selamat datang

Kampus ku

Pesan Kami

DATA

Postingan
Komentar

Total Tayangan Halaman

Like Facebook


Selasa, 10 April 2012

Adaptasi fisiologi pada anak-anak


A.  Perubahan fisiologi secara umum
Sistem reproduksi menjadi pusat perhatian selama kehamilan, seluruh tubuh terpengaruhi. Semua sistem tubuh mengalami perubahan dari keadaan tidak hamil ke keadaan hamil yang secara umum disebut fisiologi maternal.
Sistem Reproduksi
Suplai Darah
       Suplai darah ke organ reproduksi meningkat segera setelah konsepsi karena peningkatan kadar hormon-hormon steroid seksual. Vaskularisasi tersebut memberikan suplai darah yang banyak bagi perkembangan janin, tanda-tanda khas pada organ dan berbagai gejala pada wanita.
Serviks
       Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama, serviks menjadi lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplai darah (tanda Goodell’s). kanalis servikalis dipenuhi oleh mukus yang kental disebut operkulum. Selama kehamilan operkulum menghambat masuknya bakteri ke uterus, yang mengalir selama persalinan, yang disebut “Blody show” yang menandakan bahwa kanalis terbuka untuk lewatkan bayi.
       Serviks nulipara (wanita yang belum pernah mengalami kehamilan) terlihat bulat dan halus serta menonjol ke arah vagina. Proses kelahiran meregangkan serviks dan hampir selalu menyebabkan laserasi serviks. Setelahnya, bentuk serviks menjadi oval. Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah. Sebelum masa kehamilan teraba seperti ujung hidung : pada awal masa kehamilan teraba seperti ujung daun telinga, dan pada keadaan term teraba seperti bibir.
Uterus
       Pada sata tidak hamil uterus 70 gram dan volume 10 ml. perubahan yang amat jelas pada anatomu maternal adalah perbesaran uterus untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh dari kecil, organ yang hampir padat menjadi berdinding tebal, kantung muskular yang mengandung janin, placenta dan sekitar 1000 ml air ketuban. Beratnya meningkat 20 kali dan kapasitasnya  meningkat 500 kali. Peningkatan ukuran ini disebabkan oleh pertumbuhan serabut-serabut otot dan jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf, peregangan dan hipertrofiotot.
       Pertumbuhan jaringan uteruis pada awal masa kehamilan disebabkan oleh estrogen yang merangsang serabut otot dan bukan karena terdapatnya pertumbuhan embrio dalam rongga uterus.
       Uterus dalam keadaan tidak hamil teraba seperti pear hijau yang halus. Kehamilan menyebabkan mudahnya teraba, sehingga pada minggu ke-8 pemeriksa dapat merasakannya dengan palpasi. Hal ini disebut Hegar’s pada kehamilan.
Sebagaimana uterus membesar bersama pertumbuhan janin, uterus bertahan ditempatnya oleh ligamen, teutama ligamen uterosacralis, menghubungkan uterus ke osacralis, dan ligmen round, memanjang dari uterus melewati kanalis linguinalis ke labia majora.
Vagina
       Sampai minggu ke-8, meningkatnya vaskularisasi pada vagina menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda chadwijk’s. corak yang berwarna keunguan yang dapat terlihat oleh pemeriksa. Dalam merespons terdapat stimulasi hormonal, sekresi sel-sel vagina mengikat secara berarti. Sekresi tersebut berwarna putih dan bersifat sangat asam, dikenal isltilah “putih” atau leukorrhea. Sekresi vagina merupakan media yang menyuburkan basilus Doderlein’s. Besilus ini merupakan garis pertahanan terhadap candida albicand, patogen yang tumbuh dalam media alkali.
       Sebagai mana kehamilan mengalami kemajuan, meningkatnya kongesti vaskular organ vagina dan pelvik menyebabkan peningkatan sensitifitas yang sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah pada tingginya derajat rangsangan seksual, terutama antara bulan ke-4 dan ke-7 masa kehamilan.
Sistem Integumen
Payudara
       Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah rasa kesemutan nyeri tekan payudaranya yang secara bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menjadi menjadi lebih menonjol dan keras dan pada awal kehamilan keluar cairan jernih. Kolostrum Area berpigmen disekitar putting areola, tumbuh lebih gelap dan kelenjar-kelenjar Montgomery menonjol keluar.
       Bila payudara tidak disokong dengan tepat selama kehamilan, berat yang meningkat akan menyebabkan rasa tidak aman. Takut akan bentuknya menjadi “menurun” tidak harus terjadi selama masa kehamilan payudara telah disokong dengan baik menggunakan kutang. Sering dibersihkan menjaga penumpukan kolustrum. Menyikat dengan handuk kering yang kasar dapat membantu untuk menyiapkan putting dalam pemberian ASI
Kulit
       Striage Gravidarum. Sebagaimana janin tumbuh, uterus membesar, menonjol keluar. Hal ini disebabkan tonjolan dan kemudian membusung. Serabut-serabut elastik cara lapisan kulit terdalam terpisah dan putus karena regangan. Tanda regangan yang dibentuk disebut striae gravidarum. Terlihat pada abdomen dan bokong terjadi pada 50% wanita hamil dan menghilang menjadi bayangan yang lebih terang setelah melahirkan. Wanita mungkin mengalami pruitus (rasa gatal) sebagai akibat regangan tersebut. Penyembuhan sementara dapat dicapai dengan memakai lotion yang agak hangat.
       Pigmentasi. Pengumpulan pigmen sementara mungkin terlihat pada bagian tubuh tertentu tergantung pada warna kulit yang dimiliki. Linea nigra garis gelap mengikuti midine abdomen. Cholasma atau topeng kehamilan terlihat seperti bintik-bintik hitam pada wajah. Areola sekitar putting membesar dan warnanya menjadi lebih gelap. Semua area yang mengalami peningkatan pigmentasi atau menghilang setelah melahirkan.
Perspirasi dan Sekresi Kelenjar Lemak. Baik kelenjar sebasea atau keringat menjadi lebih aktif selama masa kehamilan. Sebagai akibatnya wanita hamil mungkin mengalami gangguan bau badan, banyak mengeluarkan keringat yang membasahi pakaiannya dan berminyak, sulit untuk merapikan rambutnya. Mandi dan keramas secara teratur dan menggunakan deodoran akan sangat membantu efek samping yang tidak menyenangkan ini.
Sistem Endokrin
Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang mempengaruhi seluruh tubuh. Selama masa kehamilan banyak perubahan terjadi pada kelenjar ini.
Ovarium dan Placenta
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita tidak hamil. Pada sata konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpusluteu tempat ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan progesteron. Segera setelah placenta juga membentuk steroit dan tiga jenis sumber utama kedua hormon tersebut. Placenta juga membentuk steoit dan tiga jenis hormon lainnya : Human Chorionic Gonadotrium (HCG), Human Placenta Lactogen (hPL), juga disebut Human Chorionic Soamtomammotropin (hCS) dan Human Chorionik Thyrotropin (hCT).
Kelenjar Tiroid
       Selama masa kehamilan, basal metabolis rate (BMR) meningkat 20% dan kelenjar tiroid membesar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap sama (tiroksin). Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar dan meningkatnya mketabolik rate disebabkan karena oksigen yang digunakan lebih banyak.
Kelenjar Paratiroid
       Kelenjar Paratiroid ukurannya meningkat selama masa kehamilan, terutama selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketiga kebutuhan kalsium janin. Hormon paratiroid penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah tanpa metabolisme tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu.
Pankreas
Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut Pulau langerhans, yang terjadi diseluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian karena keterbatasan penyimpangan glikogen wanita sehat yang hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak sehingga beberapa dari mereka mengeluarkan ke dalam urine. Bagi ibu yang diabetes, kehamilan merupakan hal yang riskan dan membutuhkan pengawasan medis yang berkelanjutan.
Kelenjar Pituitari
Lobus anterior kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran selama kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik tetapi dengan jumlah yang sedikit berbeda. Fallicle-stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic gonadotrium (hCG) yang dihasilkan oleh plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropik meningkat, menyebabkan peningkatan pigmentasi putting susu, wajah dan abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah persalinan selama menyusui.
Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin ole lobus posterior meningkat dalam menyipakan peranannya menstimulasi kontraksi otot uterus dalam proses persalinan.
Sistem Kardio Vaskuler
       Sebagaimana kehamilan berlanjut, volume darah meningkat bertahap sampai mencapai 30% sampai 50% di atas tingkat keadaan tidak hamil. Estrogen menstimulasi adrenal untuk mensekresi aldosteron, menyebabkan retensi garam dan air. Hal ini mengarah pada peningkatan volume darah dan edema jaringan. Namun demikian, tekanan darah relatif mengalami perubahan. Peningkatan dan signifikan menandakan preetklamsia.
       Bertanya uterus menekan vena-vena besar yang mengaliri pelfik dan ekstremitas bawah. Vena varikose terjadi pada 16% sampai 33% wanita hamil. Tekanan uteris pada vena kava yang terjadi ketika wanita hamil berbaring dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang berarti, disebut hypotensive syndrome, menyebabkan pucat sementara, pening dan klamines.
       Sel-sel darah merah meningkat samapi 335 dan hemoglobin sampai 15% tetapi karena meningkatnya volume plasma menyebabkan hemodilusi, terjadi psedoanemia – sehingga disebut anemis fisiologis kehamilan. Tingkat plasma fibrogen meningkat sampai 40% atau lebih dan waktu pembekuan tetap sama seperti tingkat pada sebelum kehamilan. Sebagai akibatnya, lebih mudah terjadi pembekuan darah. Karenanya, pasangan dengan statis venosa, menyebbakan secara khusus akan mengalami trombosis vena.
Sistem Muskoloskeletal
Gigi, Tulang dan Persendian
       Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga lebih banyak kalsium dan fosfor. Dengan didit yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik. Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak kalsium gigi telah dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada sata hamil membantu aktivitas penghancuran bakteri email yang menyebabkan karies.
       Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen. Untuk mengkonpenmsasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih teratur, dapat mebnyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita. Pengguinaan bantal untuk penyokong punggung mungkin dianjurkan untuk kasus ini.
Otot
       Kram otot-otot dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot atau postur yang tidak seimbang. Kram biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setalah tubuh istirahat. Sedikit gerakan dan penggunaan kompres hangat dapat sedikit membantu. Aktivitas sehari-hari yang sedang dan lebih banyak waktu waktu untuk istirahat dengan kaki dinaikkan merupakan cara yang pada umumnya berhasil untuk mengurangi ketidaknyamanan ini.
Sistem Pernafasan
Paru-Paru dan Pernafasan
       Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas, bentuk dan ukuran rongga dada berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil. Kapaistas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan pernafasan dan kapasitas vital tidak berubah. Volume tidal, volume ventilator per menit dan ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk dari rongga teorak berubah dan karena bernafas lebih cepat, sekitar 6% wanita hamil mengeluh sesak nafas.
Sistem Gastrointestinal
Sistem gastriotestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan. Tingginya kadar progesteron menganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung menurun. Pembesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung dan intestin.
       Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual dan muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut, penuntunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerak peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan.
       Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam selama kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitasi (pencernaan asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan ke atas dari pembesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rektum (hemoroid) dapat terjadi. Pada persalinan, rektum dan otot-otot yang memberikan sokongan sangat terengang.
Sistem Perkemihan
       Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat dan pembesaran uterus menekan kandung kemih. Faktor-faktor tersebut menyebabkan meningkatkannya berkemih. Mendekati kelahiran janin turun lebih rendah ke pelvis, lebih menekan lagi kandung kemih dan semakin meningkatnya berkemih. Walaupun gejala ini sangat tidak menyenangkan, hal ini tidak menyebabkan masalah medis yang berarti.
Peningkatan Berat Badan
       Walaupun peningkatan berat badan lebih bersifat individual, peningkatan berat badan rata-rata yang terjadi selama masa kehamilan terdapat pada Tabel di bawah ini :
B.       Tabel Komponen peningkatan berat badan maternal
Ibu
Gram
Pon
Uterus
900
1.98
Payudara
450
0.99
Darah
1.350
2.97
Jaringan
1.350
2.97
Lemak
4.050
8.91
Sub Total
8.100
17.82
Janin
3.150
6.93
Plasenta
675
1.49
Cairan amniotik
900
1.98
Sub Total
4.725
10.40
Total
12.825
28.22
Dari Guthrie, HA : Introductory nutrition, ed 6. St. Louis, 1986, The CV Mosby Co.
C.  Perubahan kardiovaskuler
Perubahan kardiovaskuler pada anak-anak dapat dilihat dari PJB ( penyakit jantung bawaan ) dapat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu :
1.      Penyakit jantung bawaan non sisnotik
a.      Defek septum atrium (ASD)
ASD adalah merupakan suatu kedaan dengan adanya hubungan ( lunbang ) abnormal pada sekat yang memisahkan Atrium kanan dan Atrium kiri.
Aliran darah pintas kin ke kanan pada tipe atrium sekundum dan tipe sinus vonusus akan menyebabkan keluhan kelemahan dan sesak napas, umunya timbul pada usia muda. Kegagalan jantung kanan serta aritmia supraventikular dapat pula terjadi pada stadium lanjut. Gejala yang sama ditemukan juga pada tipe atrium primum. Namun, apabila gurgitasi mitral berat, gejala serta keluhan akan muncul lebih berat da lebih awal. Gejala ini umumnya ditemukan pada umur 20 – 40n tahun, sebagian kecil yaitu antara 9-15% temukan pada umur yang lebih tua.
Hasil pemeriksaan fisik yang khas pada tipe ostium sekundum dan tipe sinus venosus adalah bising sistolik tipe ejeksi pada garis sternal kiri bagian atas., disertai fixed spiliting bunyi jantung II. Hal ini mengggambarkan penambahan aliran darah melalui katup pulmoner. Kadang – kadang terdapat juga bising awal diastolik pada garis sternal bagian bawah, bising menggambarkan penambahan aliran di katup trikuspid.
b.      Defek septum ventricular (VSD)
VSD adalah merupakan suatu keadaan dengan hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan Ventrikel kanan dan Ventrikel kiri.
Ø  VSD Kecil
VSD kecil tanpa aliran darah pintas dan gangguan hemodinamik yang berarti Tekanan arteri pulmonsl pada VSD kecil normal, dan memperlihatkan perbandingan aliran pulmoner engan aliran sistemik < 1,5 : 1. Sebagian besar jenis VSD akan menutup secara alamiah pada umur 3 tahun, sisnya tetap terbuka dan mudah di diagnosis. Hal ini menimbulkan adanya thrill dan bising pansistolik yang keras clan kasar di garis sternal bagian bawah. Foto rontgen dada clan EKG tetap normal pada VSD muskula, bisisng ini berakhir pada saa mid-diastolik, karena penututpan VSD pada saat mid-diastolik.
Ø  VSD Sedang
VSD sedang dengan kelainan vaskular pare obstruktif dan sianosis. Pada VSD sedang, tekanan arteri pulmonal < 112 tekanan sistemik clan aliran sirkulasi paru dibandingkan aliran sirkulasi sistemik antara 1,5 : 1 dan 2 : 1.
Jenis ini tidak sering di temukan pada orang dewasa karena sering menutup atau menjadi VSD kecil pada umur muda. Aliran darah pintas pada VSD sedang, cukup besar, sehingga bising pansistolik pada garis sternal kiri bawah sering disertai bising mid-sistolik di daerah katup ,itral dan gallop protodiastolik di daerah apeks. Foto rontgen dada menunjukkan kardiomegali dan vaskularisasi yang bertambah, sedang EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri.
Ø  VSD Besar
VSD Besar dengan stenosis pulmoner yang sulit dibedakan dengan tetralogi Fallot. Tekanan i daerah jantung identik dengan tekanan di jantung kiri aliran sirkulasi sistemik. 2: 1 pintas aliran pintas yang besar seprti ini akan mengakibatkan gagal jantung pada 2-3 bulan.
Beberapa pasien dapat hidup dewasa atau dewasa dan vaskular paru obstruktif berat, pulmoner infundibular. Aliran yang sangat minimal atau yang kadang – kadang ditemukan juga memberikan gambaran sindrom Elsen-menger.    
c.       Duktus arteria paten (PDA)
PDA adalah merupakan suatu keadaan dimana adanya pembuluh darah yang menghubungkan aorta dan arteri Pulmonal. Duktus Arterious ini normal pada saat bayi dalam kandungan. Oleh karena suatu hal, maka pembuluh darah ini tidak menutup secara sempurna setelah bayi lahir.
Pada masa janin, PDA merupakan saluran penting bagi aliran darah dari arteri pulmonal kiri ke aorta desendens, terletak distal dari percabangan arteri subliklavia kiri. PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24 jam pertama setelah kelahiran, sedangkan secara anatomik menutup dalam 4 minggu pertama. Bayi prematur lebih banyak yang menderita PDA, 15 % di antaraya baru dapat menutup dalam 3 bulan pertama. PDA yang tidak menutup daam tiga bulan pertama, tipis memungkinkannya dapat menutup dikemudian hari.
d.      Pulmonary stenosis (SP)
Defek: dengan adanya penyempitan atau obstruksi pada muara Arteri Pulmonalis. Stenosis pulmoner dapat berbentuk valvular, subvalvular (infundibular) dan supravalvular (peripheral pulmonary artery stenosis atau coarctatio). Stenosis pulmoner dapat berdiri sendiri, tetapi lebih sering melupakan bagian sindrom lain, seperti tetralogi Fallot, VSD, dan transporsisi pembuluh darah besar (TPB). Yang akan di bicarakan disini adalah SP valvular dengan septum interventicular normal.
Ketiga jenis stenosis pulmoner tersebut tersebut akan muncul dengan bising sistolik didaerah garis sternal kiri atas. Bunyi jantung II terdengar seperti melebar terutama di daerah pinggir sternum, obstruksi semakin berat. Bising sistolik kasar di interkostal II kiri. Keluhan yangterjadi biasanya menimbulkan: cepat lelah dispnea, angina, sinkop, dan disfunsi serebral. Gangguan Hemodinamik: oleh karena adanya obstruksi, maka aliraqn darah ke paru – paru berkurang, dan lama – kelamaan akan terjadi hipertrofi ventrikel kanan.
e.       Koarsiko aorta (CA)
Koarksio aorta adalah merupakan suatu defek penyempitan setempat dari katup aorta. Bisa preduktal, juxta-duktus atau post –duktus.
Hipertensi akan mengakibatkan sistem kolateral bertambah. Arten  aksilaris kanan melalui arteri mamaria interna. Skapular dan interkostal. Anomali yang sering di temukan ialah aorta bikuspid dengan segala akibatnya.
Pada bayi, tanda yang nampak adalah gejala gagal jantung kanan/kiri karena ventrikel kanan berfungsi sebagai ventrikel sistemik yang memompa darah ke aorta distal melalui PDA. Bising sistolik mungkin ada atau mungkin tidak. EKG pada bayi mungkin menunjukkan RVH, mungkin terjadi binventrikular hipertrofi. Kram otot bisa terjadi akibat peningkatan aktifitas dari jaringan yang tidak teroksi-genasi . anak mengalami pening, sakit kepala , pingsan dan mimisan akibat dari hipertensi. Pada usia dewasa gel T terbalik pada prekardial kiri atau LAD. Biasanya muncul sebagai hipertensi mulai usia muda, tanpa gagal jantung.
Diagnosis dapat ditegakkan apabila ditemukan nadi fernoral yang lemah dan kecil. Tekanan darah sistolik di daeraqh fernoral lebih lemah daripada tekanan darah di lengan. Foto rontgen dada biasanya normal, tetapi dapat di temukan iregularitas dan notching, pada bats inferior atau iga belakang. EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri. Hasil pemeriksaan kateterisasi dan angiograll dapat menyakinkan adanya penyempitan pembuluh darah.  
2.      Penyakit jantung bawaaan sisnotik
Tetralogi fallot
Merupakan 4 kumpulan dari efek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta dan hipertrofi ventrikel kanan. Pada bayi – bayi (episode sianotik dan hipoksia sering disebut ”Blue Spell” ) spell terjadi bila kebutuhan oksigen otak melebihi suplainya. Episode ini biasanya terjadi bila bayi menangis lama, setelah makan mengedan. Bayi – bayi ini lebih menyukai posisi knee chest dari pada posisi tegak.
Anak – anak tampak sianotis di bibir dan kuku – kuku, keterlambatan tumbuh kembang, bentuk jari tubuh, tubuh sering dalam posisi jongkok untuk mengurangi hipoksi. Pingsan atau keterbelakangan mental bisa terjadi akibat hipoksi kronik pada otak. Kejang dapat terjadi setelah melakukan aktifitas. EKG memperlihatkan hipertrofi ventrikel kanan.
Tindakan operasi dianjurkan untuk semua klien tetralogi fallot. Kateterisasi dan angiografi dibutuhkan untuk konfirmasi diagnosis, tetapi tertama untuk mengevaluasi struktur anatomik intrakardiak dan hubungannya dengan pembuluh jantung besar.
D.  Perubahan respiratory
Perubahan respiratori pada anak-anak telah dimulai sejak bayi lagi. Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
1.        Perubahan sistem pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a.       Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b.      Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1)   Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2)   Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3)   Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4)   Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c.       Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1)   Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2)   Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
d.      Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e.       Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
2.        Perubahan pada sistem peredaran darah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a.    Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b.    Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1)   Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2)   Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
      
Daftar Pustaka

Ngastiyah, 1997. Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar