kusam
12. Membantu dan mengajarkan klien dalam membersihkan mulut
R: klien mau
melakukannya
13. Membantu klien membersihkan badanya
R: klien mau
melakukannya dan klien mengatakan merasa
lebih nyaman
14. Mengkaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
R: Membantu dalam menentukan tindakan
selanjutnya
15. Mengganti
balutan luka secara steril
R: adanya granulasi, pus pada jaringan berkurang
16. Mengukur TTV
TD: 120/90mmHg
N: 80 x / menit
RR: 20 x menit
S: 36,5 ˚c
17. Melakukan
perawatan luka
R: luka didaerah dorsal pedis
dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, gangrene, kondisi
luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
18. Mengkolaborasi
pemberian antibiotik: metronidazole sesuai indikasi.
R: adanya granulosa pada luka
19. Membantu
klien melakukan gerak ROM pasif pada daerah yg sakit dan ROM aktif pada
daerah yang tidak sakit
R: klien mengatakan otot-otonya tidak
kaku
20. Berikan klien
makanan TKTP sesuai diit 2000 kal/hari
R: adanya perbaikan jaringan pada luka
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama/Umur
: Ny.E / 35 thn
Ruang /
Kamar : Lt
IV/ 3
Tanggal
|
Pukul
|
NO
DX |
Evaluasi/Catatan
SOAP
|
Paraf
Nama jelas
|
12 des 11
13 des 11
|
16.00
18.00
|
1
2
|
S: 1. Klien mengatakan
rambutnya lebih rapi
2. Klien mengatakan lebih nyaman dari
sebelumnya
3. Klien mengatakan sudah tidak malu
bicara
dengan orang lain
4. Klien mengatakan mulutnya terasa
mulutnya lebih segar
5. Klien mengatakan badannya terasa
lebih segar
6. klien merasa lebih nyaman dengan kuku
pendek
O: 1. Klien terlihat senang dan
nyaman
2. Rambut bersih dan rapi
3. Gigi klien bersih
4. Mulut klien wangi
5. Kulit klien bersih
6. Rasa lengket dan bau badan klien
berkurang
7. Badan klien terlihat lebih bersih
8. Kuku klien pendek
9. Kuku klien bersih
A: Tujuan teratasi masalah teratasi
P: pertahankan intervensi:
S:1. Klien terlihat
meringis
2. Klien mengatakan sudah dapat
menggerakan kakinya.
3. Klien mengatakan masih merasakan
nyeri
O: 1. Terdapat luka didaerah dorsal pedis
dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, gangrene, kondisi
luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
2. Bau ganggrene tidak tercium lagi
3. Adanya jaringan dan granulasi
4. Pus (nanah) pada jaringan berkurang
5. Adanya granulasi
A : Tujuan teratasi sebagaian, masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
|
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam memberikan asuhan keperawatan
pada Ny.E dengan
Diabetes Mellitus yang lebih penting adalah dengan menjaga kebutuhan personal hygiene yang harus di utamakan. Selain
itu juga pasien Diabetes Mellitus harus menjaga nutrisi dengan baik, supaya
tidak terjadi hipoglikemi atauhi perglikemi, disamping itu juga pasien harus berlatih untuk
beraktivitas supaya tidak terjadi atau timbul masalah baru seperti masalah
gangguan perawatandiri.
B. Saran
1.
Bagi perawat
Perawat
yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus harus
memperhatikan apakah terjadi hipoglikemi atau hiperglikemi dan juga
memperhatikan personal
hygiene klien.
2.
Bagi Rumah Sakit.
Rumah
sakit sebaiknya menyediakan atau memberikan fasilitas alat-alat
pelaksana tindakan keperawatan. Selain itu juga menyediakan tempat untuk
berbagai segi kehidupan seperti, tempat ibadah agar tercipta suasana
kekeluargaan di rumah sakit sehingga penderita atau keluarga dapat lebih tenang
dalam menghadapi penyakitnya.
3.
Bagi mahasiswa
Mahasiswa
yang sedang praktek, gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk serius
ingin mengetahui sisi baik, buruk dari segi social dan juga dari segi
pendidikan keperawatan hingga lebih berpengalaman dalam bidang keperawatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar