A. Perubahan fisiologi secara umum
Sistem
reproduksi menjadi pusat perhatian selama kehamilan, seluruh tubuh
terpengaruhi. Semua sistem tubuh mengalami perubahan dari keadaan tidak hamil
ke keadaan hamil yang secara umum disebut fisiologi maternal.
Sistem
Reproduksi
Suplai
Darah
Suplai darah ke organ reproduksi meningkat segera setelah
konsepsi karena peningkatan kadar hormon-hormon steroid seksual. Vaskularisasi
tersebut memberikan suplai darah yang banyak bagi perkembangan janin,
tanda-tanda khas pada organ dan berbagai gejala pada wanita.
Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama,
serviks menjadi lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplai darah (tanda
Goodell’s). kanalis servikalis dipenuhi oleh mukus yang kental disebut
operkulum. Selama kehamilan operkulum menghambat masuknya bakteri ke uterus,
yang mengalir selama persalinan, yang disebut “Blody show” yang menandakan
bahwa kanalis terbuka untuk lewatkan bayi.
Serviks nulipara (wanita yang belum pernah mengalami
kehamilan) terlihat bulat dan halus serta menonjol ke arah vagina. Proses
kelahiran meregangkan serviks dan hampir selalu menyebabkan laserasi serviks.
Setelahnya, bentuk serviks menjadi oval. Selama masa kehamilan konsistensi serviks
berubah. Sebelum masa kehamilan teraba seperti ujung hidung : pada awal masa
kehamilan teraba seperti ujung daun telinga, dan pada keadaan term teraba
seperti bibir.
Uterus
Pada sata tidak hamil uterus 70 gram dan volume 10 ml.
perubahan yang amat jelas pada anatomu maternal adalah perbesaran uterus untuk
menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh dari kecil, organ yang hampir
padat menjadi berdinding tebal, kantung muskular yang mengandung janin,
placenta dan sekitar 1000 ml air ketuban. Beratnya meningkat 20 kali dan
kapasitasnya meningkat 500 kali.
Peningkatan ukuran ini disebabkan oleh pertumbuhan serabut-serabut otot dan
jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf, peregangan
dan hipertrofiotot.
Pertumbuhan jaringan uteruis pada awal masa kehamilan
disebabkan oleh estrogen yang merangsang serabut otot dan bukan karena
terdapatnya pertumbuhan embrio dalam rongga uterus.
Uterus dalam keadaan tidak hamil teraba seperti pear hijau
yang halus. Kehamilan menyebabkan mudahnya teraba, sehingga pada minggu ke-8
pemeriksa dapat merasakannya dengan palpasi. Hal ini disebut Hegar’s pada
kehamilan.
Sebagaimana uterus
membesar bersama pertumbuhan janin, uterus bertahan ditempatnya oleh ligamen,
teutama ligamen uterosacralis, menghubungkan uterus ke osacralis, dan ligmen
round, memanjang dari uterus melewati kanalis linguinalis ke labia majora.
Vagina
Sampai minggu ke-8, meningkatnya vaskularisasi pada vagina
menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda chadwijk’s. corak yang
berwarna keunguan yang dapat terlihat oleh pemeriksa. Dalam merespons terdapat
stimulasi hormonal, sekresi sel-sel vagina mengikat secara berarti. Sekresi
tersebut berwarna putih dan bersifat sangat asam, dikenal isltilah “putih” atau
leukorrhea. Sekresi vagina merupakan media yang menyuburkan basilus
Doderlein’s. Besilus ini merupakan garis pertahanan terhadap candida albicand,
patogen yang tumbuh dalam media alkali.
Sebagai mana kehamilan mengalami kemajuan, meningkatnya
kongesti vaskular organ vagina dan pelvik menyebabkan peningkatan sensitifitas
yang sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah pada tingginya derajat rangsangan
seksual, terutama antara bulan ke-4 dan ke-7 masa kehamilan.
Sistem
Integumen
Payudara
Salah satu petunjuk pada
wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah rasa kesemutan nyeri tekan
payudaranya yang secara bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan
pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menjadi menjadi
lebih menonjol dan keras dan pada awal kehamilan keluar cairan jernih.
Kolostrum Area berpigmen disekitar putting areola, tumbuh lebih gelap dan
kelenjar-kelenjar Montgomery menonjol keluar.
Bila payudara tidak disokong dengan tepat selama kehamilan,
berat yang meningkat akan menyebabkan rasa tidak aman. Takut akan bentuknya
menjadi “menurun” tidak harus terjadi selama masa kehamilan payudara telah
disokong dengan baik menggunakan kutang. Sering dibersihkan menjaga penumpukan
kolustrum. Menyikat dengan handuk kering yang kasar dapat membantu untuk
menyiapkan putting dalam pemberian ASI
Kulit
Striage Gravidarum.
Sebagaimana janin tumbuh, uterus membesar, menonjol keluar. Hal ini disebabkan
tonjolan dan kemudian membusung. Serabut-serabut elastik cara lapisan kulit
terdalam terpisah dan putus karena regangan. Tanda regangan yang dibentuk
disebut striae gravidarum. Terlihat pada abdomen dan bokong terjadi pada 50%
wanita hamil dan menghilang menjadi bayangan yang lebih terang setelah
melahirkan. Wanita mungkin mengalami pruitus (rasa gatal) sebagai akibat
regangan tersebut. Penyembuhan sementara dapat dicapai dengan memakai lotion
yang agak hangat.
Pigmentasi.
Pengumpulan pigmen sementara mungkin terlihat pada bagian tubuh tertentu
tergantung pada warna kulit yang dimiliki. Linea nigra garis gelap mengikuti
midine abdomen. Cholasma atau topeng kehamilan terlihat seperti bintik-bintik
hitam pada wajah. Areola sekitar putting membesar dan warnanya menjadi lebih
gelap. Semua area yang mengalami peningkatan pigmentasi atau menghilang setelah
melahirkan.
Perspirasi
dan Sekresi Kelenjar Lemak. Baik kelenjar sebasea atau
keringat menjadi lebih aktif selama masa kehamilan. Sebagai akibatnya wanita
hamil mungkin mengalami gangguan bau badan, banyak mengeluarkan keringat yang
membasahi pakaiannya dan berminyak, sulit untuk merapikan rambutnya. Mandi dan
keramas secara teratur dan menggunakan deodoran akan sangat membantu efek
samping yang tidak menyenangkan ini.
Sistem Endokrin
Kelenjar dari
sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang mempengaruhi seluruh tubuh.
Selama masa kehamilan banyak perubahan terjadi pada kelenjar ini.
Ovarium dan Placenta
Ovarium merupakan
sumber estrogen dan progesteron pada wanita tidak hamil. Pada sata konsepsi,
perubahan dramatis terjadi. Korpusluteu tempat ovum berasal mulai menghasilkan
estrogen dan progesteron. Segera setelah placenta juga membentuk steroit dan
tiga jenis sumber utama kedua hormon tersebut. Placenta juga membentuk steoit
dan tiga jenis hormon lainnya : Human Chorionic Gonadotrium (HCG), Human
Placenta Lactogen (hPL), juga disebut Human Chorionic Soamtomammotropin (hCS)
dan Human Chorionik Thyrotropin (hCT).
Kelenjar
Tiroid
Selama masa kehamilan, basal metabolis rate (BMR) meningkat
20% dan kelenjar tiroid membesar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap
sama (tiroksin). Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar dan
meningkatnya mketabolik rate disebabkan karena oksigen yang digunakan lebih
banyak.
Kelenjar
Paratiroid
Kelenjar Paratiroid ukurannya meningkat selama masa kehamilan,
terutama selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketiga kebutuhan kalsium janin.
Hormon paratiroid penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah
tanpa metabolisme tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu.
Pankreas
Insulin
dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut Pulau langerhans, yang
terjadi diseluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan sel-sel ini tumbuh
dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.
Walaupun demikian karena keterbatasan penyimpangan glikogen wanita sehat yang
hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak sehingga beberapa
dari mereka mengeluarkan ke dalam urine. Bagi ibu yang diabetes, kehamilan
merupakan hal yang riskan dan membutuhkan pengawasan medis yang berkelanjutan.
Kelenjar
Pituitari
Lobus
anterior kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran selama kehamilan dan
terus menghasilkan semua hormon tropik tetapi dengan jumlah yang sedikit
berbeda. Fallicle-stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic gonadotrium
(hCG) yang dihasilkan oleh plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon
melanotropik meningkat, menyebabkan peningkatan pigmentasi putting susu, wajah
dan abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah persalinan
selama menyusui.
Sebagaimana bayi telah
matur, pembentukan prolaktin ole lobus posterior meningkat dalam menyipakan
peranannya menstimulasi kontraksi otot uterus dalam proses persalinan.
Sistem
Kardio Vaskuler
Sebagaimana kehamilan
berlanjut, volume darah meningkat bertahap sampai mencapai 30% sampai 50% di
atas tingkat keadaan tidak hamil. Estrogen menstimulasi adrenal untuk
mensekresi aldosteron, menyebabkan retensi garam dan air. Hal ini mengarah pada
peningkatan volume darah dan edema jaringan. Namun demikian, tekanan darah
relatif mengalami perubahan. Peningkatan dan signifikan menandakan
preetklamsia.
Bertanya uterus menekan vena-vena besar yang mengaliri pelfik
dan ekstremitas bawah. Vena varikose terjadi pada 16% sampai 33% wanita hamil. Tekanan
uteris pada vena kava yang terjadi ketika wanita hamil berbaring dapat
menyebabkan penurunan tekanan darah yang berarti, disebut hypotensive syndrome,
menyebabkan pucat sementara, pening dan klamines.
Sel-sel
darah merah meningkat samapi 335 dan hemoglobin sampai 15% tetapi karena
meningkatnya volume plasma menyebabkan hemodilusi, terjadi psedoanemia –
sehingga disebut anemis fisiologis kehamilan. Tingkat plasma fibrogen meningkat
sampai 40% atau lebih dan waktu pembekuan tetap sama seperti tingkat pada
sebelum kehamilan. Sebagai akibatnya, lebih mudah terjadi pembekuan darah.
Karenanya, pasangan dengan statis venosa, menyebbakan secara khusus akan
mengalami trombosis vena.
Sistem Muskoloskeletal
Gigi,
Tulang dan Persendian
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga
lebih banyak kalsium dan fosfor. Dengan didit yang seimbang kebutuhan tersebut
terpenuhi dengan baik. Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak
kalsium gigi telah dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada sata
hamil membantu aktivitas penghancuran bakteri email yang menyebabkan karies.
Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat
bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin
membesar dalam abdomen. Untuk mengkonpenmsasi penambahan berat ini, bahu lebih
tertarik ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang
belakang lebih teratur, dapat mebnyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
Pengguinaan bantal untuk penyokong punggung mungkin dianjurkan untuk kasus ini.
Otot
Kram otot-otot dan kaki merupakan masalah umum selama
kehamilan. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan
metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot atau
postur yang tidak seimbang. Kram biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang
hari dan pada malam hari setalah tubuh istirahat. Sedikit gerakan dan
penggunaan kompres hangat dapat sedikit membantu. Aktivitas sehari-hari yang
sedang dan lebih banyak waktu waktu untuk istirahat dengan kaki dinaikkan
merupakan cara yang pada umumnya berhasil untuk mengurangi ketidaknyamanan ini.
Sistem
Pernafasan
Paru-Paru
dan Pernafasan
Sejalan dengan
pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas, bentuk dan ukuran rongga
dada berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil. Kapaistas paru terhadap udara
inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau mungkin berubah dengan berarti.
Kecepatan pernafasan dan kapasitas vital tidak berubah. Volume tidal, volume
ventilator per menit dan ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk dari rongga
teorak berubah dan karena bernafas lebih cepat, sekitar 6% wanita hamil
mengeluh sesak nafas.
Sistem
Gastrointestinal
Sistem
gastriotestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan. Tingginya
kadar progesteron menganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol
darah, melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam
dan lebih banyak dan asam lambung menurun. Pembesaran uterus lebih menekan
diafragma, lambung dan intestin.
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita
hamil mengalami mual dan muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut, penuntunan
asam lambung, melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung.
Menurunnya gerak peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga
konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat dalam usus, lebih banyak air
diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan
uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir
masa kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat
asam selama kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies
gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitasi (pencernaan
asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan ke atas dari pembesaran
uterus. Pelebaran pembuluh darah rektum (hemoroid) dapat terjadi. Pada
persalinan, rektum dan otot-otot yang memberikan sokongan sangat terengang.
Sistem
Perkemihan
Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat
dan pembesaran uterus menekan kandung kemih. Faktor-faktor tersebut menyebabkan
meningkatkannya berkemih. Mendekati kelahiran janin turun lebih rendah ke
pelvis, lebih menekan lagi kandung kemih dan semakin meningkatnya berkemih.
Walaupun gejala ini sangat tidak menyenangkan, hal ini tidak menyebabkan
masalah medis yang berarti.
Peningkatan
Berat Badan
Walaupun peningkatan berat badan lebih bersifat individual,
peningkatan berat badan rata-rata yang terjadi selama masa kehamilan terdapat
pada Tabel di bawah ini :
B.
Tabel Komponen peningkatan berat badan
maternal
Ibu
|
Gram
|
Pon
|
Uterus
|
900
|
1.98
|
Payudara
|
450
|
0.99
|
Darah
|
1.350
|
2.97
|
Jaringan
|
![]() |
![]() |
Lemak
|
4.050
|
8.91
|
Sub
Total
|
8.100
|
17.82
|
Janin
|
3.150
|
6.93
|
Plasenta
|
675
|
![]() |
Cairan
amniotik
|
![]() |
![]() |
Sub Total
|
4.725
|
10.40
|
Total
|
12.825
|
28.22
|
Dari Guthrie, HA : Introductory nutrition, ed 6. St.
Louis, 1986, The CV Mosby Co.
C. Perubahan kardiovaskuler
Perubahan
kardiovaskuler pada anak-anak dapat dilihat dari PJB ( penyakit jantung bawaan
) dapat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu :
1. Penyakit
jantung bawaan non sisnotik
a. Defek
septum atrium (ASD)
ASD adalah merupakan suatu kedaan dengan adanya hubungan
( lunbang ) abnormal pada sekat yang memisahkan Atrium kanan dan Atrium kiri.
Aliran darah pintas kin ke kanan pada tipe atrium
sekundum dan tipe sinus vonusus akan menyebabkan keluhan kelemahan dan sesak
napas, umunya timbul pada usia muda. Kegagalan jantung kanan serta aritmia
supraventikular dapat pula terjadi pada stadium lanjut. Gejala yang sama
ditemukan juga pada tipe atrium primum. Namun, apabila gurgitasi mitral berat,
gejala serta keluhan akan muncul lebih berat da lebih awal. Gejala ini umumnya
ditemukan pada umur 20 – 40n tahun, sebagian kecil yaitu antara 9-15% temukan
pada umur yang lebih tua.
Hasil
pemeriksaan fisik yang khas pada tipe ostium sekundum dan tipe sinus venosus
adalah bising sistolik tipe ejeksi pada garis sternal kiri bagian atas.,
disertai fixed spiliting bunyi jantung II. Hal ini mengggambarkan penambahan
aliran darah melalui katup pulmoner. Kadang – kadang terdapat juga bising awal
diastolik pada garis sternal bagian bawah, bising menggambarkan penambahan aliran
di katup trikuspid.
b. Defek
septum ventricular (VSD)
VSD adalah
merupakan suatu keadaan dengan hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang
memisahkan Ventrikel kanan dan Ventrikel kiri.
Ø
VSD Kecil
VSD kecil
tanpa aliran darah pintas dan gangguan hemodinamik yang berarti Tekanan arteri
pulmonsl pada VSD kecil normal, dan memperlihatkan perbandingan aliran pulmoner
engan aliran sistemik < 1,5 : 1. Sebagian besar jenis VSD akan menutup
secara alamiah pada umur 3 tahun, sisnya tetap terbuka dan mudah di diagnosis. Hal ini menimbulkan adanya thrill dan bising pansistolik
yang keras clan kasar di garis sternal bagian bawah. Foto rontgen dada clan EKG
tetap normal pada VSD muskula, bisisng ini berakhir pada saa mid-diastolik,
karena penututpan VSD pada saat mid-diastolik.
Ø
VSD Sedang
VSD sedang
dengan kelainan vaskular pare obstruktif dan sianosis. Pada VSD sedang, tekanan
arteri pulmonal < 112 tekanan sistemik clan aliran sirkulasi paru
dibandingkan aliran sirkulasi sistemik antara 1,5 : 1 dan 2 : 1.
Jenis ini
tidak sering di temukan pada orang dewasa karena sering menutup atau menjadi
VSD kecil pada umur muda. Aliran darah pintas pada VSD sedang, cukup besar,
sehingga bising pansistolik pada garis sternal kiri bawah sering disertai
bising mid-sistolik di daerah katup ,itral dan gallop protodiastolik di daerah
apeks. Foto rontgen dada menunjukkan kardiomegali dan vaskularisasi yang
bertambah, sedang EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri.
Ø
VSD Besar
VSD Besar
dengan stenosis pulmoner yang sulit dibedakan dengan tetralogi Fallot. Tekanan
i daerah jantung identik dengan tekanan di jantung kiri aliran sirkulasi
sistemik. 2: 1 pintas aliran pintas yang besar seprti ini akan mengakibatkan
gagal jantung pada 2-3 bulan.
Beberapa
pasien dapat hidup dewasa atau dewasa dan vaskular paru obstruktif berat,
pulmoner infundibular. Aliran yang sangat minimal atau yang kadang – kadang
ditemukan juga memberikan gambaran sindrom Elsen-menger.
c. Duktus
arteria paten (PDA)
PDA adalah
merupakan suatu keadaan dimana adanya pembuluh darah yang menghubungkan aorta
dan arteri Pulmonal. Duktus Arterious ini normal pada saat bayi dalam
kandungan. Oleh karena suatu hal, maka pembuluh darah ini tidak menutup secara
sempurna setelah bayi lahir.
Pada masa
janin, PDA merupakan saluran penting bagi aliran darah dari arteri pulmonal
kiri ke aorta desendens, terletak distal dari percabangan arteri subliklavia
kiri. PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada
24 jam pertama setelah kelahiran, sedangkan secara anatomik menutup dalam 4
minggu pertama. Bayi prematur lebih banyak yang menderita PDA, 15 % di antaraya
baru dapat menutup dalam 3 bulan pertama. PDA yang tidak menutup daam tiga
bulan pertama, tipis memungkinkannya dapat menutup dikemudian hari.
d. Pulmonary
stenosis (SP)
Defek: dengan
adanya penyempitan atau obstruksi pada muara Arteri Pulmonalis. Stenosis
pulmoner dapat berbentuk valvular, subvalvular (infundibular) dan supravalvular
(peripheral pulmonary artery stenosis
atau coarctatio). Stenosis pulmoner dapat berdiri sendiri, tetapi lebih
sering melupakan bagian sindrom lain, seperti tetralogi Fallot, VSD, dan
transporsisi pembuluh darah besar (TPB). Yang akan di bicarakan disini adalah
SP valvular dengan septum interventicular normal.
Ketiga jenis
stenosis pulmoner tersebut tersebut akan muncul dengan bising sistolik didaerah
garis sternal kiri atas. Bunyi jantung II terdengar seperti melebar terutama di
daerah pinggir sternum, obstruksi semakin berat. Bising sistolik kasar di
interkostal II kiri. Keluhan yangterjadi biasanya menimbulkan: cepat lelah
dispnea, angina, sinkop, dan disfunsi serebral. Gangguan Hemodinamik: oleh
karena adanya obstruksi, maka aliraqn darah ke paru – paru berkurang, dan lama
– kelamaan akan terjadi hipertrofi ventrikel kanan.
e. Koarsiko
aorta (CA)
Koarksio aorta
adalah merupakan suatu defek penyempitan setempat dari katup aorta. Bisa
preduktal, juxta-duktus atau post –duktus.
Hipertensi
akan mengakibatkan sistem kolateral bertambah. Arten aksilaris kanan melalui arteri mamaria
interna. Skapular dan interkostal. Anomali yang sering di temukan ialah aorta
bikuspid dengan segala akibatnya.
Pada bayi,
tanda yang nampak adalah gejala gagal jantung kanan/kiri karena ventrikel kanan
berfungsi sebagai ventrikel sistemik yang memompa darah ke aorta distal melalui
PDA. Bising sistolik mungkin ada atau mungkin tidak. EKG pada bayi mungkin
menunjukkan RVH, mungkin terjadi binventrikular hipertrofi. Kram otot bisa
terjadi akibat peningkatan aktifitas dari jaringan yang tidak teroksi-genasi .
anak mengalami pening, sakit kepala , pingsan dan mimisan akibat dari
hipertensi. Pada usia dewasa gel T terbalik pada prekardial kiri atau LAD.
Biasanya muncul sebagai hipertensi mulai usia muda, tanpa gagal jantung.
Diagnosis
dapat ditegakkan apabila ditemukan nadi fernoral yang lemah dan kecil. Tekanan
darah sistolik di daeraqh fernoral lebih lemah daripada tekanan darah di
lengan. Foto rontgen dada biasanya normal, tetapi dapat di temukan iregularitas
dan notching, pada bats inferior atau iga belakang. EKG menunjukkan hipertrofi
ventrikel kiri. Hasil pemeriksaan kateterisasi dan angiograll dapat menyakinkan
adanya penyempitan pembuluh darah.
2. Penyakit
jantung bawaaan sisnotik
Tetralogi fallot
Merupakan 4
kumpulan dari efek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta dan
hipertrofi ventrikel kanan. Pada bayi – bayi (episode sianotik dan hipoksia
sering disebut ”Blue Spell” ) spell
terjadi bila kebutuhan oksigen otak melebihi suplainya. Episode ini biasanya
terjadi bila bayi menangis lama, setelah makan mengedan. Bayi – bayi ini lebih menyukai posisi knee chest dari pada posisi tegak.
Anak – anak
tampak sianotis di bibir dan kuku – kuku, keterlambatan tumbuh kembang, bentuk
jari tubuh, tubuh sering dalam posisi jongkok untuk mengurangi hipoksi. Pingsan
atau keterbelakangan mental bisa terjadi akibat hipoksi kronik pada otak.
Kejang dapat terjadi setelah melakukan aktifitas. EKG memperlihatkan hipertrofi
ventrikel kanan.
Tindakan
operasi dianjurkan untuk semua klien tetralogi fallot. Kateterisasi dan angiografi
dibutuhkan untuk konfirmasi diagnosis, tetapi tertama untuk mengevaluasi
struktur anatomik intrakardiak dan hubungannya dengan pembuluh jantung besar.
D. Perubahan respiratory
Perubahan
respiratori pada anak-anak telah dimulai sejak bayi lagi. Menurut
Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
1.
Perubahan
sistem pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin
mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir,
pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru
berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus
berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas
sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi
kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan
tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor
yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan
rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di
otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang
terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya
udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan,
kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3) Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi
lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan.
Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya
kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4) Perubahan suhu
Keadaan dingin
akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan
upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang
bayi berfungsi untuk :
1) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2) Mengembangkan
jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus
dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin)
yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20
minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar
30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan
permukaan paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga tidak
kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap
saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan
ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai
peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari cairan
menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada
saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini
diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio
sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita
paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa
kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL.
Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh
limfe dan darah.
e. Fungsi sistem
pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat
penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia,
pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi,
berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada
dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan
memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar
pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru
dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
2.
Perubahan pada sistem peredaran darah
Setelah lahir
darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi
melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang
baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan
foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan
duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan
sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen
menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa
yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali
pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan
menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan
itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit
mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan
pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan
tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan
terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen
kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan
menutup.
Vena umbilikus,
duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem.
Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar