I. JENIS PELAYANAN : HIPERTENSI
II. SASARAN : Klien / pengunjung puskesmas ( Klinik
Umum) dengan usia > 30 tahun
III. TUJUAN : Meningkatkan kualitas pelayanan hipertensi
IV. TENAGA : Dokter dan Perawat
V. STANDAR SARANA :
1. Sarana Non Medik ( alat bahan) :
a. Ruangan berukuran 3 x 4 m dengan sinar , ventilasi cukup dan keadaan bersih : 1 buah
b. Tempat tidur berukuran 60 x 200 x 80 cm : 1 buah
c. Meja setinggi jantung pada saat duduk untuk orang dewasa :1 buah
d. Kursi : 3 buah
e. Wastafel dengan air mengalir dilengkapi dengan pemutar kran air bertangkai panjang : 1 buah
f. Sabun untuk cuci tangan (batang atau cair, yang antiseptik maupun non antiseptik) : 1 buah
g. Wadah sabun yang berlubang supaya air bisa terbuang keluar
h. Handuk / lap sekali pakai (tisu atau kain yang dicuci setelah sekali pakai) : 1 buah
i. Alat tulis (ballpoint,penghapus,status klien):masing-masing:1 buah
j. Timbangan injak : 1 buah
k. Microtoice : 1 buah
l. Pencatat waktu (arloji / stopwatch) : 1 buah
m. Jam dinding : 1 buah
n. Tempat sampah medik beralas plastik dan tertutup, tutup dapat dibuka dengan menginjak pembuka tutup di bagian bawah tempat sampah : 1 buah
o. Kipas angin / AC ruangan
p. Almari kaca / filling cabinet
2. Sarana medik (alat bahan) :
a. Stetoskop (membrane / diafragma / bel dan pluge dalam keadaan baik) : 1 buah
b. Tensimeter
air raksa dengan manset pakai tali (balon, sekrup, selang, manset dalam
keadaan baik, pompa tidak lengket & tidak bocor) : 1 buah
VI. PROSEDUR TETAP (URUTAN KEGIATAN)
1. Menyapa klien
2. Anamnesa
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan laboratorium
5. Diagnosa
6. Pengobatan
7. Penyuluhan
8. Peragaan
9. Pencatatan dan pelaporan
VII. CARA MELAKSANAKAN TIAP KEGIATAN
1. Menyapa Klien
a. Mengungkapkan salam ”Selamat pagi / siang” dengan tersenyum dan menatap klien
b. Mempersilahkan duduk: ”Mari silahkan duduk”
c. Mengucapkan ”Apa yang bisa saya bantu pak / bu”
2. Anamnese
Dengan suara lembut dan ramah sambil menatap mata klien menanyakan :
a. Nama, umur, alamat
b. Apakah ini merupakan kunjungan pertama / ulangan ?
c. Apa keluhan utama yang bapak / ibu rasakan ?
d. Sudah berapa lama diderita ?
e. Apa
ada keluhan lainnya, seperti sakit kepala, leher / tengkuk tegang, suka
terkejut, sulit tidur, mudah marah, mual muntah, merasakan
berputar-putar ?
f. Apakah ada riwayat nyeri dada ? Sebelah mana kanan/kiri ?
g. Bagaimana rasa nyeri dada tersebut ? Apakah menjalar ?
h. Apakah nyeri dada tersebut timbul saat melakukan pekerjaan ?
i. Apakah nyeri dada berkurang ?
j. Apakah ada rasa sesak pada dada ?
k. Bila mana terjadinya sesak dada tersebut ?
l. Apakah sesak dada hilang bila berhenti beraktivitas / istirahat ?
m. Apakah ada bengkak pada anggota gerak ?
n. Bila ada , sebutkan pada bagian mana ?
o. Apakah BAK anda sedikit ?
p. Apakah ada penurunan rasa pada separuh bagian tubuh ?
q. Apakah ada kelemahan pada separuh bagian tubuh ?
r. Selama ini sudah berobat kemana saja ?
s. Obat-obatan yang sudah digunakan untuk mengurangi keluhan apa saja ?
t. Apa saja penyakit yang pernah bapak / ibu derita sebelum ini ?
u. Apakah bapak / ibu didiagnosis menderita penyakit Diabetes Mellitus ?
v. Apakah bapak / ibu didiagnosis menderita penyakit Cholesterol?
w. Apa saja penyakit yang pernah keluarga (kakek, nenek, orangtua, saudara) bapak / ibu derita ?
x. Kebiasaan apa saja yang dilakukan oleh bapak / ibu atau keluarga selama ini? Seperti :
§ Merokok / tidak ?
§ Sering makan makanan berlemak, asin / tidak ?
§ Konsumsi minuman beralkohol / tidak ?
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mencuci tangan (CARA MENCUCI TANGAN)
1). Melepaskan semua perhiasan / asesoris (cincin dan jam tangan)
2). Memutar tangkai kran air ke arah kanan sehingga air mengalir
3). Meletakan
kedua telapak tangan di bawah aliran air dan membersihkan kedua telapak
tangan dengan cara menggosokan telapak satu dengan yang lain
4). Bila menggunakan sabun batangan :
a). Mengambil
sabun batangan dan menggosokannya pada kedua telapak tangan dan
punggung tangan kanan dan kiri berulang-ulang sehingga banyak sabun yang
melekat di telapak dan punggung tangan
b). Meletakan sabun di tempat sabun
5). Bila
menggunakan sabun cair : menekan bagian atas botol sabun cair dengan
telapak tangan kanan sampai cairan sabun / pembersih keluar lebih kurang
1 ml sambil menyangga cairan sabun dengan telapak tangan kiri.
6). Menambahkan sedikit air pada cairan sabun
7). Menutup
kran air dengan menggeser pegangan kran ke arah kiri dengan menggunakan
siku tangan kanan sehingga kran tertutup dan tidak ada air yang
mengalir
8). Menggosok telapak tangan sebanyak 10 kali
9). Mengosok punggung tangan bergantian, punggung tangan kanan dan kiri masing-masing sebanyak 10 kali
10). Menggosok sela-sela jari dengan cara kedua telapak tangan saling mengunci sebanyak 10 kali
11). Menggosok
ibu jari tangan dengan cara menggenggam ibu jari tangan kanan dengan
tangan kiri sebanyak 10 kali dan dilanjutkan dengan menggosok ibu jari
tangan kiri dengan cara menggenggam dengan tangan kiri sebanyak 10 kali
12). Meletakkan ujung
jari tangan kanan di atas telapak tangan kiri dan mengosok-gosokkan
ujung jari tangan tersebut sebanyak 10 kali, dan dilanjutkan dengan
meletakkan ujung jari tangan kiri ke atas telapak tangan tangan kanan,
lalu menggosokkan ujung jari tangan kiri pada telapak tangan kanan
sebanyak 10 kali
13). Menggosok
pergelangan tangan kiri dengan cara menggenggam dan memutar genggaman
tersebut pada pergelangan tangan kiri sebanyak 10 kali. Kemudian
menggenggam pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri lalu menggosok
pergelangan tangan dengan cara memutar sebanyak 10 kali
14). Membuka kran air dengan cara menggeser pegangan kran ke arah kanan dengan menggunakan siku tangan kiri sehingga kran terbuka dan air mengalir
15). Meletakan
kedua telapak tangan di bawah kran air, dan mengosok-gosokkan kedua
telapak tangan dan punggung tangan sehingga tidak ada busa sabun yang
tersisa
16). Menutup kran air dengan cara menggeser pegangan kran air menggunakan siku tangan kanan sehingga kran tertutup
17). Mengambil
lap tangan yang bersih sekali pakai (kertas tisu) dengan menggosokkan
kedua tangan hingga kering, lalu menggosok pergelangan tangan hingga
kering pula
b. Mengukur tinggi badan klien
1). Memberitahukan
kepada klien bahwa akan dilakukan pengukuran tinggi badan yang
bertujuan untuk menilai apakah klien mengalami obesitas / tidak
2). Memastikan
microtoice sudah pada posisi dan angka yang benar. Dengan cara :
Tempelkan garis pengukur microtoice ke tembok / dinding bagian bawah
kemudian tarik pita microtoice ke atas sampai garis merah microtoice
menunjukkan angka 200 cm
3). Meminta klien untuk melepas sepatu / alas kaki dan topi
4). Meminta
klien untuk berdiri tepat di bawah microtoice dangan posisi menghadap
petugas, badan dan kepala tegak serta pandangan lurus ke depan
5). Memastikan kepala, badan dan kedua tumit bagian belakang menempel pada dinding tembok
6). Menarik garis pengukur microtoice sehingga menempel persis ke kepala klien
7). Baca angka yang tertera pada garis merah
8). Mempersilahkan klien untuk duduk kembali & mengucapkan terima kasih
9). Beritahukan hasil pengukuran pada klien dan mencatat pada status.
c. Mengukur berat badan klien
1). Memberitahukan
kepada klien bahwa akan dilakukan penimbangan berat badan yang
bertujuan untuk menilai apakah klien mengalam obesitas / tidak
2). Posisikan jarum penunjuk timbangan pada angka nol
3). Meminta klien untuk melepas sepatu / alas kaki, jaket, topi
4). Meminta klien untuk naik ke atas timbangan dengan posisi menghadap pemeriksa
5). Menunggu sampai jarum penunjuk berhenti kemudian membaca angka yang tertera pada jarum penunjuk
6). Mempersilakan klien untuk duduk kembali dan mengucapkan terima kasih
7). Memberitahukan hasil penimbangan dan mencatat pada status
Lakukan perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus :
IMT = BERAT BADAN (kg) atau BERAT BADAN (kg)
(TINGGI BADAN (cm) : 100)2 (TINGGI BADAN (m))2
Contoh : Berat Badan 50 kg, Tinggi Badan 160 cm
IMT = 50 kg = 50 kg = 19,53 (Normal)
(160 cm : 100) 2 (1,6 m) 2
Bandingkan hasil perhitungan dengan tabel berikut :
IMT kg/m 2
|
Interpretasi
|
< 18,5
|
BB dibawah normal
|
18,5 - 24,9
|
BB normal
|
25 – 29,9
|
BB berlebih (meningkat resiko penyakit*)
|
30 – 34,9
|
Obesitas dengan resiko tinggi terkena penyakit
|
35 – 39,9
|
Obesitas dengan resiko sangat tinggi terkena penyakit
|
> 40
|
Obesitas dengan resiko paling tinggi terkena penyakit
|
d. Menghitung denyut nadi arteri radialis klien
1). Meminta klien duduk dengan posisi yang nyaman dan rileks dan meletakan kedua tangan di atas paha
2). Memberitahukan
kepada klien bahwa akan dilakukan penilaian denyut nadi yang bertujuan
untuk menilai apakah terjadi perubahan denyut nadi
3). Mencari arteri radialis pada tangan kiri dengan cara menggunakan tiga jari dan hitung selama 60
detik sekaligus melakukan juga penilaian terhadap ritme / irama
(reguler / irreguler) dan kekuatan denyut nadi (kuat / cukup / lemah)
4). Memberitahukan hasil perhitungan dan mengucapkan terima kasih
5). Mencatat hasil pada status.
e. Menghitung pernafasan
1). Klien
tetap dalam posisi duduk dan memberitahukan kepada klien bahwa akan
dilakukan penghitungan pernafasan untuk mengetahui apakah klien
mengalami sesak nafas / tidak
2). Meminta klien meletakan tangan kanan ke dinding dada sebelah kiri
3). Meletakkan arloji ditempat yang mudah dilihat jarum detiknya
4). Mengamati
irama gerakan tangan yang berada di dinding dada sebelah kiri dan
menghitung frekuensi gerakan pernafasan selama 60 detik
5). Memberitahukan hasil pengukuran, mencatat pada status.
f. Mengukur tekanan darah klien
1). Menyiapkan alat tensimeter dan stetoskop
a). Memeriksa manset, skrup dan pompa apakah ada kebocoran atau tidak
b). Memposisikan air raksa pada reservoirnya dan membuka kunci air raksa pada posisi on, manset dalam keadaan kosong tanpa ada udara setelah itu tutup skrup pada pompa
2). Menyiapkan klien
a). Meminta klien duduk di dekat meja periksa dengan santai dan posisi kali tidak menyilang
b). Meminta
klien untuk membuka lengan baju sampai bahu, sehingga lengan bebas dari
tekanan baju. Bila lengan baju menekan lengan kiri atas, klien diberi kain penutup bagian atas tubuh dan meminta klien membuka baju sehingga lengan kiri bebas dari tekanan (terbuka)
c). Meletakan
tensi meter di atas meja dan mengukur tinggi air raksa sejajar dengan
letak jantung klien. Bila letak jantung lebih rendah dari batas bawah
air raksa, maka klien diberi alas tempat duduk sehingga batas bawah air
raksa sejajar jantung atau bila batas bawah air raksa lebih rendah dari
batas jantung, maka tensi meter diberi alas agar tingggi air raksa
sejajar jantung
3). Mengukur tekanan darah
a). Memberitahu
pada klien dan atau keluarganya dengan suara lembut dan ramah bahwa
akan dilakukan pengukuran tekanan darah untuk mengetahui keadaan tekanan
darah klien
b). Meminta klien meletakkan lengan kiri di atas meja
c). Meraba
arteri brachialis lengan kiri yang terletak pada sisi medial lengan
atas (dengan cara meminta klien meluruskan lengan kiri dengan telapak
tangan di atas. Meraba dengan 2 jari tangan telunjuk dan tengah pada
tepi lateral lengan mulai dari kelingking sampai ke lengan atas, dan
meraba denyut arteri brachialis lengan kiri
d). Memasang manset pada lengan atas dan meletakkan pipa karet tepat di atas arteri brachialis (pada sisi dalam lengan atas) dan sisi bawah manset ± 2,5 cm di atas fossa ante cubiti dengan posisi lengan penderita sedikit fleksi pada siku
e). Menanyakan pada klien apakah manset terlalu ketat / longgar. Bila terlalu ketat dilonggarkan
f). Menghubungkan pipa manset dengan pipa tensi meter
g). Meraba arteri brachialis yang berada di fossa cubiti untuk menentukan letak stetoskop
h). Meraba denyut nadi arteri radialis yang berada di pergelangan tangan dengan
3 jari dilanjutkan dengan memompa pompa tensi meter secara
perlahan-lahn sambil mata menatap naiknya air raksa dalam tabung tensi
meter. Teruskan memompa sampai dengan arteri radialis tidak teraba
tentukan batas air raksa dan teruskan memompa dengan menambah 30 mm Hg
di atas batas tersebut (nadi tidak teraba)
i). Memasang earpiece stetoskop langsung tepat pada lubang di kedua telinga
j). Meletakan ujung / corong stetoskop di atas arteri brachialis di fossa cubiti
k). Melepaskan
klep pompa tensi meter perlahan-lahan (2-3 mm per detik), mendengarkan
denyut arteri brachialis sambil mata sejajar mengikuti turunnya
permukaan air raksa
l). Memastikan tinggi air raksa saat terdengar perubahan detakan pertama arteri brachialis (korotkoff I ) : disebut tekanan Sistole
m). Melanjutkan, menurunkan air raksa saat terjadi perubahan suara yang tiba-tiba melemah (korotkoff IV) : disebut tekanan Diastole
n). Melepas stetoskop dari telinga dan melepas manset dari lengan ibu
o). Membersihkan earpiece dan bel / diaphragma stetoskop dengan kapas alkohol
p). Menutup klep air raksa dan melipat manset serta mengembalikan manset ke dalam bak tensi meter
q). Menginformasikan pada ibu hasil pengukuran, mencatat pada kartu status ibu
r). Menanyakan kepada ibu apakah ada yang ingin ditanyakan tentang hasil tekanan darahnya
g. Pemeriksaan paru
1). Memberitahukan kepada klien bahwa akan dilakukan pemeriksaan paru yang bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan pada paru
2). Meminta dengan ramah agar membuka pakaian, dan meminta klien duduk tenang
3). Inspeksi : Mengamati dada kiri dan kanan apakah simetris / tidak
4). Palpasi :
a). Meletakkan sisi lateral telapak tangan kanan & kiri pemeriksa di dada kanan & kiri klien. Klien diminta menirukan
kata-kata ”sembilan-sembilan atau satu-satu” yang diucapkan pemeriksa.
Bandingkan fremitus yang dirasakan antara dada kanan dan kiri (apakah
ada yang melemah / tidak). Lakukan mulai dada depan atas ke bawah dan
dari belakang atas ke bawah sampai batas paru atau tulang dada bagian
bawah
b). Meletakkan telapak tangan kanan & kiri
di punggung klien dengan posisi sejajar dimana kedua ibu jari saling
menempel. Klien diminta untuk menarik nafas dalam. Nilai pergerakan
tangan / punggung sama
(simetris) atau tidak. Lakukan mulai dada depan atas ke bawah dan dari
belakang atas ke bawah sampai batas paru atau tulang dada bagian bawah
5). Perkusi :
Meletakkan telapak tangan kiri pemeriksa di dada klien, ketuk jari
tengah yang menempel di dada dengan jari tengah kanan pemeriksa,
dengarkan suara yang dihasilkan saat ketukan (normal : sonor). Lakukan
mulai dada depan atas ke bawah dan dari belakang atas ke bawah sampai
batas paru atau tulang dada bagian bawah
6). Auskultasi : Meletakkan membran / diafragma stetoskop di dada klien, dengarkan suara
paru-paru kanan kiri. Lakukan mulai dada depan atas kebawah dan dari
belakang atas ke bawah sampai batas paru atau tulang dada bagian bawah
7). Memberitahukan hasil pemeriksaan dan mencatat pada status.
h. Pemeriksaan jantung
1). Memberitahukan kepada klien bahwa akan dilakukan pemeriksaan jantung
2). Meminta membuka pakaian dan tidur terlentang di atas tempat tidur
3). Inspeksi : Mengamati ichtus cordis tampak / tidak
4). Perkusi :
a). Meletakkan
telapak tangan kiri pemeriksa dalam posisi telungkup di dada klien
daerah ICS II linea sternalis kiri dan lakukan ketukan dengan jari
tengah tangan kanan di atas ibu jari tengah telapak tangan kiri yang
menempel di dada bergerak ke arah lateral, dengarkan bunyi ketukan,
batas atas jantung berada pada perubahan dari sonor ke redup
b). Meletakkan
telapak tangan kiri pemeriksa dalam posisi telungkup di dada klien
daerah ICS V linea sternalis kiri dan lakukan ketukan dengan jari tengah
tangan kanan di atas jari
tengah telapak tangan kiri yang menempel di dada bergerak ke arah
lateral, dengarkan bunyi ketukan.batas kiri bawah jantung berada pada
perubahan dari sonor ke redup
c). Kemudian
meletakkan telapak tangan kiri pemeriksa dalam posisi telungkup di dada
klien daerah ICS V linea sternalis kanan dan lakukan ketukan dengan
jari tengah tangan kanan di atas jari tengah telapak tangan kiri yang
menempel di dada bergerak ke arah lateral, dengarkan bunyi ketukan,
batas kanan bawah jantung berada pada perubahan dari sonor ke redup
d). Kemudian meletakkan telapak tangan kiri pemeriksa dalam posisi telungkup didada klien daerah ICS III linea sternalis kiri
dan lakukan ketukan dengan jari tengah tangan kanan diatas jari tengah
telapak tangan kiri yang menempel di dada bergerak ke arah
lateral,dengarkan bunyi ketukan,batas pinggang jantung berada pada
perubahan dari sonor ke redup.
5). Auskultasi : Meletakkan membran / diafragma stetoskop di ICS V media linea mid clavikula sinitra. Dengarkan detak jantung (irama reguler/tidak,ada suara tambahan/tidak). Dengarkan juga suara pada setiap area katup jantung
6). Memberitahukan hasil pemeriksaan dan mencatat pada status.
i. Pemeriksaan ginjal
1). Memberitahukan kepada klien bahwa akan dilakukan pemeriksaan ginjal yang bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan pada ginjal
2). Meminta klien membuka pakaian dan tidur miring dengan kaki / lutut ditekuk 45 di atas tempat tidur
3). Melakukan perkusi dengan cara meletakkan telapak tangan kiri di antara bawah costa terakhir dengan tulang panggul sebelah kiri dan
memukulkan genggaman tangan kanan di atas telapak tangan kiri. Tanyakan
pada klien ”apakah ada rasa sakit / tidak?”, Mengulangi dengan
meletakkan telapak tangan kanan di antara bawah costa terakhir dengan
tulang panggul sebelah kiri dan memukulkan genggaman tangan kiri di atas telapak tangan kanan. Tanyakan pada klien ”apakah ada rasa sakit / tidak?”,
4). Memberitahukan hasil pemeriksaan, mencatat pada status.
j. Pemeriksaan edema pada tungkai
1). Memberitahu ibu dan menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
2). Menekan ibu jari pemeriksa pada tulang kering bagian atas tulang pergelangan kaki ibu sampai terdapat lekukan lalu melepaskan
tekanan dan melihat apakah lekukan tersebut kembali dengan cepat /
lambat setelah dilepas , bila kembalinya lambat berarti ada oedema pada
tungkai
3). Memberitahu
hasilnya bila ada oedema memberitahu ibu untuk melakukan upaya
mengurangi oedema dengan cara angkat kaki ke atas waktu berbaring bila
oedemanya ringan. Bila oedema berhubungan dengan hipertensi maka memberikan nasehat untuk pencegahan pre-eklampsi
4). Mencatat hasil pengukuran pada kartu status ibu.
4.Pemeriksaan Laboratorium
a. Memberitahukan
kepada klien bahwa klien perlu dilakukan beberapa pemeriksaan
laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit yang dideritanya
b. Menentukan jenis pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan (kolesterol, GDA/GDP-2PP, protein urin)
c. Menjelaskan persiapan-persiapan khusus yang perlu dilakukan klien sebelum dilakukan pemeriksaan
d. Membuat / mengisi form permintaan pemeriksaan laboratorium
e. Menyerahkan form yang telah diisi dan meminta klien untuk ke laboratorium
f. Meminta klien untuk kembali pada pemeriksa(dokter) setelah ada hasil pemeriksaan laboratorium
g. Menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium kepada klien.
5.Diagnosa
Tegakkan diagnosa penyakit hipertensi tanpa mengatasi organ berdasarkan kriteria hipertensi menurut Joint National Committe
(JNC) VII berikut :
Klasifikasi
|
Sistolik (mmHg)
| |
Diastolik (mmHg)
|
Normal
|
< 120
|
dan
|
< 80
|
Pre Hipertensi
|
120 – 139
|
atau
|
80 - 89
|
Hipertensi Tk I
|
140 – 159
|
atau
|
90 - 99
|
Hipertensi Tk II
|
≥ 160
|
atau
|
≥ 100
|
Tegakkan diagnosa penyakit hipertensi dengan mengatasi organ berdasarkan kriteria hipertensi menurut JNC berikut :
Klasifikasi
|
Sistolik (mmHg)
| |
Diastolik
(mmHg)
|
Mengatasi
organ
|
Normal
|
<120
|
dan
|
<80
|
-
|
Pre Hipertensi
|
120-139
|
atau
|
80-89
|
+
|
Hipertensi TK I
|
140-159
|
atau
|
90-99
|
+
|
Hipertensi TK II
|
≥ 160
|
atau
|
≥100
|
+
|
Organ/keadaan yang perlu diatasi :
Diabetes Melitus :
Bila gula darah puasa ≥ 120 mg/dl dan gula darah 2 jam pp ≥ 200 mg/dl
Jantung :
Post infark yaitu riwayat nyeri dada dan disertai kelainan EKG hypertensive heart disease yaitu hipertensi disertai kelainan jantung.
Payah Jantung :
Beban sirkulasi jantung yang berlebihan sehingga mengakibatkan cardiomegaly atau adanya suara jantung abnormal .
SSP :
TIA antara lain adanya tanda-tanda berkurangnya rasa separuh tubuh stroke antara lain adanya tanda-tanda hemiparese.
Ginjal :
Adanya protein uria, oligouria yaitu air kencing < 200 ml/hari.
6.Pengobatan
a. Memberitahukan kepada klien perlu tidaknya dilakukan pengobatan bila tekanan darah normal
b. Tentukan obat-obatan yang tepat untuk digunakan pada klien berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik maupun laboratorium.
Hipertensi Tingkat I :
Hidroklorotiasid (HCT) 12,5 – 25 mg/hari dosis tunggal pagi hari, atau Kaptopril 2-3 x 12,5 mg sehari , atau Diabetes Mellitus dapat diberikan kombinasi obat Captopril + Nifedipine + Losartan.
Untuk
krisis hipertensi atau tekanan darah sistolik ≥ 200 mm Hg dan diastolik
≥ 120 mmHg maka diberi nifedipine untuk kunyah 20 mg dan dievaluasi
dalam 2 jam bila tekanan darah tidak menurun maka segera dirujuk karena
resiko komplikasi CVA.
Tata cara merujuk :
1). Dilengkapi dengan oksigen (4-6 lt/menit) bila ada gejala sesak nafas
2). Infus dengan RL tetes pemeliharaan (60 tetes per menit) bila ada gejala dehidrasi
3). Transportasi didampingi oleh tenaga kesehatan.
c. Menulis resep
d. Menjelaskan jenis &
macam obat , jumlah & lamanya pengobatan, aturan & cara
penggunaan obat, kapan obat dihentikan , efek samping yang mungkin
timbul / dirasakan klien serta cara pengatasan efek samping tersebut
(perlu diingat : jangan sampai menakuti klien)
e. Menyerahkan resep pada klien.
7.Penyuluhan
a. Menjelaskan pada klien komplikasi – komplikasi ( jantung , ssp, ginjal, mata) yang dapat timbul / terjadi bila klien tidak berobat secara teratur
b. Menjelaskan pada klien bahwa sebaiknya dilakukan perubahan gaya hidup (life - style change) untuk tekanan darah normal
c. Menjelaskan pada klien bahwa perlu dilakukan perubahan gaya hidup (life-style change) untuk tekanan darah tidak normal
d. Perubahan gaya hidup (life-style change) yaitu seperti:
§ Menurunkan berat badan bila klien obesitas
§ Pembatasan garam dapur
§ Hentikan konsumsi alcohol
§ Hentikan merokok
§ Olahraga teratur
§ Pola makan yang sehat
§ Istirahat yang cukup dan hindari stres
e. Menjelaskan pada klien mengenai makanan yang memicu terjadinya hipertensi, antara lain :
§ Semua makanan termasuk buah dan sayur yang diolah dengan menggunakan garam dapur
§ Otak, ginjal, lidah, keju dll
§ Margarin dan mentega biasa
§ Bumbu-bumbu : garam dapur, baking powder, soda kue, vetsin, kecap, tersi, maggi, tomato kecap, petis, taoco,dll.
f. Memberitahukan
perlu tidaknya klien untuk datang kembali (kontrol) dan kapan (sebutkan
hari, tanggal dan tahun) harus datang kembali kontrol.
8.Peragaan
Memperagakan cara penghitungan denyut nadi sebelum dan setelah olah raga / exercise.
a. Mengatur posisi yang nyaman dan rileks (duduk)
b. Meraba arteri radialis dengan cara menggunakan tiga jari dan hitung selama 60 detik
c. Bandingkan hasil perhitungan sebelum dan sesudah olahraga / exercise
9.Pencatatan dan Pelaporan
a. Mengisi register kunjungan
b. Entri data dalam komputer (SIMPUS)
c. Membuat laporan yang diperlukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
d. Mengirim laporan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya
DAFTAR PUSTAKA
Penatalaksanaan Kasus Penyakit Dalam RSUD Dr.Sutomo, th 2007.
Swortz, Diagnostik Fisik, th 2004.
Diagnostik Fisik, Universitas Hasanuddin, th 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar