2.2.1
Konsep Medis
1)
Pengertian
(1)
Broncopneumonia adalah suatu
peradangan pada paru di mana tidak saja jaringan paru tetapi juga pada bronciholi
(Jumiarni Ilyas dkk, 1993 : 105)
(2)
Broncopneumonia adalah suatu radang
paru yang disebabkan oleh bermacam-macam penyebab seperti bakteri, virus, jamur
dan benda asing (Ngastiyah 1997, 39)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa broncopneumonia adalah
suatu peradangan pada paru dan broncholi yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dn benda asing.
2)
Etiologi
Penyebab dari broncopneumonia adalah :
(1)
Bakteri seperti stapilococus,
steptococus, stofilucocus, haemaphilus influense
(2)
Virus seperti virus influenza
(3)
Jamur seperti candida albicans
(4)
Aspirasi karena makanan , benda
asing.
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya broncopneumonia adalah penyakit
menahun, trauma paru, kekurangan energi protein.
3)
Patofisiologi
Kuman yang masuk bersama sekret ke dalam paru melalui saluran nafas dapat
menyebabkan reaksi radang berupa sembab seluruh alveoli yang terkenal disusul
infiltrasi sel radng mulai dari stadium kongesti sampai dengan stadium
resolusi. Gambaran dari stadium-stadium tersebut adalah bakteri atau kuman yang
masuk ke dalam paru-paru melalui jalan pernafasan.
(1)
Stadium Kongesti
Kapiler melebar dan kongesti serta di dalam alveolus
terdapat eksudat jernih, bakteri dalam jumlah banyak.
(2)
Stadium Hepatisasi Merah
Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat, warna merah,
tidak mengandung udara.
(3)
Stadium Hepatisasi Kelabu
Lobus tetap padat warna merah menjadi pucat kelabu,
permukaan alveoli suram diliputi fibrin dan leukosid terjadi fagositosis dan
kapiler tiada lagi kongesti.
(4)
Stadium Resolusi
Eksudat berkurang, makrofag bertambah dan leukosid nekrose
dan degenerasi lemah, fibrin direasorbi dan menghilang.
Gambaran Klinis
Gambaran Klinis
(1)
Biasanya didahului oleh infeksi
traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari.
(2)
Peningkatan suhu tubuh secara
mendadak (39-40o C) dan disertai kejang karena demam yang tinggi
(3)
Anak sangat gelisah, dispneu,
pernafasan cepat dan dangkal, disertai pernafasan cuping hidung serta sianosis,
kadang disertai muntah dan diare
(4)
Batuk biasanya tidak ditemukan
pada permulan penyakit, tetapi setelah beberapa hari mula-mula kering menjadi
produktif
(5)
Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya
suara ronchi basah, nyaring halus atau sedang.
5)
Pemeriksaan Diagnosa
(1)
Foto thorax
Ditemukan bercak
infiltrat pada satu atau beberapa lonils
(2)
Laboratorium
-
Gambaran darah tepi menunjukkan
leukositosis (15000 – 40000/mm3)
-
Urine biasanya berwarna lebih tua,
mungkin terdapat albuminuria ringan karena peningkatan suhu
-
AGD arteri terdapat asidosis
metabolik dengan atau tanpa retensi CO2
6)
Komplikasi
Komplikasi yang
terjadi yaitu emfisema, otitis media acut, atelekstasis, Empisema dan
Meningitis.
7)
Prognosa
Pemberian antibiotik
yang tepat dan akurat, mortilitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%. Bila
pasien disertai malnutrisi energi protein (KEP) dan pasien yang datang
terlambat angka mortalitasnya masih tinggi.
8)
Penatalaksanaan
(1) Medik
Pengobatan yang
diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetap hal itu perlu waktu dan
perlu terapi secepatnya maka diberikan.
-
Peniccillin 50.000 u/Kg BB/hari
ditambah kilogram fenikol 50-70 mg/Kg BB/hari atau antibiotik dengan spektrum
luas sampai bebas demam 4 – 5 hari
-
Pemberian O2 dan cairan
intra vena biasanya dicampur glukosa 5% dn Na Cl 0,9% (3:1) ditambah larutan
KCl 10 Meg/50 ml / botoll infus
-
Pemberian koreksi karena keadan
asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia sesuai analisa darah
arteri.
(2) Keperawatan
Masalah yang
perlu diperhatikan adalah menjaga kelancaran pernafasn, kebutuhan istirahat,
kebutuhan nutrisi aau cairan, mengontrol suhu tubuh, mencegah komplikasi dan
pengetahuan orang tua terhadap penyakit.
9)
Pengkajian
(1)
Identitas Klien
Terjadi terutama
pada bayi kurang dari 1 minggu dan anak kurang dari 1 tahun. Tempat tinggal
keluarga yang menyebabkan broncopneumonia, misalnya sekitar pabrik atau
lingkungan banyak debu serta kebiasaan yang mendukung terjadinya penyakit.
(2)
Keluhan Utama
Sesak nafas
(3)
Riwayat Penyakit Sekarang
Didahului dengan
infeksi traksus respiratorius atas selama beberapa hari, suhu tubuh dapat naik
secara mendadak sampai 39 – 40o C dan dapat disertai kejang karena
demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnea, pernafasan cepat dan dangkal
disertai pernafasn cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut,
kadang-kadang disertai muntah dan diare.
(4)
Riwayat Penyakit Dahulu
Infeksi saluran
nafas bagian atas yang dialami dapat disebabkan oleh bahan-bahan lain misalnya
aspirasi minyak, mineral, inhalasi bahan bakar organik (uap kimia), debu
pabrik.
(5)
Riwayat Penyakit Keluarga
Ada anggota
keluarga yang menderita penyakit paru-paru atau penyakit pernafasn lainnya.
Keadaan ini dapat memberikan petunjuk kemungkinan penyakit tersebut diuraikan.
(6)
Riwayat Psiko Sosial Spiritual
Riwayat psiko
merupakan respon anak terhadap penyakit dan dampak dari hospitalisasi sesuai
dengan tahap perkembangannya yaitu takut dan menangis bila didekati oleh orang
yang tidak dikenal.
(7)
ADL (Activity Daily Live)
-
Pola Nutrisi
Didapatkan
penurunan nafsu makan dan muntah
-
Pola Istirahat
Didapatkan
kelemahan karena sesak dan suhu lebih tinggi sehingga harus lebih banyak
istirahat.
-
Pola aktivitas
Aktivitas
terganggu akibat sesak dan terapi istirahat di tempat tidur, kelelahan akibat
peningkatan upaya bernafas.
-
Pola Eliminasi
Kadang-kadang
terjadi diare sedangkan pada eliminasi alvi biasanya tidak terjadi gangguan
-
Pola personal Hygiene
Harus dengan
bantuan keluarga karena klien harus beristirahat dan beraktivitas terbatas.
(8)
Pemeriksaan
-
Pemeriksaan umum
Kesadaran compos
mentis sampai koma, kedaan umum lemah dan gelisah suhu tubuh 39-40o
C, nadi cepat dan lemah, respirasi cepat dan dangkal BB sesuai umur.
-
Pemeriksaan Fisik
-
Kepala dan leher pemeriksaannya
meliputi keadaan kepala, rambut, mata, hidung terdapat kesuakaran bernafas, pergerakan
cuping hidung, sianosis di sekitar mulut, pada leher terdapat gerakan supra
sternal.
-
Dada didapatkan perkusi redup,
adanya suara nafas tambahan, ranchi halus pada sisi yng sakit tetapi temuan ini
jarang ditemukan pada anak yang besar. Pada sisi paru yang berlawanan suara
nafas mungkin berlebihan, retraksi pada supra klavikula, ruang intercostal dan
sub costal tochipne serta tachicardi serta adanya getaran yang berlebihan pada
palpasi.
-
Abdomen distensi, menonjol,
distensi lambung akibat udara yang tertekan. Hati mungkin lebih membesar akibat
pergeseran dari diafragma ke bawah kalau ada gagal jantung kongesti yang
menyertai.
-
Pemerikasaan Penunjang
Pada pemeriksaan
ini ditemukan adnya leukositosis mencapai 15.000 – 40.000 /cm3.
Urine biasanya lebih tua dan terdapat albuminuria ringan dan pada analisa gas
drah tapi menunjukkan asoidosis metabolik dengan atau tanpa retensi CO2.
Pada foto thorax
terdapat bercak infiltrat pada satu atau beberapa lubus.
10) Diagnosa Keperawatan Yang
Timbul
(1)
Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas, perubahan pola nafas, kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
produksi mukus pada paru dn ketidak efektifan batuk.
(2)
Hipertermi berhubungan dengan
adanya bakteri dan infeksi virus.
(3)
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran oksigen.
(4)
Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan dampak dari usaha
peningkatan proses bernafas.
(5)
Kurangnya pengetahuan keluarga
berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai proses penyakit dan perawatan
di rumah.
11) Intervensi
(1)
Diagnosa I
Tujuan : Bersihkan jalan nafas, pola nafas, perubahan pola nafas,
kerusakan pertukaran gas efektif dengan kriteria pernafsan spontan suara nafas
Vesikuler, frekuensi pernafasan normal (30-60 X/menit pada bayi dan 15-30
X/menit pada anak). Tidak sesak dan tidak sianosis, batuk spontan, AGD normal
(Pa O2 80 – 100 dan CO2 35 – 45).
Intervensi
-
Lakukan Auskultasi Suara 2 – 4 Jam
R/ mengetahui
obstruksi pada saluran nafas dan manifestainya pada suara nafas.
-
Berikan posisi kepala lebih tinggi
dari posisi badan dan kaki.
R/ penurunan
diafragma dapat membantu ekspansi paru lebih maximal.
-
Latih dan anjurkan klien untuk
lebih efektif
R/ batuk
merupakan mekanisme alamiah untuk mengeluarkan benda asing dari saluran nafas
dengan baik dan benar.
-
Ubah posisi klien sesering mungkin
tiap 2 jam
R/ Posisi klien
yang tetap secara terus menerus dapat mengakibatkan akumulasi sekret dan cairan
pada lobus yang berada di bagian bawah.
-
Lakukan suction bila perlu
R/ peningkatan
mucus/lendir di saluran nafas dapat menyumbat jalan nafas.
-
Monitor tanda vital tiap 4 jam
R/ peningkatan
frekwensi nafas mengindikasikan tingkat keparahan.
-
Lakukan kolaborasi pemberian O2
R/ kebutuhan
oksigen yang masuk ke tubuh dapat dibantu dengan tambahan oksigen yang
diberikan.
-
Lakukan pemijatan dinding dada dan
perut serta pemberian nebulizer hati. Hati pada anak yang sesak dan suhu tubuh
yang tinggi.
R/ getaran dan
pemijatan membantu melepaskan sekret yang menempel pada dinding saluran nafas,
nebulizer merangkang batuk efektif klien.
-
Berikan obat ekspektoran,
broncodilator, mukolitik dan pemeriksaan penunjang.
R/ pelebaran
saluran nafas, sekret yang mudah keluar akan mempermudah klien bernafas,
deteksi sejauh mana kebutuhan O2 dapat diberikan dengan pemeriksaan
penunjang.
(2)
Diagnosa II
Tujuan : Suhu tubuh dan tanda vital dalam batas normal dengan kriteria
suhu tubuh normal 365 – 375 o C (bayi) 36-37
(anak) nadi normal 120 140 X/menit (bayi) 100-120 X/menit (anak) Respirasi
normal 30-60 X/ment (bayi) 30-40X/menit (anak).
Intervensi :
-
Monitor suhu tubuh tiap 2-4 Jam
R/ perubahan suhu
tubuh dapat mengetahui adanya infeksi.
-
Berikan kompres hangat
R/ kompres hangat
menurunkan panas dengan cara konduksi yaitu kontak langsung dengan obyek.
-
Berikan antipiretik, analgetik
sesuai program dokter
R/ menurunkan
panas di pusat hepotalamus.
(3)
Diagnosa III
Tujuan : klien mampu
meningkatkan aktivitas fisiknya dengan kriteria mampu melaksanakan aktifitas
ringan dan mampu mempertahankan gerak.
Intervensi
-
Rencanakan periode istirahat
sering pada klien untuk penghematan energi.
R/ istirahat yang cukup dapat
mengembalikan tenaga klien secara bertahap dan mencegah pengeluaran yang
berlebihan.
-
Ciptakan lingkungan yang tenang
tanpa stress
R/ Lingkungan yang tenang
dapat memberikan rasa nyaman pada klien
-
Ubah posisi secara bertahap dan
tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
R/ membantu mobilisasi
secara bertahap
-
Sertakan orang tua dalam
meningkatkan kebutuhan istirahat
R/ istirahat tidur lebih
efektif dengan peran serta orang tua.
(4)
Diagnosa IV
Tujuan : volume cairan tubuh
sumbang antara intake dan output dengan kriteria kebutuhan cairan terpenuhi,
urine normal, turgor kulit baik dan membran mukosa lembab, tidak demam.
Intervensi :
-
Tingkatkan frekwensi pemasukan
cairan melalui oral
R/ Membantu mengencerkan
sekresi pernafasan dan mencegah status cairan tubuh.
-
Libatkan orang tua dalam menemukan
cara untuk memenuhi kebutuhan cairan.
-
Monitor pengeluaran urine tiap 8
jam
R/ mengetahui perbandingan
antara pemasukan dan pengeluaran cairan.
-
Berikan cairan infus sesuai
program dokter
R/ memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit
-
Kolaborasi tentang pemberian
antipiretik
R/ mencegah timbulnya
demam
(5)
Diagnosa V
Tujuan : Secara verbal keluarga
dapat menjelaskan proses penyakit, penyebab dan penyegahan penyakit dengan
kriteria keluarga menunjukkan pemahaman menganai instruksi evaluasi dan
mengatakan rencana keperawatan untuk istirahat cairan diet dan perawatan
evaluasi.
Intervensi :
-
Berikan penjelasan pada keluarga
tentang perlunya istirahat
R/ Meminimalkan gerak sehingga klien tidak kelelahan
-
Jelaskan perlunya diet bergizi
sesuai dengan usia dan cairan tambahan
R/ Diet bergizi dapat menimbilkan kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi
-
Diskusikan tanda dan gejala
distres pernafasan
R/ keluarga mengetahui lebih dini gejala distres pernafasan
-
Libatkan keluarga dalam setiap
tindakan keperawatan yang akan dilakukan
R/ Keluarga dapat melakukannya.
-
Libatkan keluarga dalam setiap
tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
R/ menghindari kesalah pahaman dalam tindakan dan membantu
peran aktif keluarga.
-
Ajarkan nama antibiotik dan
antibiotik, dosis waktu pemberian dan tujuan serta efek sampingnya pada
keluarga.
R/ Keluarga dapat memberikan obat yang tepat sesuai kondisi
klien.
12)
Implementasi
Pada tahap pelaksanaan merupakan kelanjutan dari intervensi
yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara
optimal. Pelaksanaan adalah wujud dari tujuan keperawatan pada tahap
perencanaan.
13)
Evaluasi
Evaluasi
merupakan tahap dimana proses keperawatan menyangkut pengumpulan data objektif
dan subjektif yang dapat menunjukkan masalah yang terselesaikan. Apa yang perlu
dikaji dan direncanakan, dilaksanakan dan dinilai apakah tujuan keperawatan
telah dicapai atau belum, sebagian tercapai atau timbul masalah baru.
DAFTAR PUSTAKA
Dra Jumiarti Ilyas dkk (1993) Asuhan Keperawatan Anak Dalam Konteks
Keluarga, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep Kes RI Jakarta.
Mcgrow Hill (1995) Perinatal / Neonatal USA
Ngastiyah (1997) Perawatan Anak Sakit, Edisi III EGC, Jakarta.
Staf Pengajar IKA (1985) Ilmu Kesehatan Anak VI Jakarta
2.2.2 Asuhan Keperawatan
Anak “Y” dengan Kasus Bronchopneumonia di
Ruang Anak
2.2.2.1
Pengkajian
1)
Identitas Klien
ama An “Y”, jenis kelamin : perempuan, umur 13 bulan,
agama Islam, suku/bangsa : Jawa/Indonesia, alamat Simokalangan 2/56 k Surabaya,
MRS tanggal 7 Agustus 2005 pukul 05.00 WIB dengan diagnosa medik : Asma
bronchiale + Broncobneumonia No Register 10512924.
2)
Identitas Penanggung Jawab
Nama Ny. S umur 3 tahun, jenis kelamin perempuan, agama
Islam, suku/bangsa Jawa/Indonesia, pekerjaan : pedagang, penghasilan =
400.000/bulan. Alamat : Simokalangan 2/56 K Surabaya. Hubungan dengan klien :
Ibu klien.
3)
Keluhan utama
Sesak nafas
4)
Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan klien sesak mulai kemarin sore pukul 19.00
disertai batuk nafas ngos-ngosan dan grok-grok, keluar keringat dingin dan
wajahnya pucat. Diberi obat citirizin tetapi sesak tidak berkurang. Awalnya
didahului dengan demam selama 1 hari. Sesak bertambah saat klien menangis dan bergerak-gerak,
dan berkurang saat klien dibaringkan dengan bantal agak tinggi. Karena sesak
tidak berkurang, pukul 05.00 WIB dibawa ke RS Dr Soetomo di IRD telah di Suchon
2 nebulizer dan diberi obat.
5)
Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu klien mengatakan klien sudah berulang-ulang (3X) MRS
dengan penyakit yang sama, dan sudah menderita penyakit ini sejak usia 7 bulan.
6)
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu klien mengatakan dalam keluarganya (Ibu klien) punya
riwayat alergi terhadap ikan laut, tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
menular (TBC, Hepatitis) dan penyakit menurun (DM Hipertensi)
7)
Riwayat Pre natal, natal dan post
natal
(1)
Riwayat Pre natal
Ibu klien mengatakan selama hamil periksa bidan 3X dan
mendapat pil dari bidan, tidak pernah minum jamu, kadng-kadang muntah, dapat
imunisasi TT 2X.
(2)
Riwayat Natal
Ibu klien mengatakan bayi lahir usia 9 bulan, BB = 3100 Kg,
panjang badan 5 cm, ditolong bidan, lahir spontan biasa, langsung menangis.
(3)
Riwayat Post Natal
Ibu klien mengatakan tidak terjadi perdarahan berlebih dan
tidak terjadi tanda-tanda infeksi.
(4)
Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan klien sudah mendapat imunisasi
lengkap. (BCG, DPT I; II; III; polio I, II, III, IV, HB II, I, campak)
8)
Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu klien mengatakan klien sudah bisa berjalan dengan
dituntun atau berpegangan, bisa memanggil orang tua, gigi seri sudah tumbuh.
9)
Riwayat Psiko Sosial Spiritual
(1)
Riwayat Psiko
Ibu klien mengatakan klien sangat rewel dan sering menangis.
(2)
Riwayat Sosial
Ibu klien mengatakan klien selalu menangis bila melihat
petugas kesehatan yang mendekatinya.
(3)
Riwayat Spiritual
-
10)
Riwayat ADL (Activity Daily Live)
(1)
Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien makan 3X sehari
komposisi nasi sayur + lauk dan
kadang-kadang buah, serta minum ASI semaunya.
Selama sakit : Ibu klien mengatakan sejak sesak tadi
malam klien belum diberi makan hanya diberi ASI.
(2)
Pola Eliminasi :
Sebelum
sakit : Ibu klien mengatakan klien BAB 2X/hari dengan konsistensi lembek,
warna kuning tengguli, bau khas serta BAK 6-7 X/hari dengan warna kuning jernih
bau khas.
Selama
sakit : Ibu klien mengatakan sejak
tadi malam klien BAB 1X sehari dengan konsistensi agak cair, serta BAK 2X
dengan warna kuning jernih, bau khas.
(3)
Pola Aktivitas
Sebelum sakit
: Ibu
klien mengatakan klien sudah bisa berjalan dengan berpegangan dituntun dan
bermain dengan mainannya.
Selama
sakit : Ibu klien mengatakan sejak
tadi malam klien hanya berbaring/digendong ibunya karena sesak yang
dirasakannya.
(4)
Pola Istirahat Tidur
Sebelum
sakit : Ibu klien mengatakan klien tidur malam pukul 20.00 WIB s/d 05.00 WIB
dan tidur pagi/siang ± 5-6 jam.
Selama
sakit : Ibu klien mengatakan sejak
tadi malam klien belum dapat tidur nyenyak karena sesak.
(5)
Pola Personal Hygiene
Sebelum sakit
: Ibu
klien mengatakan klien mandi 3X sehari pakai sabun keramas 2X sehari, ganti
baju 2 – 3 X sehari.
Selama
sakit : Ibu klien mengatakan sejak
tadi malam klien belum dimandikan, sudah ganti baju 1X.
11)
Pemeriksaan
(1)
Pemeriksaan Umum
Suhu 37o C Nadi 148X/menit, RR 52X/menit BB 8,4
Kg, terpasang O2 nasal Canule 2 liter/menit.
(2)
Pemeriksaan Fisik
-
Kepala
Rambut : Distribusi
merata, lebat, warna hitam kemerahan, tidak ada ketombe.
Wajah : Tidak
terdapat finger print, tidak odem
Mata :
Konjungtiva agak pucat, sklera putih terdapat garis tipis pembuluh darah,
tampak sayu.
Hidung :
Tidak ada polip, terdapat sekret, terdapat pergerakan cuping hidung.
Mulut :
Bibiir lembab, tidak ada stomatitis, gigi seri dan taring sudah tumbuh.
Telinga : Tidak
ada serumen.
-
Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid,
maupun bendungan vena jugularis.
-
Thoraks
I : Dada
bulat datar simetris, terdpat pergerakan otot sub sternal, nafas cepat dan
dangkal.
P : Teraba
ictus cordis 1 cm
P : Suara
paru sonor dan suara jantung pekak.
A : Terdengar
suara nafas grok-grok dan tidak ada suara jantung tambahan, ronchi kasar pada
sebelah kiri.
-
Abdomen
I : Perut tidak membuncit
A : Terdengar bising usus 12X/menit
P : Tidak teraba hepar ataupun lien
P : Suara supel
-
Elistremitas
Atas : Terpasang infus Ds ¼ S 600 CC/24 jam
pada tangan kanan, tangan kiri bebas bergerak. Tidak ada odem, akral hangat.
Bawah : Kedua kaki bergerak bebas, tidak ada
varises, akral hangat.
(3)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tanggal 7 Agustus 2005
Hematologi Hasil Nilai Normal
Hb 13,2 (11,4 - 15,1)
Leuko 16,3 (4,3
– 11,3)
Trombosit 390 (150 – 350)\
PVC 0,39 (0,38
– 0,42)
Analisa Gas Darah
PH 7,280 (7,35 – 7,45)
PCO2 38,9 (35 – 45)
PO2 28,0 (80 – 109)
HCO3 7,9 (21 – 25)
BE -8,9 (-3,3 + 1,2)
Foto Thorak
-
Cor : Besar dan bentuk normal
-
Pulmunal : Tampak hiperareated,
tak nampak infiltrat
-
Kedua sinus phrenoicostalis tajam
-
Kesimpulan : Hiperareated long
12)
Terapi
-
Infus Ds ¼ S 600 CC/24 jam
-
O2 Nasal Canule 2
l/menit
-
Nebulizer Ventolin + PZ : 1 : 1 4X/hari
-
Amoxicillin 3X300 mg
-
Cloxascillin 3X 150 mg
-
Chest fisiotherapy nafas 4 x/hari
-
Minum susu boleh bila sesak
berkurang
13) Analisa Data
Nama : An. “Y” Ruang
: Anak
Umur : 13 bulan No
Reg : 10512929
No
|
Pengelompokan Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
Ttd
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1.
2.
3.
4.
|
S : Ibu klien mengatakan klien sesak mulai
kemarin sore disertai batuk, nafas ngos-ngosan dan grok-grok, sesak bertambah
saat klien menangis dan berkurang saat klien dibaringkan dengan bantal agak
tinggi
O: - Terdapat
pergerakan cuping hidung, terdapat secret pada hidung.
-
Tarikan otot sub sternal, nafas
cepat dan dangkal, suara nafas grok-grok ronchi kasar pada sebelah kiri
-
Terpasang O2 Nasal 2
lpm
-
RR : 52 X/menit nadi 148X/menit
-
PO2 : 28,0
S : Ibu klien mengatakan se jak tadi malam klien tidak bisa
tidur nyenyak karena sesak.
O : - Konjungtiva
agak pucat
- Klien nampak sesak
- RR 52X/menit
- Mata tampak sayu
S : Ibu klien mengatakan klien bertambah sesak
saat klien menangis dan bergerak-gerak dan berkurang saat klien dibaringkan.
O : - Klien
tampak sesak
- Terdapat sekret pada hidung, nafas
grok-grok, pergerakan cuping hidung
- RR 52X/menit, nadi 148X/menit
PO2 : 28,0
S : Ibu klien
mengatakan sejak tadi malam anaknya belum diberi makan/minum Cuma diberi ASI
sedikit,
Anak juga demam sejak kemarin dan BAB
cair 1X.
O : - Turgor kulit
kembali dalam 1 detik
- RR 52X/menit
- BB : 8,4
|
Produksi mukus /sekret kental yang berlebihan
Sesak
Ketidak seimbangan antara pemasukan dan pengeluaran O2
Output yang berlebih
|
Bersihan jalan nafas
Istirahat tidur
Intoleran aktivitas
Cairan
|
2.2.2.2 DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nama : An “Y” Ruang : Anak
Umur : 13 buan No.
Reg : 10512929
No
|
Rumusan
Diagnosa
|
Tgl.
Ditemukan
|
Tgl.
Teratasi
|
Ttd
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
2
|
Bersikan
jalan nafas, tak efektif berhubungan dengan produksi mukus kental yang
berlebih ditandai dengan :
-
Ibu klien mengatakan sesak mulai
kemarinsore disertai batuk, nafas ngos-ngosan dan grok-grok, sesak bertambah
saat klien dibaringkan dengan bantal agak tinggi
-
Terdapat pergerakan cuping
hidung, terdapat sekret pada hidung
-
Tarikah otot sternal, nafas
cepat dan dangkal, suara nafas grok-grok ronchi sebelah kiri
-
Terpasang O2 nasal
canale
-
RR : 52 x/mnt Nadi
148 x/mnt
-
PO2 : 28,0
Gangguan
istirahat tidur berhubungan dengan sesak ditandai dengan :
-
Ibu klien mengatakan sejak tadi
malan klien tidak bisa tidur nyeyak karena sesak
-
Konjungtiva agak pucat
-
Mata tampak sayu
|
|||
-
Klien tampak sesak
-
RR : 52 x/mnt
|
||||
3
4
|
Intoleran
aktivasi berhubungan dengan ketidak seimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran O2 ditandai dengan :
-
Ibu klien mengatakan klien
bertammbah sesak saat klien menangis dan bergerak-gerak dan berkurang saat
klien dibaringkan
-
Klien tampak sesak
Terdapat sekret pada hidung, nafas grok-grok, pergerakan
cuping hidung
-
RR 52 x/mnt nadi
: 148 x/mnt
PO2 : 28,0
Resiko
kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang berlebih ditandai
dengan :
-
Ibu klien mengatakan sejak tadi
malam anaknya belum diberi makan/minum Cuma diberi ASI sedikit
Anak juga demam sejak kemarin dan BAB cair 1 x
-
Tugosr kulit kembali dalam 1
detik
-
RR 52 x/mnt
-
BB 8,4 Kg
|
2.2.2.3 PERENCANAAN
Nama : An “Y” Ruang : Anak
Umur : 13 buan No.
Reg : 10512929
No
|
Tgl/jam
|
Dx. Kep
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Ttd.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
7-8-2005
|
Dx.
|
Jangka
Pendek
Setelah
dilakukan tindakan keperwatan selama 1 x 24 juam diharapakan penumpukan
sekret berkurang dengan kreteria :
-
Ibu klien dapat menjelaskan
kembali penumpukan sekret dan cara mengatasinya
-
Ibu klien besedia memberikan
posisi kepala lebih tinggi dari badan dan extrimitas serta menepuk punggung
anaknya
-
Ibu klien memberikan posisi kepala lebih tinggi dari
badan dan extremitas saat sesak
|
1.
Berikam penjelasan tentang
penyebab sesak dan cara menguranginya
2.
Anjurkan pada keluarga untuk
memberi posisi kepada lebih tinggi dari dada dan extrimitas
3.
Auskultasi bunyi nafas 2 – 4 jam
sekali
|
1.
Pengetahuan yang adekuat akan
mempermuda intervensi
2.
Perlusan lapang paru karena
ada-nya ekspansi diagfragma serta penurunan lendir untuk merangsang batuk
3.
Mengetahui abtraksi pada saluran
nafas dan manifestasinya pada suara nafas
|
|
- Tidak
terdapat suara tambahan, sesak berkurang,
|
4.
Lakukan suction + nebulizer selama 10
|
4.
Pengeluaran mukus /lendir pada
saluran
|
||||
-
RR dalam batas normal
Jangka
Panjang
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan bersihkan jalan
nafas efektif dengan kriteria :
-
Ibu klien dapat penyebab dan
cara mengatasinya
-
Nafas spontan, nasal conule
dilepas, tidak terdengan suara nafas tambahan, tidak terdapat pergerakan otot
sub sternal
-
RR dalam batas normal (20 – 40 x/mnt)
-
PO2 (80 – 104)
|
– 15 menit
5.
Lakukan tekanan pada punggung
(chest fisio terapi)
6.
Monitor tanda filed tiap 4 jam
7.
Kolaborasi/lanjutkan program
terapi
-
Ampicillin
3 x 300 mg
-
Cloxacillin 3 x 150 mg
|
nafas dapat mempe-rburuk keadaan klien
5.
Getaran dan pemijatan membantu
melepaskan sekret yang menempel pada dinding saluran nafas
6.
Peningkatan RR dan nadi
mengindikasi-kan tingkat keparahan
7.
Antibiotik berguna untuk
pencegahan infeksi lebih lanjut
-
Nebulizer ventolan untuk penguapan
|
||||
-
O2
nasal canula 2 lpm
-
Nebulizer ventolin : P2 = 1 : 1 (4 x/hari)
|
lendir agar mudah encer dan pelebaran jalan nafas
|
|||||
2
|
7-8-2005
|
Dx. II
|
Jangka Pendek
Setelah
dilakukan tindakan keperwatan selama 1 x 24 jam diharapakan seask berkurang
dengan kreteria :
-
Ibu klien dapat menjelaskan
kembali penumpukan sekret dan cara mengatasinya
-
RR dalam batas normal (20 – 40
x/mnt)
-
Nafas spontan (tidak grok-grok)
Jangka
Panjang
-
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam
|
1.
Berikan penjelasan pada keluarga
tentang pentingnya tidur dan dampak kurang tidur
2.
berikan posisi kepala lebih
tinggi dari dada dan ekstrimitas saat tidur
3.
lakukan suction bila perlu
|
1.
pengetahuan yang adekuat dapat
mempermudah intervensi
2.
perluasan dan ekspansi paru lera penurunan
diagfragma serta penurunan lendir untuk merangsang batuk
3.
penumpukan sekret dapat
memperburuk keadaan
|
|
diharapkan
kebutuhan istirahat tidur ter penuhi dengan kretiria :
- Ibu
klien dapat menjelaskan kembali pentingnya tidur dan
|
4. monitor
jumlah tidur tiap hari.
|
4.
Mengetahui Jumlah tidur klien
sesuai perkembangan
|
||||
3
|
7-8-2005
|
Dx. III
|
dampak jika kurang tidur
-
Konjungtive mwerah muda
-
Mata tampak segar
-
Nadi dalam batas normal
-
Anak tidur + 15 – 18 jam
Jangka Pendek
Setelah
dilakukan tindakan keperwatan selama 1 x 24 jam diharapakan intake O2
terpenuhi dengan kreteria :
-
Ibu klien dapat menjelaskan
kembali penyebab sesak dan cara mengatasinya
|
5. observasi
TTV tiap 8 jam
6. Kolaborasi
pemberian
- Ventolin : P2
1 : 1
1.
Berikan penjelasan pada keluarga
ten-tang pentingnya aktivitas dan
dampak kurang aktivitas
2.
Batasi aktivitas dan istirahat
yang cukup
|
5.
peningkatan RR dan nadi
mengindikasikan keparahan
6.
pencegahan infeksi dan pelebaran
jalan nafas
1. Pengetahuan yang adekuat akan mempermudah
intervensi
2. Istirahat
yang cukup dapat menghemat pengunaan O2
|
|
-
Terpasang O2 sesak
berkuran, RR dalam batas normal
|
3. ubah posisi ber-tahap dan
tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
|
3.
membantu mobilisasi sedara
bertahap
|
||||
Jangka
Panjang
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapakan aktivitas klien
terpenuhi
dengan kretiria :
-
Ibu klien dapat menjelaskan
kembali pentingnya aktivitas dan dampak kurangnya aktivitas
-
Klien dapat dapat beraktivitas
seperti biasa tampa sesak
|
4. observasi
TTV tiap 4 jam
5. lanjutkan
terapi
-
O2 nasal canula 2 lpm
|
4.
peningkatan RR menunjukkan
tingkat keparahan
5.
peningkatan input O2
|
2.2.2.4
IMPLEMENTASI
Nama : Anak “Y” No.
Reg : 10512929
Umur : 13 bulan Ruang : Anak
No.
|
Dx.
Kep
|
Tgl./Jam
|
Implementasi
|
Ttd.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1.
|
Dx. I
|
07/08/05
06.45
|
1.
Memberikan penjelasan pada
keluarga tentang penyebab sesak dan cara mengatasinya.
-
Ibu klien mengatakan mengerti
penyebab sesak dan cara mengatasinya.
|
||||
07.00
|
2.
Auskultasi bunyi nafas
-
Terdengar suara grok – grok,
ronchi kasar pada sebelah kiri.
|
||||||
07.15
|
3.
Melakukan pemijatan padan
dinding dada.
-
Klien dan keluarga bersedia
melakukannya.
|
||||||
07.30
|
4.
Memberikan Nebulizer ventolin 1
cc + Pz 1 cc
-
Terdapat sekret kental dan klien
tampak lebih nyaman.
|
||||||
07.35
|
5.
Menganjurkan pada keluarga untuk
memberikan posisi kepala lebih tinggi dari dada dan ekstremitas.
-
Keluarga mengerti dan bersedia
melakukannya.
|
||||||
08.00
|
6.
Observasi tanda vital
RR : 52
x /mnt
Nadi : 148
x/mnt
Suhu : 37oC
|
||||||
08.15
|
7.
Injeksi Ampicilin 300 mg.
Colxacillin 150 mg.
-
Tidak ada reaksi alergi.
|
||||||
2.
|
Dx.II
|
07/08/05
09.00
|
1. Memberikan penjelasan pada keluarga
tentang pentingnya tidur dan dampak jika kurang tidur.
-
Ibu klien mengatakan mengerti
tentang penjelasan yang diberikan.
|
||||
09.15
|
2.
Menganjurkan pada keluarga untuk
memberikan posisi kepala lebih tinggi dari dada dan ekstremitas.
- Keluarga
mengerti dan bersedia melakukannya.
|
||||||
07.15
|
3.
Memberikan O2 Nasal
Canull 2 l/menit
|
||||||
07.30
|
4.
Memberikan Nebulizer ventolin 1
cc + Pz 1 cc
-
Terdapat sekret kental dan klien
tampak lebih nyaman.
|
||||||
3.
|
Dx. III
|
07/08/05
10.00
|
1.
Memberikan penjelasan pada
keluarga tentang pentingnya aktivitass klien dan dampak jika kurang aktivitas.
-
Ibu klien mengatakan mengerti
tentang penjelasan yang diberikan.
|
||||
10.15
|
2.
Memberikan O2 Nasal
Canull 2 l/menit
- Anak lebih
enak dengan nasal canule.
|
||||||
10.30
|
3.
Menganjurkan pada keluarga untuk
membatasi aktivitas anaknya hanya di tempat tidur.
-
Keluarga mengatakan mengerti
penjelasan yang diberikan.
|
||||||
12.00
|
4.
Mengobservasi TTV
Suhu : 37oC
Nadi : 132
x/mnt
RR : 42
x /mnt
|
||||||
4.
|
Dx. I
|
8/08/05
08.00
|
1.
Mengkaji karakteristik sesak.
-
Ibu klien mengatakan klien masih
sedikit sesak tetapi tidak seperti kemarin.
|
||||
08.15
|
2.
Auskultasi bunyi nafas
-
Terdengar sedikit ronchi halus.
|
||||||
08.30
|
3.
Memberikan Nebulizer ventolin 1
cc + Pz 1 cc dan suction
-
Terdapat sekret kental warna
putih ± 2 sendok.
|
||||||
08.35
|
4.
Injeksi Amoxicillin 300 mg
150 mg
|
||||||
09.00
|
5.
Mengobservasi TTV
RR : 30
x /mnt
Nadi : 120
x/mnt
Suhu : 37oC
|
||||||
5.
|
Dx.II
|
8/08/05
09.05
|
1.
Mengobservasi TTV
RR : 30
x /mnt
Nadi : 120
x/mnt
Suhu : 37oC
|
||||
09.15
|
2.
Mengkaji karakteristik dan
jumlah tidur klien.
- Ibu
klien mengatakan klien sudah dapat tidur nyenyak.
|
||||||
09.30
|
3.
Mengganti air cairan pada tabung
O2
- (2 Ltr permenit)
|
||||||
6.
|
Dx. III
|
8/08/05
09.00
|
1. Observasi TTV
RR : 30
x/mnt
Nadi : 120
x/mnt
Suhu : 37oC
|
||||
09.25
|
2.
Mengkaji karakteristik sesak
-
Keluarga mengatakan klien sudah
tidak sesak seperti kemarin.
|
||||||
09.45
|
3.
Menganjurkan pada keluarga untuk
membatasi aktivitas anaknya hanya di tempat tidur.
-
Keluarga mengatakan mengerti
penjelasan yang diberikan.
|
||||||
10.25
|
4.
Mengobservasi TTV
RR : 37oC
Nadi : 116
x/mnt
Suhu : 368oC
|
||||||
10.30
|
5.
O2 Nasal canule
dilepas.
|
||||||
7.
|
Dx. I
|
10/08/05
08.00
|
- Auskultasi bunyi nafas
- Tidak
terdengar suara nafas tambahan.
|
||||
08.15
|
- Memberikan Nebulizer
- Tidak terdapat
sekret kental.
|
||||||
08.20
|
- Injeksi Amoxillin 300 mg
Cloxacillin
150 mg
|
||||||
09.10
|
- Observasi TTV
RR : 24
x/mnt
Nadi : 116
x/mnt
Suhu : 37oC
|
||||||
2.2.2.5
EVALUASI
Nama : An.”Y” No.
Reg : 10912929
Umur : 13 bulan Ruang : Anak
No.
|
Dx.
Kep
|
Tgl./Jam
|
Catatan
Perkembangan
|
Ttd.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1.
|
Dx. I
|
07/08/05
08.00
|
S : Keluarga
klien dapat menjelaskan penyebab sesak dan cara mengatasinya.
- Keluarga
telah memberikan posisi semi fowler dan melakukan pemijatan dada saat batuk,
keluarga mengatakan sesak berkurang dibandingkan tadi malam.
|
||||
O : - Pergerakan
cuping hidung, suara ronchi sedikit berkurang, nafas grok – grok berkurang,
pergerakan otot sternal.
- RR
: 42 x/mnt
Nadi :
132 x/mnt
Suhu :
37oC
Terpasang O2 nasal canule 2
lpm.
|
|||||||
A: Tujuan
tercapai sebagian.
|
|||||||
P : Intervensi
dilanjutkan.
- Auskultasi
bunyi nafas 2 – 4 jam sekali.
- Lakukan
pemijatan dada sat batuk.
- Lakukan
nebulizer
- Lakukan
nebulizer + suction bila perlu.
- Monitor
tanda vital tiap 8 jam.
- Kolaborasi
/ lanjutkan pemberian.
Amocillin 3 x 300 mg
Cloxacillin 3 x 150 mg
Nebulizer Ventolin 8 z 1 :1 4 x/hr.
|
|||||||
I
: Implementasi sesuai
intervensi.
|
|||||||
E : Masalah
belum teratasi
|
|||||||
2.
|
Dx.II
|
07/08/05
13.35
|
S : Keluarga
klien mengatakan mengerti dan dapat menjelaskan penyebab kurang tidur dan
cara mengatasinya.
- Keluarga
mengatakan anak sudah bisa tidur nyenyak ± 3 – 4 jam dan sesak sedikit
berkurang.
|
||||
O : - Konjungtiva
agak pucat.
- Mata sayu
RR
: 42 x/mnt
Nadi :
132 x/mnt
|
|||||||
A: Tujuan
tercapai sebagian.
|
|||||||
P : Intervensi
dilanjutkan.
- Berikan
posisi kepala lebih tinggi dari dada dan ekstremitas saat tidur.
- Observasi
jumlah tidur tiap hari.
- Lakukan
suction
- Kolaborasi
pemberian O2.
|
|||||||
I
: Implementasi sesuai
intervensi.
|
|||||||
E : Masalah
belum teratasi
|
|||||||
3.
|
Dx.III
|
07/08/05
13.30
|
S : - Keluarga
klien mengatakan mengerti dan dapat menjelaskan pentingnya aktivitas dan
dampak kurang aktifitas.
- Keluarga
hanya membatasi aktivitas klien di tempat tidur.
|
||||
O : - Terpasang
O2 nasal canule 2 lpm dan sedikit sesak.
RR
: 42 x/mnt
Nadi :
132 x/mnt
|
|||||||
A: Tujuan
tercapai sebagian.
|
|||||||
P : Intervensi
dilanjutkan.
- Batasi
aktivitas dan istirahat yang cukup.
- Ubah
posisi bertahap dan tingkatkan aktivitas sesuai toleransi.
- Observasi
TTV tiap 4 jam.
- Lanjutkan
terapi O2 nasal canule 2 lpm.
|
|||||||
I
: Implementasi sesuai
intervensi.
|
|||||||
E : Masalah
belum teratasi
|
|||||||
4.
|
Dx.I
|
08/08/05
08.00
|
S : Keluarga
klien mengatakan anaknya sudah tidak sesak tapi masih terdapat sedikit suara
grok – grok.
|
||||
O : - Nafas
spontan
- Masih terdapat suara ronchi
halus.
- RR
: 28 x/mnt
- Suhu : 368oC
- Nadi : 120 x/mnt
- O2
nasal canule dilepas.
|
|||||||
A: Tujuan
tercapai sebagian.
|
|||||||
P : Intervensi
dilanjutkan.
- Auskultasi
bunyi nafas 2 – 4 jam sekali.
- Lakukan
nebulizer + suction bila perlu.
- Monitor tanda
vital tiap 8 jam.
|
|||||||
- Kolaborasi
/ lanjutkan terapi.
Amocillin 3 x 300 mg
Cloxacillin 3 x 150 mg
Nebulizer Ventolin Pz 1 :1 4 x/hr.
|
|||||||
I
: Implementasi sesuai
intervensi.
|
|||||||
E : Masalah
belum teratasi
|
|||||||
5.
|
Dx.II
|
08/08/05
13.15
|
S : - Keluarga mengatakan anak sudah tidak
sesak.
- Ibu klien mengatakan
anaknya sudah dapat tidur nyenyak semalam.
|
||||
O : - O2
Nasal canule dilepas.
- Konjungtiva merah muda.
- RR : 28 x/mnt
- Suhu
: 368oC
|
|||||||
A: Tujuan
tercapai sebagian.
|
|||||||
P : Intervensi
dihentikan.
|
|||||||
6.
|
Dx.III
|
08/08/05
13.30
|
S : Ibu
klien mengatakan anaknya sudah tidak sesak, ibu klien mengatakan klien hanya
berada ditempat tidur dan kadang digendong.
|
||||
O : - O2
nasal canule dilepas.
RR
: 28 x/mnt
Nadi :
120 x/mnt
|
|||||||
A: Tujuan
tercapai.
|
|||||||
P : Intervensi
dihentikan.
|
|||||||
7.
|
Dx.I
|
10/08/05
10.30
|
S : Keluarga
klien mengatakan anaknya sudah tidak sesak.
|
||||
O : - RR
: 24 x/mnt
- Suhu : 37oC
|
|||||||
- Nadi : 116 x/mnt
- Tidak
terdapat suara nafas tambahan, nafas spontan.
|
|||||||
A: Tujuan
tercapai sebagian.
|
|||||||
P : Intervensi
dihentikan.
|
|||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar