A. Perubahan fisiologi secara umum
Menurut Bernice
Neugarten (1968) James C.Chalhoum (1995) masa tua adalah suatu masa dimana
orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.Tetapi bagi orang lain periode
ini adalah permulaan kemunduran.usia tua dipandang sebagai masa kemunduran,masa
kelemahan manusiawi dan social.Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa
kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogeny.usia tua dialami
dengan cara yang berbeda-beda.ada orang lanjut usia yang mampu melihat arti
penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia,yaitu sebagai masa hidup yang
member mereka kesempatanpkesempatan untuk tumbuh,berkembang serta berbakti. Ada juga lanjut usia yang
memandang usia tua dengan sikap-sikap yang berkisar antara kepasrahan yang
pasif dan pemberontakan,penolokan dan keputusasaan.Lansia ini menjadi terkunci
dalam diri mereka sendiri dengan demikian semakin cepat kemerosotan jasmani dan
mental mereka sendiri.
Proses penuaan adalah
sesuatu yang kompleks yang dapat dijelaskan secara kronologis,fisiologis dan
fungsional.
Usia kronologis merujuk pada jumlah tahun seseorang telah
hidup..Mudah untuk diidentifikasikan dan
diukur,ini adalah metode objektif yang paling umum digunakan.Di Amerika serikat,usia
tua kadang kala di klasifikasikan dalam tiga kelompok katagoru kronologis :
1)
Tua – Awal (usia 65 sampai usia 74
tahun)
2)
Tua – Pertengahan (usia 75 sampai
usia 84 tahun)
3)
Tua – Akhir (usia 85 tahun keatas)
Selain itu,usia
kronologis menjadi criteria dalam masyarakat untuk mengatagorikan
aktivitas-aktivitas tertentu,seperti mengemudi,bekerja sebagai karyawan, dan
pengumpulan pension.dengan berlakunya Socialsecurity
Act dan didrikannya medicare,usia
65 tahun menjadi usia minimum keabsahan untuk pension.Dengan demikian usia 65
tahun adalah usia yang diakui untuk menjadi warga negara senior di Amerika
serikat.Akan tetapi,banyak orang yang menetang ketentuan ini.
Usia Fisiologis merujuk pada penetapan usia dengan fungsi
tubuh.Meskipun perubahan terkait usia dialami setiap orang,mustahil untuk
mengetahui dengan tepat saat perubahan ini terjadi.itulah sebabnya mengapa usia
fisiologis tidak digunakan dalam menetapkan usia seseorang.
Usia Fungsional merujuk pada kemapuan seseorang berkontribusi pada
masyarakat dan bermanfaat untuk orang lain serta dirinya sendiri.Berdasarkan
fakta bahwa tidak semua individu pada usia yang berdasarkan kurun waktu
memiliki fungsi pada tingkat yang sama.banyak orang secara kurun waktu lebih
tua tetapi bugar secara fisik,aktif secara mental, dan anggota masyarakat yang
produktif.ada orang yang muda secara kurun waktu,tetapi secara fisik dan
fungsional tua.
Menua secara
fisiologis ditandai dengan semakin menghilangnya fungsi dari banyak organ tubuh.
Bersamaan dengan ini meningkatkan pula insiden penyakit seperti Coronary
Arterial Disease (CAD), penyakit serebrovaskuler, penyakit Hal ini akan
menyebabkan semakin cepat tubuh kehilangan fungsi organnya.
B. Perubahan kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler
sering disebut sebagai sistem transportasi tubuh atau sistem peredaran darah. Sistem ini
memiliki tiga komponen utama, yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah.
1.
Jantung
Jantung merupakan organ
tubuh yang paling berperan di dalam sistem kardiovaskuler. Fungsi jantung
adalah memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Lokasi jantung sendiri berada di dekat paru-paru.
Tepatnya di bagian kiri tengah dada.
Jantung terdiri dari 3 lapis yaitu :
a.
Pericardium
(lapisan luar)
Merupakan lapisan pembungkus jantung yang
terdiri dari jaringan ikat.
b.
Miokardium
(lapisan tengah)
Merupakan selaput jantung yang terdiri dari
3 macam otot yaitu: atrium, ventrikel, dan serat khusus
c.
Endokardium
(lapisan dalam)
Lapisan dalam jantung yang berhubungan
langsung dengan ruangan dalam jantung terdiri dari jaringan epitel.
2.
Pembuluh
darah
a.
Pembuluh
darah jantung
Pada dinding jantung terdapat pembuluh
darah yang memberikan makanan terhadap otot jantung.
b.
Pembuluh
darah yang masuk
·
Vena
cava
Darah yang masuk ke atrium kiri keseluruh
tubuh mengandung co2.
·
Vena
pulmonalis
Darah masuk ke atrium kiri yang berasal
dari paru-paru mengadung o2.
c.
Pembuluh
darah yang masuk keluar
·
Aorta
Darah keluar dari ventrikel kiri ke seluruh
tubuh, mengandung o2.
·
Arteri
pulmonalis
Darah keluar dari ventrikel kanan ke
paru-paru mengandung co2.
3.
Darah
Darah terdiri atas
plasma (55% dari volume darah) dan sel (45%). Serum darah atau plasma terdiri
dari :
Air :
91%
Protein :
8% (albumin, globulin, protrombin, dan fibrinogen).
Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium
bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium, dan besi.
Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organic yaitu :
glucose, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolesterol dan asam amino. Plasma
juga terdiri dari: gas oksigen dan
karbondioksida, hormone-hormon, enzim dan antigen. Sel darah terdiri
atsa eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Perubahan fisiologi pada kardiovaskuler pada dewasa dan
orang tua adalah sebagai berikut :
1.
Ukuran jantung agak mengecil.
2.
Kehilangan kekuatan kontraktil dan efisiensi jantung.
3.
Penurunan curah jantung sekitar 30% sampai 35% pada
usia 70 tahun.
4.
Penebalan katup jantung,yang menyebabkan penutupan yang
tidak sempurna (murmur sistolik).
5.
Peningkatan ketebalan dinding ventrikel kiri sekitar
20% antara usia 30 dan 80 tahun
6.
Infiltrasi jaringan fibrosa pada nodus sinoatrial dan
jaras atrial intermodal,yang menyebabkan fibrilasi oleh flutter atrium.
7.
Dilatasi dan peregangan vena.
8.
Penurunan sebesar 35% dalam aliran darah arteri koroner
antara usia 20 dan 60 tahun.
9.
Peningkatan kekakuan aorta,yang menyebabkan peningkatan
tekanan darah sistolik yang tidak proporsional dengan diastolic,yang
menyebabkan pelebaran tekanan nadi
10. Perubahan
elektrokardiogram (EKG): peningkatan interval PR,kompleks QRS,dan QT,penurunan
amplitude komplek QRS,pergeseran aksis QRS ke kiri.
11. Frekuensi
jantung membutuhkan waktu yang lebih lama agar kembali normalsetelah
berolahraga.
12. Penurunan
kekuatan dan elastisitas pembuluh darah,yang berperan pada insufisiensi arteri
dan vena.
13. Penurunan
kemampuan berespon terhadap stress fisik dan emosional.
C. Perubahan respiratory
1.
Fungsi ventilasi
Fungsi ventilasi atau fungsi untuk
mengalirkan udara dari atmosfir ke dalam alveolus dan sebaliknya, menurun
sejalan dengan pertambahan usia. Penurunan fungsi ini adalah akibat dari
penurunan elastisitas paru akibat berkurangnya parenkim dan berkurangnya
kemampuan sangkar toraks untuk mengembang akibat kalsifikasi rawan iga. Di samping itu,
otot-otot vnetilasi juga sudah berkurang kekuatannya.
Terjadi perubahan isi dan kapasitas
paru sebagai berikut:
a.
Kapasitas paru total tidak banyak
berubah.
b.
Isi residu meningkat sebanyak 20% pada
usia 60 tahun
Dibandingkan dengan isi residu pada usia 20 tahun. Dengan
demikian rasio antara isi residu dengan kapasitas paru total meningkat menjadi
35-40% (pada usia 20 tahun hanya 20%). Peningkatan isi residu ini menghambat
kapasitas residu fungsional juga meningkat
c. Kapasitas vital menurun secara progresif sehingga pada usia 70 tahun
menjadi 70% dari nilainya pada usia 17 tahun.
d. Isi ruang rugi anatomis meningkat, sehingga 40% dari isi tidal
dipakai untuk mengisi ruang rugi tersebut (pada usia 20 tahun angka ini hanya
20%).
e. Isi penutupan (isi paru pada saat sebagian saluran nafas mulai
menutup = closing volume) meningkat sejalan dengan peningkatan usia.
Peningkatan ini mempunyai arti penting karena mengakibatkan gangguan
keseimbangan ventilasi/ perfusi. Tahanan terhadap aliran udara pernafasan juga
meningkat dengan bertambahnya usia, sehingga laju aliran maksimum dan isi
ekspirasi paksa menurun. Distribusi ventilasi pada pernafasan yang berisi
rendah (mendekati isi residu) sama dengan pada orang muda, yaitu lebih besar di
bagian bawah paru. Akan tetapi pada isi pernafasan yang lebih besar dis-tribusi
ventilasi ke bagian bawah paru berkurang, mungkin karena penutupan saluran
nafas di paru bagian bawah.
Perubahan-perubahan tersebut di atas
mengakibatkan borosnya enerji yang dipakai untuk inspirasi dan ekspirasi, dan
meningkatnya kerja pernafasan.
2.
Perfusi paru
Aliran darah paru didapat dari arteri
pulmonalis, masuk ke sistem kapiler alveoli dan diteruskan ke vena pulmonalis
dan kemudian ke atrium kiri. Perfusi ke apex paru pada sikap berdiri/duduk
ternyata meningkat dibandingkan orang muda. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya tahanan pembuluh darah paru di bagian bawah akibat berkurangnya
kemampuan tolak balik elastis (elastic recoil) paru. Akan tetapi perfusi pam di bagian bawah masih lebih besar dari pada
di bagian atas. Tahanan pembuluh darah paru meningkat
karena degenerasi pada dinding pembuluh darah dan kekakuan pada jaringan paru.
Respon vasokonstriksi terhadap keadaan hipoksia menurun
3.
Pertukaran gas
Pertukaran gas dalam alveolus
dipengaruhi oleh rasio antara ventilasi/perfusi dan keadaan membran
alveolus-kapiler. Pada manula yang sehat biasanya membran alveolus-kapiler
tidak menebal, akan tetapi terjadi penurunan luas membran karena tergabungnya
beberapa alveolus menjadi satu. Rasio ventilasi/perfusi biasanya membesar
karena bertambahnya ruang rugi dan meningkatnya tahanan vaskuler paru.
Akibatnya daerah yang tersedia untuk pertukaran gas berkurang sebanyak 30% pada
usia 80 tahun. Akibat dari perubahan pada titik 1, 2 dan 3 di atas, tekanan oksigen
arterial akan menurup sejalan dengan bertambahnya usia. Pa02 ini dapat
diperkirakan dengan rumus berikut: Pa02 = 109 mmHg � 0,43 x umur
(tahun). Selisih tekanan persial oksigen alveoli dengan arteri menjadi 30 mmHg
pada usia 70 tahun (pada usia 20 tahun henya 8 mmHg).
4.
Pengaturan ventilasi
Dalam keadaan normal, peningkatan PaCO2
atau penurunan Pa02 akan merangsang pusat pernafasan untuk
mengeluarkan perintah peningkatan ventilasi (Hypercapnic/ hypoxic ventilatory drive). Pada orang muda Pa02 40
mmHg akan meningkatkan ventilasi semenit sebanyak 5
kali, dan PaCO2 55 mmHg dapat meningkatkan ventilasi semenit sampai
10 kali normal. Akan tetapi, pada manula PaCO2 sampai 55 mmHg atau
Pa02 40 mmHg belum meningkatkan. ventilasi semenit secara berarti.
5.
arti klinis
Masalah dalam mendiagnosis penyakit
paru pada manula ialah untuk membedakan kelainan fungsi akibat proses ketuaan
(yang tidak dapat diperbaiki) dan proses penyakit. Pembedaan tersebut perlu
dilakukan mengingat bahwa cadangan fungsi paru sudah menurun, sehingga bila
proses penyakit cepat didiagnosis, maka pengobatan dapat segera dilakukan untuk
mencegah kemunduran fungsi paru yang lebih jauh. Pemeriksaan paru secara
radiologis sebaiknya dilakukan lebih cepat bilk ada faktor risiko (merokok,
nialnutrisi, diabetes, batuk kronis).
Pengobatan untuk llerbagai penyakit paru pada manula harus
memperhatikan adanya penurunan fungsi hati, fungsi ginjal dan perubahan
distribusi cairan tubuh manula. Aspirasi partikel makanan/minuman atau cairan
lambung sering merupakan pencetus timbulnya infeksi paru. Dengan menurunnya
refleks laring, disertai berkurangnya kekuatan batuk pada manula dan penurunan
fungsi cilia; aspirasi sejumlah kecil cairan sudah dapat menimbulkan pnemonia
yang berat. Fisioterapi dada harus selalu disertakan pada pengobatan penyakit
pain. Obat/keadaan yang mempertinggi tahanan vaskuler pain (prometazin,
siklopropan, hipoksia, hiperkarbia) harus dihindarkan agar rasio
ventilasi/perfusi tidak menjadi lebih buruk. Pemberian ventilasi mekanis harus
dipertimbangkan dengan seksama, mengingat kekuatan sangkar toraks dan jaringan
paru (compliance menurun) mempermudah timbulnya penyakit din mempersukar
penyapihan dari ventilator. Penyakit-penyakit- yang mengharuskan pasien
berbaring di tempat tidur untuk waktu lama, keadaan pasca bedah/ anestesia
memperbesar kemungkinan terjadinya gangguan pada paru dari yang ringan sampai
gagal nafas. Pemberian oksigen untuk manula harus
mengingat ke-mungkinan ketergantungan manula pada hypoxic ventilatory drive (misalnya pada penyakit paru obstruktif menahun yang mengakibatkan peningkatan PaCO2 darah). Pemberian oksigen yang
terlalu_ berlebihan pada keadaan tersebut dapat menimbulkan depresi pernafasan
sampai henti nafas.
Daftar Pustaka
Raharjo, Kunto. 1988. Perubahan
Fungsi Paru pada Usia Lanjut Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta : UPF Anestesiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/RS
Cipto Mangunkusumo.
Permana, Tatat. 2010. Perubahan Sistem
Pencernaan Dan Kardiovaskuler Pada Lansia. Diambil dari : http://www.scribd.com/doc/33764097/Perubahan-Sisitem-Pencernaan-Dan-Kardiovaskuler-Pada-Lansia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar