selamat datang

Kampus ku

Pesan Kami

DATA

Postingan
Komentar

Total Tayangan Halaman

Like Facebook


Sabtu, 14 April 2012

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Z DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI



1. Makan
Kurang perawatan diri: makan adalah keadaan dimana individu mengalami kerusakan kemampuan untuk melaksanakan atau menyelesaikan aktivitas makan untuk diri sendiri.

Karakteristik
a.Obyektif
ü     Tidak mampu membawa makanan ke mulut
ü     Tidak mampu memotong makanan
ü     Tidak mampu membuka makanan

b.Subyektif
ü     Mengungkapkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan makannya

Data focus
Kaji :
ü     Kemampuan menggunakan alat Bantu makan
ü     Tingkat energi dan toleransi aktivitas
ü     Kaji persepsi , kognitif, penurunan kemampuan fisik

Faktor yang berhubungan :
ü     Penurunan kekuatan otot
ü     Depresi
ü     Gangguan perkembangan
ü     Aktivitas intoleransi
ü     Gangguan neuromuscular
ü     Nyeri/ketidaknyamanan
ü     Gangguan persepsi atau kognitif
ü     Kecemasan berat


Klasifikasi tingkat fungsional
0.      = benar-benar mandiri
1.      = Memerlukan penggunaan alat Bantu
2.      = memerlukan bantuan minimal
3.      = memerlukan bantuan atau beberapa pengawasan
4.      = memerlukan bantuan total atau tidak dapat membantu.



Tujuan/criteria evaluasi :
Klien akan :
ü     menerima makanan
ü     dapat makan sendiri tanpa bantuan
ü     mendemonstrasikan kemampuan untujk menggunakan alat Bantu
ü     mendapatkan intake makanan yang adekuat
ü     meningkatkan kemampuan makan secara mandiri
ü     mengungkapkan penaikan kepuasaan dengan kemampuan makan secara mandiri

Intervensi
1. Pastikan klien mendapatkan makanan yang sesuai dan disukai
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman saat makan
3. Pertahankan suhu makanan yang konstan
4. Memberikan kebersihan oral sebelum makan
5. Tempatkan individu dalam posisi paling sesuai dengan kemampuan fisiknya
6. Berikan kontak social selama makan
7. Berikan teknik mengurangi nyeri, jika nyeri mempengaruhi nafsu makan
8. Dorong penggunaan alat Bantu fisik untuk memudahkan dalam proses makan, mis : kacamata
9. Libatkan keluarga selamaklien makan
10.  Diskusikan keterbatasan klien dalam pemenuhan kebutuhan makan.


2. Kebersihan diri/mandi
Kegagalan dalam melaksanakan / menyelesaikan kebersihan diri secara mandiri

Data focus
a.Obyektif:
ü     Ketidakmampuan membersihkan tubuh
ü     Ketidakmampuan mengatur suhu air
ü     Ketidakmampuan memperoleh sumber air

Fisik
ü     Kebersihan kulit, oral klien







Factor yang berpengaruh :
ü     Penurunan kekuatan
ü     Depresi
ü     Ketidakmampuan perkembangan
ü     Aktivitas intoleransi
ü     Gangguan musculoskeletal
ü     Gangguan neuromuscular
ü     Nyeri/ketidaknyamanan
ü     Gangguan persepsi atau kognitif
ü     Gangguan psikologis
ü     Kecemasan berat

Kriteria hasil, individu akan :
ü     Melaksanakan aktivitas mandi pada tingkat optimal yang diharapkan
ü     Melaporkan rasa puas dengan pencapaian meskipun dengan keterbatasan
ü     Mendemonstrasikan kemampuan penggunaan alat Bantu adaptif
ü     Menggambarkan factor penyebab dari kurang kemampuan untuk mandi/membersihkan diri
ü     Melakukan kebersihan diri secara mandiri

Intervensi :
ü     Dorong individu untuk menggunakan alat Bantu korektif
ü     Mempertahankan suhu air sesuai keinginan individu
ü     Berikan privasi selama mandi
ü     Berikan seluruh perlengkapan mandi yang mudah dijangkau klien
ü     Berikan keamanan selama mandi
ü     Diskusikan keterbatasan fisik/kemampuan perawatan diri klien
ü     Bantu klien untuk mandi/melakukan kebersihan diri jika diperlukan
ü     Anjurkan klien untuk melakukan/menggunakan alternative teknik mandi/membersihkan diri.









ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Z DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN


Pengkajian data focus :
ü     Irama nafas
ü     Frekuensi nafas
ü     Kedalaman nafas
ü     Kualitas nafas
ü     Posisi yang nyaman untuk bernafas
ü     Suara paru/nafas
ü     Retraksi pernafasan/pergerakan dada
ü     Sekresi dan batuk
ü     Tekanan darah, HR, Oksigenasi

Wawancara :
ü     Perubahan pola nafas bagaimana yang dirasakan klien
ü     Apakah aktivitas menyebabkan gangguan pernafasan
ü     Pernahkah terpapar alat polutan
ü     Apakah memiliki riwayat penyakit pernafasan seperti : asma, TB, bronchitis, Pneumonia, emphysema, alergi.
ü     Seberapa sering kejadiannya?berapa lama? Bagaimana mengatasinya?
ü     Apakah mempunyai riwayat penyakit jantung atau masalah sirkulasi darah (spt ; anemia, hypertensi, penyakit jantung)
ü     Apakah klien merokok?berapa banyak/hari?
ü     Apakah ada isak atau polutan di tempat kerja klien ?
ü     Seberapa sering klien batuk
ü     Produktif/tidak?warna?jumlah?
ü     Apakah adanya batuk hanya selama aktivitas/sepanjang waktu?
ü     Apakah ada nyeri saat bernafas/aktivitas?
ü     Dimana/berapa lama?
ü     Aktivitas apa yang menyebabkan nyeri?bagaimana mengatasinya?
ü     Apakah ada riwayat penyakit kanker paru-paru, penyakit jantung,TB dalam keluarga
ü     Apakah pernah atau sedang menjalani pengobatan untuk jantung,tekanan darah, penafasan.




Kategori diagnosa kep.klien dengan masalah oxygenasi :

1.       Bersihan jalan nafas tidak efektif, berhubungan dengan :
ü     infeksi tracheobronchial, obstruksi, sekresi
ü     penurunan energi dan fatique
ü     trauma
ü     dehidrasi

2.       Pola nafas tidak efektif, berhubungan dengan :
ü     Gangguan neuromuscular/musculoskeletal
ü     Nyeri
ü     Cemas
ü     Penurunan energi dan fatique
ü     Proses implamasi
ü     Penurunan ekspansi paru
ü     Penyimpangan rasio 02/CO2 normal

3.       Penurunan cardiac output, berhubungan dengan :
ü     Perubahan structural (mis ventricular aneurysm,ruptus supraventikel)
ü     Perubahan eletrikal dalam jumlah, irama, konduksi
ü     Perubahan mekanikal dalam preload, afterload dan perubahan inotropik pada jantung.

4.       Gangguan pertukaran gas ,berhubungan dengan :
ü     Perubahan suplay 02
ü     Perubahan/pertukaran alveolar dan membrane kapiler
ü     Perubahan kapasitas pengangkutan 02 dalam darah
ü     Perubahan aliran darah

5.       Perubahan perfusi jaringan, berhubungan  dengan :
ü     Hambatan aliran vena dan arteri
ü     Hypovolemia
ü     Hypervolemia

6.       Aktivitas intoleran, berhubungan dengan :
ü     Ketidakseimbangan antara suplay 02 dan kebutuhan
ü     Gaya hidup yang tetap

7.       Kecemasan berhubungan dengan :
ü     Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
ü     Pola nafas efektif tidak


Intervensi
1.      Memfasilitasi ventilasi pulmonal dengan
ü     Memastikan jalan nafas adekuat
ü     Mengatur posisi
ü     Latihan nafas dalam dan batuk
ü     Memastikan hidrasi adekuat
ü     Suctioning, tehnik inflasi paru, postural drainage dan percusi vibrasi

2.      memfasilitasi difusi gas
ü     Menyesuaikan aktifitas klien dengan toleransi tubuh

3.      menaikkan transfor 02 +C02
ü     menaikan cardiac output dengan stress, pendekatanm rencana aktivitas mengatur posisi yang menaikan aliran darah vascular
ü     tehnik kolaboratif : tracheostomycare, terapi 02

Kriteria hasil
1.      Bersihan jalan nafas tidak efektif
ü     Mempertahankan jalan nafas adekuat
ü     Skret dapat dikeluarkan
ü     Suara nafas bersih
ü     Jumlah, irama dan kedalaman nafas normal
ü     Kulit, kuku, bibir, telingan tidak pucat/cianosis
ü     Mengidentifikasi potensial komplikasi
ü     Penjelasan medikasi dan perawatan di rumah dan follow up care.

2.      Pola nafas tidak efektif & gangguan pertukaran gas
ü     Pertahankan pola nafas efektif 12-20x/1
ü     Tidak menggunakan otot-otot Bantu pernafasan
ü     Ekspansi dada saat inhalasi simetris
ü     Tidak cianosis
ü     AGD normal
ü     Tidak tampak perubahan pola nafas saat aktivitas
ü     Perubahan gaya hidup
3.      Penurunan cardiac output :
ü     Frekuensi dan irama nafas normal 20x1
ü     Maksimum +D 140/90 mmHg
ü     Suara nafas bersih
ü     Perubahan ADL tanpa fatique
ü     Mengungkapkan pengetahuan tentang kondisi factor resiko rencana perawatan

4.      Perubahan perfusi jaringan
ü     Pulse kuat dan teratur
ü     Ekstremitas hangat dan warna normal
ü     TTV normal
ü     Kulit intake
ü     Tidak edema
ü     Intake dan output cairan seimbang
ü     Mengidentifikasi factor penyebab
ü     Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk menaikan sirkulasi darah.































ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Z DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN ELEKTROLIT

Data focus
Pemerikasaan fisik :
ü     Kulit kering,hangat, pucat, dingin, tugort menurun, edema
ü     Mebran mukosa kering, lidah merah dan bengkak, salvias negative
ü     Edema perorbital mata, penglihatan kabur, konjungtiva kering
ü     Distensi vena jugularis
ü     Perubahan tingkat kesadaran
ü     Gelisah dan bingung
ü     Penurunan fungsi neoromusculer
ü     Tingling, parestesi, kelelahan, placid paraksis
ü     Suhu naik turun, nadi naik turun lemah, ireguler
ü     Respirasi rate dan kedalaman menaik/menurun
ü     TD menurun

Wawancara :
ü     Jenis cairan yang dikonsumsi setiap hari ?
ü     Jenis makanan yang dikonsumsi setiap hari?
ü     Apakah pernah mengalami mual, nyeri atau kehilangan nafsu makan
ü     Apakah ada perubahan I dan frekuensi bak
ü     Apakah mengalami kehilangan cairan yang banyak(diare,muntah)
ü     Pernahkah menemukan tanda-tanda yang menunjukkan  klien kekurangan cairan
ü     Pernahkah menemukan tanda-tanda yang menunjukkan klien kelebihan cairan
ü     Pernahkah mengalami kehilangan kesadaran, disorientasi, faintnesi, kelemahan, kram, fatique, nyeri, sensasi abnormal, tingling
ü     Pernahkah menderitapenyakit ginjal, tekanan darah tinggi, DM, Thyroiod/gangguan paratiroid, empisema, trauma
ü     Apakah klien pernah mendapatkan pengobatan yang berpengaruh terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit seperti : potassium, sheroid
ü     Pernahkah klien menjalani perawatan seperti dialysis, TPN




Diagnosa keperawatan
1.         Defisit volume cairan badan kehilangan cairan yang berlebihan.
2.         Potensial defisit volume cairan b.d :
ü     Intake cairan tidak adekuat
ü     Menaikan output cairan
ü     Kehilangan cairan secara fisiologis/abnormal
ü     Kekurangan pengetahuan tentang pemulihan volume cairan
ü     Medikasi (diuretic)
3.         Kelebihan volume cairan b.d :
ü     Kelebihan intake sodium
ü     Kelebihan intake cairan
ü     Therapy obat (tolbutamid,chlorpropamide)
4.         perubahan membrane mukosa mulut b.d deficit volume cairan
5.         Gangguan integritas kulit b.d dehidrasi dengan /tanpa edema
6.         Penurunan cardiac output b.d hipovolemia
7.         Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan CO2 akibat deficit cairan.

Intervensi
1.           Pastikan klien mendapatkan cairan oval yang sesuai dengan kebuthan
2.           catat intake-output
3.           Rencanakan diet untuk keseimbangan cairan dan elektrolit
4.           Monitor TTV,BB,pH urine, serum elektrolit<HB, Ht, suara nafas
5.           Kaji ulang membrane mukosa, turgodan kulit, suara
6.           cegah komplikasi kelebihan cairan
7.           kolaborasi obat-obat untuk mencegah kehilangan/kelebihan cairan
8.           observasi dan monitor aliran cairan infuse, elektrolit, darah, plasma, produk darah sesuai indikasi medik.
9.           anjurkan /berikan penjelasan tentang kelebihan/kekurangan cairan, perawatan, perubahan diet, tujuan, dosis dan efek samping






Hasil yang diharapkan :
1.      Klien dengan deficit cairan :
ü     Cairan intake dan output seimbang (±2500 ml/hr) dalam 3 hari
ü     Turgor kulit baik
ü     Membran mukosa lembab
ü     Tidak haus
ü     Tidak ada diare atau muntah
ü     pH urine normal
ü     berat jenis urine normal (1.010 s.d. 1.025)
ü     TTU = status kesehatan normal
ü     Dapat menjelaskan akibat cairan/elektrolit yang tidak seimbang
ü     Dapat menjelaskan tujuan dan efek samping pengobatan
ü     Mengidentifikasi jumlah dan jenis makanan dan cairan yang sesuai

2.      Klien dengan kelebihan volume cairan :
ü     Tidak ada edema
ü     Kulit intake
ü     Tidak dypsnea dapat bernafas dalam posisi supinasi
ü     Penurunan berat badan

3.      Keseimbangan asam basa
ü     Pola nafas disfragmanormal
ü     Tidak ada disorientasi dalam agitrasi
ü     AGD normal


















ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Z DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR



REM tidak terpenuhi
ü     Gelisah
ü     Mudah tersinggung
ü     Sensasi nyeri menaik
ü     Bingung dan curiga
ü     Emosi labil

NREM tidak terpenuhi
ü     Menarik diri, apatis, respon berkurang
ü     Perasaan tidak nyaman
ü     Ekspresi berkurang
ü     Kemunduran bicara

Baik REM dan NREM tidak terpenuhi
ü     Penurunan kemampuan menilai dan konsentrasi
ü     Tidak ada perhatian
ü     Tanda fatique, manifestasi : pandangan kabur, mata gatal, mual, sakit kepala
ü     Kesulitan ADL
ü     Memori berkurang , bingung, halusinasi, dan ilusi

Pemeriksaan  Fisik
ü     Kekuatan muscular
ü     Tk. Energi
ü     Daerah hitam sekitar mata
ü     Bengkak pada kelopak mata
ü     Konjungtiva merah

Wawancara
ü     Apakah memiliki masalah dalam pola tidur?
ü     Apakah memiliki masalah dalam saat berangkat tidur?
ü     Apakah memiliki masalah dalam selama tidur (sering bangun) ?
ü     Apakah sering terbangun lebih awal pada pagi hari?
ü     Apakah tidur lebih dari biasa?seberapa sering?
ü     Apakah sering tidur saat aktivitas ?jika ada, apakah merasa ada kelemahan otot?
ü     Apakah pernah mengalami gangguan/kebiasaan tidur sambil berjalan, mendengkur, berhentyi nafas? Tindakan apa yang sudah dilakukan?
ü     Apakah klien dapat mengidentifikasi penyebab masalah?
ü     Apakah gangguan tersebut berpengaruh terhadap klien?
ü     Apakah klien memiliki kebiasaan sebelum tidur?

Diagnosa keperawatan :
1.      Perubahan pola tidur d.d:
ü     Kekhawatiran terhadap actual atau akan kehilangan cinta seseorang, kehilangan pekerjaan, penyakit yang diderita, kehidupan keluarga
ü     Perubahan frekuensi waktu tidur
ü     Penyakit yang berakibat merubah sikulus tidur, nyeri dan ketidakmampuan berhubungan dengan proses penyakit.
ü     Ketidakmampuan mengatasi stress
ü     Perubahan lingkungan tidur dan kebiasaan waktu tidur
ü     Ketergantungan obat dan alcohol
ü     Penyalahagunaan sedative

2.      Resiko injuri bd somnabolisme
3.      Gangguan konsep diri b.d nocturnal inuresis
4.      koping individu tidak efektif b.d deprivasi tidur
5.      Fatique b.d insomnia
6.      Potensial gangguan pertukaran gas b.d apnea saat tidur

Intervensi
1.         Mengurangi stimulus lingkungan yang mengganggu tidur
2.         Meningkatkan kebiasaan tidur yang baik
3.         Perhitungan kenyamanan klien
4.         Jadwalkan perawatan yang tidak mengganggu waktu tidur klien
5.         Ajarkan cara mengurangi stress
6.         Ajarkan tehnik relaxasi
7.         Tingkatkan harga diri klien
8.         Hindarkan resiko injury
9.         Cegah nocturnal enuresis
10.   Kolaborasi pemberian obat-obat hipnots sedative





Pendidikan kesehatan klien untuk menaikan tidur
1.         olah raga adekuat pada siang hari tapi tidak sesaat sebeleum tidur
2.         Makan makanan tinggi protein
3.         Hindari konsumsi kafein dan alcohol sebelim tidur
4.         Pergi ke tempat tidur saat benar-benar mengantuk
5.         Gunakan tempat tidur yang nyaman bagi tidur kien
6.         Gunakan/lakukan relaxasi sebelum tidur
7.         Tentukan waktu tidur dan bangun untuk mencegah gangguan bioritmik tubuh.
8.         Jika menggunakan pil tidur, gunakan sesuai aturan
9.         Check efek sampuing obat tidur yang dikonsumsi

Hasil yang diharapkan
1.      Tidur lebih dari 6 jam tanpa terbangun
2.      bangun tidak lebih dari 2 kali saat tidur
3.      Mengungkapkan perasaan segar setelah bangun
4.      Mendemonstrasikan penurunan tanda-tanda gangguan tidur
5.      Menggambarkan/mengidentifikasi fakltor yang mencegah dan menghambat tidur
6.      Melakukan tetehnik relaxasi






















ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Z DENGAN
GANGGUAN RASA NYAMAN:PERUBAHAN SUHU TUBUH


Suhu tubuh, perubahan :
ü           Gangguan suhu tubuh : keadaan dimana seseorang gagal mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal (36 ‘ – 37 ‘ C)

Faktor yang berhubungan :
a.      Kerusakan control suhu sekunder akibat :
ü     Koma. Pa Tik
ü     Tumor otak, tumor hypothalamus, trauma kepala
ü     Cedera serebrovaskuler
ü     Infeksi dan inflamasi

b.      penurunan sirkulasi sekunder
ü     Anemia
ü     Penyakit nerovaskuler

c.      Penurunan kemampuan berkeringat
d.      Efek pendinginan dari
ü     Infus pareneral, transfuse, dialysis, selimut dingin dan ruang operasi.

e.      Pemajanan terhadap udara dingin/panas
f.      Pakaian yang tidak sesuai iklim
g.      BB ekstrem
h.      Mengkonsumsi alcohol
i.      Dehidrasi/malnutrisi
j.      Penaikan usia


Hypotermia
Penurunan fisik
ü     Penurunan suhu (35,5 ‘C pertectal
ü     Kulit dingin
ü     Pucat
ü     Menggigil
ü     Kekacauan mental, mengantuk kegelisahan
ü     Penurunan nadi dan pernafasan
ü     Kaheksia, malnutrisi

Factor yang berhubungan
ü     Pemajanan panas, dingin , hujan, salju, angina
ü     Pakaian yang tidak sesuai iklim
ü     C B yang ekstrem
ü     Mengkonsumsi alcohol
ü     Dehidrasi
ü     Inaktivitas
ü     Regulasi suhu tidak efejktif akibat penuaan/usia

Kriteri hasil klien dapat :
ü     Mengidentifikasi factor-faktor resiko hipertemi
ü     Menghubungkan metoda mempertahankan kehangatan/ mencegah kehilangan panas
ü     Mempertahankan suhu tubuh dalam batas noramal

Interval
1.              Anjurkan klien untuk mengurangi pemajanan terhadap lingkungan dingin yang lama
a.  Jelaskan pentingnya menggunakan pakaian hangat.
b. Anjurkan tidak keluar rumah saat dingin
c. Berikan selimut hangat
2.             Jelaskan tanda-tanda hipotensi
3.             Jelaskan kebutuhan minimum 8-10 gelas perhari
4.             Jelaskan perlunya menghindari alkohoh pada cuaca sangat dingin


Hipertermi
Pemeriksaan fisik
ü     Suhu 37,8’ C peroral/38,8’C perektal
ü     Kulit hangat
ü     Takikandi
ü     Kulit kemerahan
ü     Penaikan kedalaman pernafasan
ü     Menggigil/merinding
ü     Perasaan hangat/dingin
ü     Sakit kepala
ü     Keletihan, kelemahan, malaise
ü     Kehilangan nafsu makan
ü     Berkeringat

Faktor-faktor yang berhubungan
ü     Penurunan kemampuan berkeringat akibat konsumsi obat-obat
ü     Pemajanan pada panas, matahari
ü     Pakaian yang tidak sesuai dengan iklim
ü     BB ekstrem
ü     Dehidrasi
ü     Insufusiensi hidrasi untuk aktifitas yang berat
ü     Regulasi suhu tidak efektif akibat usia

Kriteria hasil, klien dapat :
ü     Mengidentifikasi factor –faktor resiko hipertermi
ü     Menghubungkan metode pencegahan hipertermi
ü     Mempertahankan suhu tubuh normal

Intervensi
1.         Ajarkan klien pentingnya mempertahankan intake cairan adekuat (min.2000ml/hari keciali ada indikasi) untuk mencegah dehidrasi
2.         Pantau intake – output
3.         Pastikan tempat tidur dan kamar terlalu hangat untuk lingkungan dengan aktivitas yang direncanakan.
4.         ajarkan pentingnya masukan cairan selama cuaca hangatdan latihan
5.         jelaskan kebuthan untuk menghindari alcohol, kafein, dan makan banyak selama cuaca panas.
6.         jelaskan kebuthan menggunakan pakaian longgar, paying atau topi selama panas
7.         Hindari aktivitas luar ruangan antara 11 – 14
8.         Mandi air dingin atau shower jangan mengunakan sabun.
9.         Ajarkan tanda awal hipertermi atai serangan panas.


Termoregulasi, Tidak efektif
ü     Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko ketidakmampuan untuk mempertahankan susu tubuh normal secara efektif dengan adanya ketidasesuaian dan perubahan factor eksternal

Pemeriksaan fisik
ü     Suhu tubuh berfluktuasi

Faktor-faktor yang berhubungan
ü     Fluktuasi suhu lingkungan
ü     Benda-benda yang basah atau dingin (pakaian, tempat tidur, p alat)
ü     Peralatan yang tidak memadai
ü     Permukaan tubuh yang basah
ü     Pakaian yang tidak sesuai dengan cuaca
ü     Terbatasnya regulasi kompensasi metabolic sekunder akibat usia

Kriteria hasil :
Bayi ----36,4’ – 37’C
Lansia –Menjelaskan tehnik untuk menhindari kehilangan panas di tubuh


Intervensi pada anak :
1.       kurangi atau hilangkan sumber-sumber kehilangan panas
a. Evaporasi
ü     Saat mandi, siapkan lingkungan yang hangat
ü     Basuh dan keringkan setiap bagian untuk mengurangi evaporasi
ü     Batasi kontak dengan pakaian atau selimut basah
b. Konveksi
ü     Hindari aliran udara (pendingin, fan, jendela, lobang angina terbuka)
c. Konduksi
ü     Hangatkan seluruh perlatan perawatan
d. radiasi
ü     Kurangi benda-benda di ruangan yang menyerap radiasi
ü     Tempatkan tempat tidur bayi jauh dari lantai
2.       Pantau suhu
a. Jika dibawah normal
ü     Tambahkan selimut
ü     Pasang tutup kepala
ü     Kaji sumber-sumber lingkungan untuk kehilangan panas
ü     Hipotermi lebih dari 1 jam –lapor dokter
ü     Kaji komplikasi stress dingin, hypoxia, asidosis respiratovik, hipoalikeumi, cairan elektrolit, penurunan berat badan
b. Jika suhu diatas normal
ü     Lepaskan selimut
ü     Lepaskan tutup kepala
ü     Kaji suhu lingkungan
ü     Lebih dari 1 jam – lapor dokter
3.       Kaji tanda sepsis (Fgs pernafasan, kulit, pemberian makan , peka rangsangan, tanda infeksi local)
4.       Ajarkan pemebrian perawatan mengapa bayi rentan terhadap fluktuasi suhu
ü     Peragakan cara untuk penghematan panas selama mandi
ü     Ajarkan untuk mengukur suhu jika bayi panas, sakit atau peka rangsang.


Intervensi pada lansia :
1.       jelaskan perubahan yang berhubungan dengan usia yang mempengaruhi termogulasi
a. Dingin (vasokontiksi tidak efisien, penurunan curah jantung, sub kuton, perlambatan, menggigil)
b. Panas (perlambatan/respon berkeringat)
2.       Jelaskan bahwa perubahan ini akan mengganggu persepsi terhadap suhu lingkungan
3.       ajarkan cara pencegahan hipotermi dan hipertermi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar