Proses menua (aging) adalah proses alami yang
disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
Proses menua (lansia) adalah
proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun
sosial yang saling ber interaksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
Ada 4 ciri yang dapat
dikategorikan sebagai pasien Geriatri dan Psikogeriatri, yaitu :
1.
Keterbatasan
fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia.
2.
Adanya akumulasi
dari penyakit-penyakit degenerative
3.
Lanjut usia
secara psikososial yang dinyatakan krisis bila : a) Ketergantungan pada orang
lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain), b) Mengisolasi diri atau menarik
diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab, diantaranya setelah
menajalani masa pensiun, setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian
pasangan hidup dan lain-lain.
4.
Hal-hal yang
dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis) sehingga membawa lansia
kearah kerusakan / kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif terutama aspek
psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif, apatis dsb. Hal
itu biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang paling berat,
misalnya kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat, terpaksa
berurusan dengan penegak hukum, atau trauma psikis.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa
lansia. Faktor-faktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga
para lansia dapat menikmati hari tua mereka dengan bahagia. Adapun beberapa
faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa mereka
adalah sebagai berikut
a.
Penurunan Kondisi Fisik
Setelah
seseorang memasuki masa lansia, umumnya mulai dihinggapiadanya kondisi
patologis (tidak sehat) berganda, misalnya: tenaga berkurang,energi menurun,
kulit keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb.Secara umum kondisi
fisik yang sudah memasuki masa lansia mengalamipenurunan secara berlipat ganda.
Hal ini menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis, maupun
sosial, sehingga dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang
lain. Dalam hal ini, agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka
perlu menyelaraskan kebutuhan fisik dengan kondisi psikologis maupun sosial,
sehingga mau tidak mau, perluuntuk mengurangi kegiatan yang bersifat mem-forsir
fisiknya. Seorang lansiaperlu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya
makan, tidur, istirahat,dan olah raga yang seimbang.
b.
Penurunan Fungsi dan Potensi
Seksual
Penurunan
fungsi dan potensi seksual pada lansia sering kaliberhubungan dengan gangguan
fisik, seperti: Gangguan jantung,Gangguan metabolisme (proses pencernaan energi
kimiawi dalamtubuh), misalnya: Diabetes Mellitus.Vaginitis (peradangan pada
saluran melahirkan) Baru selesai operasi: misalnya Prostatektomi (operasi
prostat) Kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsumakan
sangat berkurang Penggunaan obat-obat tertentu, seperti obat darah tinggi,
golongansteroid (obat-obat penekan proses radang), dsb.
Faktor
psikologis yang menyertai lansia antara lain :
·
Rasa tabu atau malu bila mempertahankan
kehidupan seksual pada lansia
·
Sikap keluarga dan masyarakat
yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya
·
Kelelahan atau kebosanan karena
kurang variasi dalam kehidupannya
·
Pasangan hidup telah meninggal
·
Disfungsi seksual karena perubahan
hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun
dsb.
c.
Perubahan Aspek Psikososial
Pada
umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi
kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi
dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik
(konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti
gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang
cekatan.Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami
perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia.
Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian
lansia sebagai berikut:
1.
Tipe Kepribadian Konstruktif
(Construction personalitiy), biasanya tipe ini tidak banyak mengalami
gejolak,tenang dan mantap sampai sangat tua.
2.
Tipe Kepribadian Mandiri
(Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post
power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan
yang dapat memberikan otonomi padadirinya.
3.
Tipe Kepribadian Tergantung
(Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi
kehidupankeluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa
lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka
pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit
dari kedukaannya.
4.
Tipe Kepribadian Bermusuhan
(Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa
tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang
tidak diperhitungkan secara seksamasehingga menyebabkan kondisi ekonominya
menjadi morat-marit.
5.
Tipe Kepribadian Kritik Diri
(Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara,
karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat
susah dirinya.
d.
Perubahan yang Berkaitan Dengan
Pekerjaan
Pada
umumnya perubahan ini diawali ketika
masa pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun agar para lansia dapat menikmati
hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan
sebaliknya, karenapensiun sering diartikan sebagai kehilangan kedudukan, jabatan,
peran, kegiatan, status, dan harga diri. Reaksi setelah orang pension lebih
tergantung dari model kepribadiannya, seperti yang telah diuraikan di atas.
Reaksitersebut, ada yang menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang merasa senang memiliki jaminan, ada juga yang
seolah-olah acuh terhadap pension (pasrah). Masing-masing punya dampak, baik
positif yaitu lebihmenentramkan, dan dampak negatif yang akan mengganggu
kesehatan lansia.Agar pensiun lebih berdampak positif sebaiknya ada masa
persiapan perlubenar-benar diisi dengan kegiatan kegiatan untuk mempersiapkan
diri, bukanhanya dengan masuk kerja atau tidak dengan memperoleh gaji
penuh.Persiapan tersebut dengan berencana, terorganisasi, dan terarah bagi
masing-masing orang yang akan pensiun, perlu dilakukan kajian untuk
menentukanarah minatnya agar tetap memiliki kegiatan dan positif. Untuk
merencanakan
kegiatan setelah pensiun dan memasuki masa pensiun, dilakukan
pelatihanyang sifatnya memantapkan arah minatnya masing-masing
denganberwiraswasta, cara membuka usaha sendiri yang sangat banyak jenis
danragam pelatihan hendaknya bersifat praktis dan langsung terlihat
hasilnyasehingga keyakinan pada lansia bahwa disamping pekerjaan yang
selamaditekuni, ada alternatif lain yang cukup menjanjikan dalam menghadapi
masatua, sehingga tidak membayangkan bahwa setelah pensiun mereka menjaditidak
berguna, menganggur, dan sebagainya.
e.
Perubahan Dalam Peran Sosial di
Masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indra pendengaran, penglihatan,
gerak fisik maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada
lansia.Misalnya badan bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan
kabur,dan sebagainya akan menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya
dicegahdengan selalu mengajak mereka pada aktivitas, selama yang bersangkutanmasih
sanggup, agar tidak merasa terasing. Karena jika keterasingan terjadiakan
semakin menolak untuk berkomunikasi dan kadang-kadang terus munculperilaku
regresi seperti mudah menangis, marah-marah, mengumpulkanbarang-barang tak
berguna serta merengek-rengek dan menahan orang lainsehingga perilakunya
seperti anak kecil.Dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas, pada
umumnyalansia yang tinggal bagi orang-orang kita (budaya ketimuran) masih
sangatberuntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak
saudarabahkan kerabat umumnya ikut membantu mereka dengan penuh kesabarandan
pengorbanan. Namun, bagi mereka yang tidak punya sanak saudarakarena hidup
membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak ada karenasudah meninggal,
apalagi hidup dalam perantauan sendiri, seperti terlantar. Disinilah pentingnya
adanya Panti Werdha sebagai tempat untuk perawatan bagi lansia disamping
sebagai long stay rehabilitation yang tanpa kehidupan bermasyarakat. Di sisi
lain perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat dankehidupan dalam
lingkungan sosial Panti Werdha adalah lebih baik dari pada dalam masyarakat
sebagai seorang lansia
.
Perubahan-perubahan mental/ psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b. kesehatan umum
c. Ttingkat pendidikan
d. Keturunan (herediter)
e. Lingkungan
f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
h. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman
dan famili
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap
gambaran diri dan perubahan konsep diri
Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi
lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan
mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.
Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam
sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka
pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.
Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi matematika
dan perkataan verbal, 2) berkurangnya penampilan,persepsi dan keterampilan
psikomotorterjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari
faktro waktu.
Pengaruh
proses penuaan pada fungsi psikososial.
1. perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan
fungsi, kemunduran orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya
percaya diri pada fungsi mereka.
2. Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak.
3. Gangguan halusinasi.
4. Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi.
5. Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran
diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar